BITUNG (29 Agustus 2024) - Plt. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengajak nelayan Indonesia bertransformasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan keamanan dan kesejahteraan. BMKG sendiri memiliki sistem informasi bernama Indonesian Weather Information for Shipping (INA-WIS) dan aplikasi InfoBMKG sebagai acuan dalam melaut dan menangkap ikan.
Sebagai informasi, Indonesian Weather Information for Shipping (INA-WIS) adalah sistem informasi cuaca maritim interaktif dan dapat dimanfaatkan oleh nelayan dan pengguna transportasi laut. Menurut Dwikorita, cuaca ekstrem yang terjadi beberapa tahun belakangan ini menjadikan kondisi cuaca gampang berubah dan sulit ditebak dengan hanya mengandalkan tanda-tanda alam.
"Kondisi cuaca sedikit banyaknya akan memberikan pengaruh terhadap hasil tangkapan ikan dari para nelayan, apalagi kondisi cuaca ektrim yang berpotensi membahayakan keselamatan nelayan yang tengah melaut," ungkap Dwikorita saat membuka Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) di Kota Bitung, Sulawesi Utara, Kamis (29/9/2024).
Menurut Dwikorita, pemanfaatan aplikasi cuaca merupakan bagian dari perwujudan "Early Warning, Early Action" guna semakin meminimalisir risiko kecelakaan laut yang dialami nelayan akibat kondisi cuaca yang tidak menentu. Konsep "Early Warning, Early Action", lanjut dia, memiliki arti peringatan dini dengan lebih dini bertindak dalam mitigasi terkait bencana akibat cuaca, iklim dan kondisi air yang kini cenderung ekstrem.
Dwikorita mengatakan, kondisi cuaca bagi nelayan tangkap maupun budidaya sangat penting untuk mendukung kegiatan nelayan agar dapat melaut dengan aman dan tenang. Melalui aplikasi yang didesign untuk mengetahui berbagai informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika tersebut, nelayan dapat memutuskan apakah akan melaut atau tidak. Termasuk, mempersiapkan kebutuhan apa saja ketika melaut untuk mengantisipasi perubahan cuaca.
"Informasi yang dihadirkan cukup lengkap. Mulai dari prakiraan cuaca tiga harian, tujuh harian termasuk perkiraan angin, arah kecepatannya, perkiraan arus, gelombang tinggi atau tidaknya, kondisi aktual hujan atau tidak. Selain itu, di INA-WIS, memungkinkan untuk mengetahui informasi maritim selama sepuluh hari ke depan dan daerah tangkapan ikan," ujarnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi Guswanto menegaskan bahwa SLCN adalah upaya BMKG untuk meningkatkan pemahaman tentang informasi cuaca guna meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan nelayan. Aplikasi besutan BMKG, kata dia,merupakan presentasi produk analitik pemodelan dan peramalan yang dilakukan dengan menggunakan AI, data besar, diverifikasi oleh data radar, sehingga info yang dikeluarkan cukup akurat dan dapat membantu nelayan untuk memutuskan di mana dan kapan mereka harus pergi ke laut untuk menangkap ikan dengan memahami informasi yang disediakan di aplikasi seluler.
"SLCN ini merupakan suatu bentuk kegiatan penyampaian informasi Meteorologi Maritim dari BMKG di daerah kepada Nelayan Perikanan Tangkap dan Budidaya melalui stakeholder terkait, Penyuluh Perikanan dan Ketua Kelompok Nelayan yang membutuhkan informasi cuaca maritim untuk perikanan dan kelautan," paparnya.
Senada, Kepala Pusat Meteorologi Maritim Eko Prasetyo mengatakan lewat SLCN yang digelar rutin BMKG, pengetahuan dan pemahaman para nelayan dan penyuluh perikanan terkait informasi iklim dan pemanfaatannya dapat semakin meningkat sehingga dapat mendukung kegiatan pemerintah dalam hal ketahanan pangan serta visi Indonesia Emas 2045 dalam pembangunan di bidang maritim/kelautan. (*)