Magnet Bumi
Grafik aktivitas kemagnetan bumi di berbagai wilayah Indonesia selama 7 hari terakhir (near-realtime)
Indeks-Kemagnetan Bumi di Wilayah Indonesia Bagian Selatan (Lintang Selatan)
Nilai Indeks-A ini memberikan kriteria gangguan magnet yang hampir sama untuk wilayah yang berada di sekitar garis lintang observatorium magnet Jayapura (-2,51º LS), misalnya Fak-Fak (-2.8º LS), P. Seram (-2.8º LS),Masamba (-2,56º LS), Sampit (-2,53º LS), Palangkaraya (-2,22º LS), P. Belitung (-2,8º LS), P. Pagai Utara (-2,6º LS) dst.
Nilai Indeks-A ini memberikan kriteria gangguan magnet yang hampir sama untuk wilayah yang berada di sekitar garis lintang observatorium magnet Serang (-6,12º LS), misalnya Tangerang (-6,171º LS), Anyer (-6,187º LS), Karawang Barat (-6,169º LS), dst.
Indeks-Kemagnetan Bumi di Wilayah Indonesia Bagian Utara (Lintang Utara)
Nilai Indeks-A ini memberikan kriteria gangguan magnet yang hampir sama untuk wilayah yang berada di sekitar garis lintang observatorium magnet Manado (1,29º LU), misalnya Tapanuli Utara (1,165º LU), Bengkalis (1,36º LU), Kutai (1,4º LU), Maluku Utara (1,4º LU), dst.
Nilai Indeks-A ini memberikan kriteria gangguan magnet yang hampir sama untuk wilayah yang berada di sekitar garis lintang observatorium magnet Tuntungan (3,5º LU) , misalnya Tapaktuan (3,27º LU), Pulau Tarakan (3,36º LU), Pulau Sangihe (3,5º LU), Kota Binjai (3,6º LU), dst.
Keterangan:
- Indeks-K adalah sebuah indeks (tidak bersatuan) berupa skala kuasi logaritmik (dengan rentang skala dari 0 hingga 9) untuk setiap periode 3 jam-an dari aktivitas magnet bumi relatif terhadap kurva hari tenang (solar reguler) yang dikalkulasikan berdasarkan data satu (1) observatorium magnet (single station) saja (lokal/tunggal). Nilai 0 berarti gangguan magnetnya hampir tidak ada, sedangkan nilai 9 berarti gangguan magnetnya mencapai maksimum. Semakin dekat stasiun magnet dengan garis lintang equator 0°, maka pengaruh badai magnet terhadap daerah di stasiun tersebut akan semakin lemah, sebaliknya semakin jauh stasiun magnet terhadap garis lintang equator 0°(dekat dengan kutub), maka pengaruh badai magnet yang dirasakan di daerah stasiun tersebut akan semakin besar. Indeks-K di BMKG di kalkulasikan menggunakan salah satu dari empat (4) metode IAGA (International Association of Geomagnetism and Aeronomy), yakni metode FMI (Finnish Meteorological Institute).
Ketika terjadi gangguan magnet besar, pola atau perilaku gangguan magnet yang terlihat pada grafik Indeks-K di wilayah Indonesia ini dapat dibandingkan dengan pola atau perilaku gangguan magnet dari Indeks-Kp yang dihasilkan oleh German Research Centre for Geosciences (GFZ-Potsdam) di Jerman atau Indeks-Kp yang dihasilkan oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). - Indeks-Kp adalah nilai rataan Indeks-K dari data 13 observatorium magnet khusus di daerah lintang tinggi (sub auroral) dengan skala 1/3 dari Indeks-K dan memiliki total 28 nilai.
- Indeks-A adalah rata-rata aritmatika dari delapan nilai Indeks-a harian dengan satuan nanotesla / gamma. Nilai Indeks A harian ini digunakan untuk menentukan kriteria aktivitas geomagnet harian.
- Indeks-a adalah nilai amplitudo dengan satuan nanotesla / gamma yang disesuaikan dengan garis lintang dan ekuivalen dengan estimasi nilai Indeks-K.
Tabel konversi Indeks-K menjadi Indeks-a dan Indeks-A. Indeks-A menentukan kriteria magnet harian (dimodifikasi dari: Ian Poole, 2002; internet)