Beberapa hari terakhir ini kenyamanan masyarakat dalam aktivitas sehari-hari di wilayah pesisir barat Aceh sempat terganggu dengan munculnya kabut asap karena adanya kebakaran lahan. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan pihak pemda terkait denga kegiatan antisipasi kabut asap, maka BMKG telah melakukan analisa awal terhadap perkembangan titik panas (hotspot) dan pergerakan kabut asap yang terdeteksi oleh Satelit cuaca seperti Terra, Aqua, dan Himawari 8.
Berdasarkan pengamatan Satelit Aqua dan Terra, jumlah titik panas (hotspot) dengan tingkat kepercayaan tinggi (81-100%) di wilayah Propinsi Aceh yang terdeteksi selama 6 hari terakhir mengalami peningkatan dengan jumlah terbanyak pada tanggal 24 Juli 2017 dengan jumlah 7 titik panas. Sebaran titik panas yang terpantau dari satelit Terra dan Aqua lebih banyak terkonsentrasi di wilayah pesisir Barat provinsi Aceh seperti kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Nagan Raya, dan Kabupaten Aceh Jaya).
Untuk prospek kedepan terhadap kemunculan titik panas (hotspot) dan kabut asap masih perlu diwaspadai, karena berdasarkan peta potensi kemudahan kebakaran yang ditinjau dari unsur cuaca masih menunjukkan sangat mudah terjadi kebakaran. Walaupun begitu, kondisi cuaca tidak akan menyebabkan terjadinya kebakaran lahan/hutan, jika tidak ada faktor manusia yang melakukan pembakaran.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka BMKG menghimbau agar masyarakat tetap waspada namun tidak perlu terlalu cemas dan dihimbau untuk selalu mengikuti informasi terbaru BMKG kepada masyarakat. Selain itu, BMKG juga akan menginfokan perkembangan terbaru kepada instansi terkait untuk mengatasi kemunculan asap akibat kebakaran lahan maupun hutan.
Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG membuka layanan informasi cuaca 24 jam dapat menghubungi melalui :
Jakarta, 25 Juli 2017
Deputi Bidang Meteorologi
DR. Yunus S. Swarinoto, M.Si.