Jakarta, 28 Oktober 2023 - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menjadi narasumber dalam acara Live Webinar yang bertajuk "Kapan Musim Hujan Datang?". Dalam acara tersebut, Dwikorita memberikan wawasan mendalam mengenai perubahan pola cuaca yang perlu diantisipasi dan dampaknya pada awal musim hujan dan kondisi cuaca di wilayah Indonesia.
"Awal musim kemarau di Indonesia diprediksi terjadi lebih awal dari normalnya, terutama pada bulan April hingga Juni 2023. Hasil prediksi ini didasarkan pada analisis yang telah kami lakukan. Sebanyak 37,5% wilayah zona musim (ZOM) di Indonesia mengalami awal musim kemarau yang lebih awal dari perkiraan normal, sejalan dengan prediksi yang telah kami sampaikan pada Maret 2023," jelasnya.
BMKG menggarisbawahi prediksi awal musim kemarau relatif akurat. Meskipun demikian, masih ada zona yang belum mengalami musim kemarau, termasuk di Papua bagian utara, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, dan sebagian Sumatera. Faktor-faktor seperti El Nino yang aktif, IOD positif dan pengendali iklim lainnya memiliki peran sentral dalam membentuk situasi iklim di Indonesia.
"El Nino yang kami pantau sejak awal tahun 2023, memiliki potensi untuk menghasilkan iklim kering, terutama setelah Juni-Juli-Agustus 2023, dengan durasi yang relatif pendek, sekitar 5-7 bulan," ungkapnya.
Dwikorita menyoroti variasi dalam awal musim hujan di Indonesia, yang dapat dilihat berdasarkan data historis sebagai pembanding pada tahun 1991-2020. Hingga pertengahan Oktober 2023, beberapa zona musim telah memasuki musim hujan, termasuk sebagian besar Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, serta beberapa wilayah lainnya.
Prediksi awal musim hujan 2023/2024 menunjukkan bahwa musim hujan diperkirakan akan dimulai pada November hingga Desember 2023, dengan puncaknya pada Januari dan Februari 2024 sebanyak 385 ZOM. Sebagai rekomendasi untuk menghadapi Musim Hujan 2023/2024, BMKG menghimbau pemerintah daerah, instansi terkait, dan masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan bencana hidrometeorologis. BMKG memberikan gambaran lengkap tentang perubahan cuaca dan iklim di Indonesia dan menekankan pentingnya persiapan dan mitigasi bencana dalam menghadapi perubahan cuaca yang dinamis.
"Penting untuk mengedukasi masyarakat tentang cara menghadapi risiko bencana dan menggunakan informasi ini sebagai panduan dalam menyusun rencana aksi dini guna mengurangi kerugian yang mungkin terjadi akibat bencana hidrometeorologis," pungkas Dwikorita.