Jakarta - Senin (17/6), Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) melalui Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Colombo Plan kembali menyelenggarakan pelatihan internasional dalam rangka Kerja Sama Teknik Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) bertajuk "Training of Trainers on Climate Field School" pada 16 - 23 Juni 2019 di Grand Mercure Harmoni, Jakarta dan Pusdiklat BMKG di Bogor.
Pelatihan internasional ini dihadiri oleh 19 peserta dari negara-negara anggota Colombo Plan, yaitu Bangladesh, Indonesia, Laos, Myanmar, Nepal, Papua Nugini, dan Sri Lanka. Pelatihan dibuka oleh Dr. Ir. Gogor Oko Nurharyoko, Staf Ahli Bidang Politik, Pertahanan, dan Keamanan, Kemensetneg; Drs. Herizal, Deputi Bidang Klimatologi, BMKG; dan Phan Kieu Thu selaku Sekretaris Jenderal Colombo Plan.
Dalam sambutannya, Herizal mengatakan bahwa Climate Field School (CFS) atau Sekolah Lapang Iklim (SLI) dirancang sebagai responsive farming dimana petani dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan tentang pengaruh perubahan iklim terhadap semua kegiatan pertanian. "CFS ini bertujuan membantu petani dalam merencanakan kegiatan pertanian untuk meningkatkan produktivitas", lanjut Herizal.
Herizal juga menuturkan bahwa kegiatan ini telah dilaksanakan oleh BMKG bekerja sama dengan Kementerian Pertanian sejak tahun 2011. Kegiatan ini, tambah Herizal, sangat penting karena informasi iklim / cuaca bersifat teknis dan sulit untuk dipahami oleh petani. Sehingga, penyuluh pertanian yang telah dilatih di CFS / SLI ini dapat menyampaikan informasi dengan Bahasa yang mudah dipahami oleh petani.
"Keberhasilan kegiatan CFS / SLI di Indonesia telah dijadikan sebagai percontohan dan telah dilaksanakan Training of Trainers untuk negara - negara Asia Pasifik, Timor Leste, dan Pakistan", tutup Herizal.
Sementara, Sekjen Colombo Plan Phan Kieu Thu mengatakan bahwa Indonesia telah menjadi pemain penting dalam skema KSST. "Pelatihan kali ini merupakan bentuk nyata partisipasi aktif pemerintah Indonesia dalam mendukung Colombo Plan sejak menjadi anggota pada 1953," tambahnya.
Sejalan dengan Plan Phan Kieu Thu, Gogor menuturkan bahwa pelatihan ini merupakan perwujudan komitmen Pemerintah Indonesia menyusuli Consultative Committee Meeting ke-46 yang dilaksanakan di Vietnam pada Oktober 2018.
"Pelatihan di Indonesia merupakan pilihan tepat mengingat isu perubahan iklim dan pertanian bukanlah hal baru dalam kehidupan pertanian di Indonesia,"tutup Gogor.
Melalui KSST, BMKG dan Kemensetneg mengharapkan terciptanya solidaritas antarnegara berkembang sekaligus menguatkan kemitraan strategis dengan negara-negara sahabat dalam rangka menuju kemandirian bersama dan mempercepat pembangunan yang dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah-masalah global. KSST juga menjadi kesempatan yang baik bagi Indonesia untuk belajar dari pengalaman pembangunan bangsa lain.