Mahasiswa Universitas Indonesia Pelajari Mitigasi Bencana Cuaca, Gempa, dan Iklim di BMKG

  • Judith Marris
  • 13 Sep 2024
Mahasiswa Universitas Indonesia Pelajari Mitigasi Bencana Cuaca, Gempa, dan Iklim di BMKG

Jakarta, 12 September 2024 - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerima kunjungan dari 60 Mahasiswa dan 1 Dosen Program Studi Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkaya wawasan mahasiswa tentang sistem peringatan dini bencana, pengelolaan ancaman gempa dan tsunami, serta pengolahan data cuaca real-time untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana terkait cuaca, gempa bumi dan tsunami serta perubahan iklim.

Selanjutnya pemaparan materi "Meteorological Early Warning System" oleh PMG Muda dari Pusat Meteorologi Publik, Hifdiyawan menjelaskan berbagai produk informasi cuaca publik yang dikelola oleh BMKG, jam operasional tim meteorologi, serta proses pengolahan data yang dilakukan hingga menghasilkan informasi cuaca yang akurat untuk masyarakat di Ruang Media Center.

Setelah sesi pemaparan, kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke ruang Ina-TEWS (Indonesia Tsunami Early Warning System), dimana mahasiswa mendapat penjelasan langsung mengenai sistem pemantauan dan peringatan dini tsunami, yang berperan penting dalam mitigasi bencana di Indonesia.

"Pusat Ina-TEWS ada di Jakarta. Ina-TEWS dibantu oleh 10 pusat gempa bumi regional yang tersebar di seluruh Indonesia mulai dari Medan, Padang, Yogyakarta, Ciputat, Makassar, Manado, Kupang, Ambon, Denpasar, dan Jayapura. Dibantu juga oleh 33 Stasiun UPT Geofisika di daerah seluruh Provinsi Indonesia," ujar Petugas InaTEWS, Bagus Adi Wibowo.

Kemudian rombongan menuju Ruang Climate Early Warning System (CEWS). Di ruangan ini, PMG Muda Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan, Mugni Hadi Hariadi menjelaskan bahwa CEWS memproduksi berbagai data iklim jangka panjang yang berperan penting untuk sektor-sektor vital. Produk tersebut mencakup prakiraan hujan bulanan, prakiraan awal musim, dan peringatan dini terkait iklim ekstrem.

"Prakiraan ini berperan penting dalam membantu perencanaan sektor pertanian, sektor energi, dan kesehatan, serta memantau emisi gas rumah kaca dan kualitas udara," ujar Mugni, menekankan pentingnya data iklim untuk mendukung ketahanan lingkungan dan kesiapsiagaan bencana.