Yogyakarta - Kepala BMKG, Prof. Dwikorita Karnawati bersama dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X meninjau lokasi pengungsian akibat bencana banjir di Kulon Progo, Sabtu (02/12/2017).
Kunjungan pertama di Balai Desa Panjatan Kulon Progo. Gubernur DIY dan Kepala BMKG disambut oleh Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo yang didampingi Ketua DPRD Kulon Progo, Kapolres Kulon Progo dan segenap Forkompinda Kulon Progo. Pada kesempatan tersebut, Gubernur DIY dan Kepala BMKG meninjau lokasi pengungsi bencana kemudian mendengarkan paparan dari Bupati Kulon Progo tentang bencana longsor dan banjir yang melanda Kabupaten Kulon Progo. Dalam paparannya, Bupati Kulon Progo menyampaikan penanganan bencana banjir, tanah longsor dan cuaca ekstrim di Kulon Progo. Langkah yang telah dilakukan diantaranya evakuasi dengan menempatkan korban terdampak banjir di pengungsian layak dilengkapi pangan, sandang dan papan. Sedangkan untuk korban tanah longsor juga telah dilakukan evakuasi warga serta korban yang tertimbun longsor yang kebanyakan terjadi di daerah utara Kulon Progo. Sementara ini untuk daerah Panjatan, bencana banjir disebabkan oleh jebolnya tanggul Kaligawe Krembangan Panjatan.
Gubernur DIY meningkatkan status kebencanaan dari siaga menjadi tanggap darurat, berdasarkan perkembangan situasi yang terjadi saat ini. Peningkatan status ini untuk memudahkan Pemerintah Kota/Kabupaten dalam memberikan bantuan kepada warga yang menjadi korban bencana. Peningkatan status tanggap bencana banjir, longsor, dan angin kencang ini merujuk pada informasi yang disampaikan oleh Kepala BMKG bahwa diperkirakan puncak musim hujan baru terjadi Januari dan Februari 2018.
Lebih jauh lagi Kepala BMKG berkesempatan menyampaikan kepada warga di tempat pengungsian untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap peningkatan curah dan intensitas hujan seperti yang terjadi di Yogyakarta beberapa waktu lalu, situasi seperti itu mungkin bisa terulang lagi. Adapun prediksi puncak hujan berdasarkan pengamatan data satelit dan radar BMKG yang tersebar di wilayah Indonesia. Dari data-data yang dihimpun itulah, BMKG dapat memprediksi puncak musim hujan di wilayah Indonesia. Beberapa hari lalu BMKG sempat memberi peringatan dini adanya siklon tropis Cempaka dan bibit siklon Dahlia yang mengakibatkan hujan ekstrim sehingga menimbulkan banjir dan longsor. Meski demikian, Kepala BMKG meminta warga agar tidak panik dengan adanya informasi tersebut. Peringatan dini itu menjadi petunjuk bagi pemerintah daerah untuk melakukan mitigasi bencana. Hal senada juga dikatakan Gubernur DIY yang meminta warga lebih siap dalam menghadapi curah hujan dengan intensitas lebih tinggi.
Lebih lanjut lagi, Gubernur menyampaikan kepada masyarakat untuk gotong royong melakukan gerakan bersih rumah dan lingkungan pasca banjir dan tanah longsor, yang dimulai dari rumah warga dan lingkungan sekitar tempat tinggal masing-masing.
Kepala BMKG beserta rombongan Gubernur DIY melanjutkan peninjauan pengungsian ke Puskesmas Panjatan dan melaksanakan pengecekan ke lokasi yang terkena banjir di Krembangan.
Ikut serta dalam pertemuan tersebut dari BMKG, Kepala Stasiun Geofisika Yogyakarta, Dr. I nyoman Sukanta dan Kepala Stasiun Klimatologi Mlati, Agus Sudaryatno.