Jakarta - Selasa (27/3), Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG bersama dengan stake holder telah menghasilkan beberapa poin rekomendasi terkait kebutuhan informasi iklim pada sektor kesehatan dan energi terbarukan. Stake Holder yang hadir pada acara tersebut, yakni: Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral - ESDM, Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta, Puslitbang Kementrian Kesehatan, Institut Teknologi Bandung (ITB), Puslitbang BMKG, dan Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG).
Pada sektor kesehatan diharapkan adanya pembangunan model iklim deteksi dini outbreak Demam Berdarah Dengue (DBD) yang melibatkan Puslitbang BMKG, ITB serta Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta yang targetnya pada bulan Agustus 2018 akan dilakukan simulasi operasionalnya. Sedangkan pada sektor energi terbarukan dari hasil diskusi terungkap perlunya penambahan lebih banyak instrumen pengamatan radiasi yang selain berguna sebagai informasi potensi energi juga menjadi acuan validasi data model yang digunakan.
Rekomendasi tersebut dihasilkan dalam acara "Seminar ilmiah Informasi Iklim untuk sektor Kesehatan dan Energi Terbarukan" yang diselenggarakan di Gedung Serbaguna - BMKG Pusat dalam rangka memperingati Hari Meteorologi Dunia ke-68. Acara dibuka oleh Deputi Bidang Klimatologi-BMKG, Drs. Herizal, M.Si. yang dalam sambutannya menekankan perlunya pengembangan produk, model dan informasi iklim untuk sektor kesehatan dan energi terbarukan.
Acara beranjut dengan paparan narasumber oleh Guswanto, M.Si, selaku Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan, Dr. Nuning Nuraini, S.Si, M.Si, Institut Teknologi Bandung, dan Dian Galuh Cendrawati, M.Sc. dari Kementrian ESDM. Paparan yang disampaikan para narasumber dilanjutkan dengan diskusi yang dimoderatori oleh Dr. Ardhasena Sopaheluwakan dari Puslitbang BMKG.