Jakarta- Menjelang usianya yang ke 10 tahun pada Tahun 2018 nanti, Sistim Peringatan Dini Tsunami Indonesia (InaTEWS) dituntut untuk melakukan peningkatan kesiapsiagaan dalam memberikan peringatan dini tsunami pada masyarakat. Saat ini InaTEWS makin menghadapi tantangan yang kian komplek. Masyarakat semakin kritis yang mengakibatkan adaya tuntutan informasi yang tidak hanya cepat namun juga akurat.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Kedeputian Geofisika menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan Tema InaTEWS: Prestasi, Hambatan, dan Tantangan yang diselenggarakan hari ini (28/12) di Gedung Serbaguna BMKG. Kegiatan ini dimaksudkan untuk merumuskan langkah-langkah kongkrit guna melakukan lompatan menuju kemajuan InaTEWS yang diharapkan masyarakat, bersama dengan para pakar seismologi, tsunami, instrumentasi dan sosiologi. FGD ini juga merupakan tindaklanjut dari terjadinya Gempabumi Tasikmalaya pada 15 Desember 2017.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala BMKG Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D, yang didampingi oleh Deputi Bidang Geofisika, Dr. Ir. Muhamad Sadly, M.Eng dan Deputi Inskalrekjarkom, Drs. Untung Merdijanto, M.Si. Turut diundang hadir Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng serta narasumber yang berasal dari BPPT, BNPB, KKP serta LIPI.
Dalam sambutan pembukaannya, KBMKG menyampaikan bahwa menurut para pakar, Indonesia saat ini memasuki periode ulang gempabumi dengan magnitude yang besar. Oleh karena itu fungsi InaTEWS harus semakin ditingkatkan. Namun peningkatan ini tidak mungkin dilakukan oleh BMKG tanpa mendapatkan dukungan dari pihak lain, terutama dari para pakar dari luar BMKG serta pemerintah. Selain itu kesadaran masyarakat serta peningkatan kesiapsiagaan terhadap bencana juga harus selalu diusahakan agar pada saat bencana terjadi, masyarakat Indonesia siap dalam menghadapinya.
Hal yang mendesak yang juga perlu segera diperhatikan adalah peningkatan teknologi peringatan dini yang terintegrasi yang bisa membantu memberikan informasi dalam waktu singkat, agar peringatan dini gempabumi terutama yang berpotensi tsunami bisa segera disampaikan pada masyarakat. KBMKG dalam sambutannya juga menekankan pentingnya fungsi media sebagai salah satu sarana komunikasi pada masyarakat. KBMKG berharap, media bisa menghentikan sejenak siaran mereka untuk menyiarkan peringatan dini tsunami agar masyarakat bisa segera melakukan tindakan evakuasi.
Sementara itu narasumber yang diundang dalam FGD ini juga menyampaikan beberapa topik yang menarik, seperti :
Kegiatan FGD diakhiri dengan penyusunan dan pembacaan rekomendasi.