Ekspose Nasional Perubahan Iklim Menuju Satu Abad Pengamatan Iklim di Sumatera Utara

  • Rama Aditya
  • 27 Agu 2024
Ekspose Nasional Perubahan Iklim Menuju Satu Abad Pengamatan Iklim di Sumatera Utara

Medan, 27 Agustus 2024 - Plt. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati membuka secara resmi penyelenggaraan kegiatan Ekspose Nasional Perubahan Iklim di Medan Sumatera Utara (26/8). Kegiatan ini mengusung tema "Menuju Satu Abad Pengamatan Iklim di Sumatera Utara Dalam Rangka Mendukung Ketahanan Iklim di Sektor Perkebunan".

Dalam sambutannya, Dwikorita menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan momentum penting untuk merefleksikan peran BMKG dan juga stakeholder dalam memberikan layanan meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang berkualitas demi kemajuan bangsa.

Dwikorita mengajak untuk meperkuat kerjasama dalam melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, khususnya di sektor Perkebunan. "Saya memohon Bapak Pj. Gubernur Sumatera Utara dapat mendorong dan mendukung seluruh entitas perkebunan di Sumatera Utara untuk dapat mewujudkan kerjasama bersama BMKG dalam pengembangan layanan informasi iklim untuk sektor perkebunan, demikian juga dukungan dari Bapak-Ibu stakeholder Perkebunan" ujar Dwikorita

Sepuluh tahun terakhir merupakan periode tahun terpanas sepanjang sejarah, dengan tahun 2023 merupakan tahun terpanas. Selain itu, berdasarkan data pengamatan BMKG di Stasiun Klimatologi Deli Serdang tercatat tren kenaikan suhu udara sebesar 0.9 oC dalam 70 tahun atau periode data tahun 1951-2021 menyebabkan perubahan pola curah hujan dan distribusi air.

Sumatera Utara juga merupakan salah satu sentra perkebunan di Indonesia. Potensi besar perkebunan di Sumatera Utara ini, juga menghadapi tantangan dari perubahan iklim seperti kebutuhan air, serta hama dan penyakit tanaman.

Sementara itu Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan menuturkan, perubahan iklim seperti peningkatan suhu dan perubahan pola hujan menyebabkan ketidakpastian dalam ketersediaan air untuk tanaman perkebunan dan mempengaruhi produktivitas tanaman perkebunan.

"Peningkatan cuaca ekstrem akibat perubahan iklim meningkatkan risiko kerusakan pada tanaman dan infrastruktur perkebunan serta risiko serangan hama dan penyakit" jelas Ardhasena.

Dengan potensi besar di sektor perkebunan, Sumatera Utara terus menghadapi tantangan dari perubahan iklim, "Upaya adaptasi dan mitigasi yang tepat dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan produktivitas perkebunan di masa depan" tambahnya.

Untuk itu, BMKG menyelenggarakan workshop perubahan iklim antisipasi dampak buruk akibat perubahan iklim terhadap sektor perkebunan, maupun merumuskan strategi adaptasi yang tepat. Workshop ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan masyarakat dengan rangkaian side event serta workshop bersama para ahli dan penentu kebijakan.

Ekspose Nasional Perubahan Iklim ini bertujuan memberikan pemahaman lebih mendalam tentang informasi variabilitas dan perubahan iklim dan dampak postif khususnya di sektor perkebunan. Ardhasena berharap kegiatan ini dapat meningkatkan adaptasi, mitigasi perubahan iklim dan peningkatan layanan iklim di sektor perkebunan

Ardhasena meminta perlu kominten bersama untuk menyiapkan langkah konkrit menghadapi dampak perubahan iklim terhadap sektor perkebunan, sinergitas antar lembaga dalam aptasi dan mitigasi perubahan iklim, serta membangun sikap adaptasi dan aksi mitigasi bagi pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi dampak perubahan iklim di sektor perkebunan. (TW)

Gempabumi Terkini

  • 11 Oktober 2024, 16:35:15 WIB
  • 2.8
  • 8 km
  • 7.19 LS - 107.76 BT
  • Pusat gempa berada di darat 15 km barat laut Kab. Garut
  • Dirasakan (Skala MMI): II Pasirwangi, II Kertasari, II Pacet, II Ibun
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di darat 15 km barat laut Kab. Garut
  • Dirasakan (Skala MMI): II Pasirwangi, II Kertasari, II Pacet, II Ibun
  • Selengkapnya →

Siaran Pers