Karawang, 1 November 2018 / Pesawat Lion Air JT 610 dengan register pesawat PK L QP type Boeing 738 Max rute Jakarta-Pangkal Pinang, dilaporkan jatuh setelah sebelumnya hilang kontak sejak lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta sekitar pukul 06.10 WIB (29/10). Pesawat tersebut dijadwalkan mendarat di Pangkal Pinang pada pukul 07.10 WIB. Badan SAR Nasional (Basarnas) menginformasikan pesawat tersebut jatuh di Perairan Tanjung Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Pesawat membawa 178 penumpang dewasa, 1 penumpang anak-anak dan 2 bayi dengan 2 pilot dan 5 kru kabin.
Sebelumnya Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati telah mengeluarkan pernyataan pers bahwa kondisi cuaca sepanjang rute penerbangan Pesawat Lion JT 610 hingga bandara tujuan terpantau baik.
"Sebelum pesawat terbang, BMKG menginformasikan kondisi prakiraan cuaca lengkap berdasarkan citra satelit, citra radar maupun pengamatan cuaca bandara setempat menggunakan Automatic Weather Observation System (AWOS). Informasi tersebut berisi arah angin dan kecepatannya, jarak pandang, suhu, tekanan, dan lain sebagainya. Informasi cuaca yang diberikan meliputi informasi cuaca bandara keberangkatan, cuaca bandara tujuan dan cuaca sepanjang rute penerbangan" papar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Bali, Senin (29/10).
Awan-awan yang tumbuh disekitar lokasi kejadian pada umumnya adalah awan cumulus, bukan awan cumulonimbus (Cb) yang membahayakan bagi penerbangan.
"Memang berawan namun tidak ada awan jenis Cb. Kalaupun terdeteksi kami (BMKG-red) pasti akan memberikan peringatan," imbuhnya.
Dari rentang waktu antara take off hingga pesawat hilang, kata Dwikorita, diperkirakan pesawat masih berada dibawah ketinggian 10.000 kaki diatas permukaan laut.
BMKG Bantu Proses Evakuasi
Untuk mendukung proses evakuasi, BMKG bergabung dengan tim evakuasi SAR di Karawang. BMKG juga memasang Automatic Weather Station (AWS) di lokasi jatuhnya pesawat Lion Air. Dalam apel pagi sebelum memulai kegiatan evakuasi, BMKG turut menyampaikan informasi cuaca, tinggi gelombang, kecepatan angin dan arus laut serta semua hal yang terkait dengan operasi Search and Rescue (SAR). Informasi ini akan secara terus menerus diinfokan para prakirawan BMKG kepada tim evakuasi setiap 10 menit secara real time.
Ungkapan duka cita yang mendalam juga disampaikan BMKG kepada keluarga korban dengan harapan keluarga korban tetap tabah dan tegar dalam menghadapi musibah ini.