Jakarta, 19 Maret 2024 - Deputi Bidang Klimatologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Ardhasena Sopaheluwakan menyampaikan pertemuan The Third Session of the Commission for Weather, Climate, Hydrological, Marine and Related Environmental Services and Applications (SERCOM-3) berhasil mengadopsi kebijakan Badan Meteorologi Dunia (WMO) dalam aspek layanan cuaca iklim, hidrologi, maritime, dan lingkungan.
Keempat kebijakan tersebut antara lain, satu; rencana pembentukan unit informasi El Nino/La Nina yang terakreditasi di bawah WMO; kedua, pengembangan layanan teknologi hidorlogi dalam early warning kekeringan; ketiga, endorsement peta jalan pelaporan kondisi iklim dalam skala global dan regional.
"Keempat, aktivitas prioritas SERCOM dalam layanan iklim terapan seperti kesehatan, pertanian, maritime, kebencanaan, energi, dan dukungan untuk program Early Warning for All dari Perserikatan Bangsa-Bangsa," kata Ardhasena di Jakarta, Selasa (19/4).
SERCOM-3 merupakan pertemuan salah satu komisi pada Organisasi Cuaca Dunia (World Meteorological Organization, WMO) di bidang layanan yang merumuskan kebijakan internasional pada pengembangan dan implementasi layanan terkait cuaca, iklim, air dan lingkungan secara global.
Pertemuan ke-3 Intergovernmental Commission for Weather, Climate, Hydrological, Marine and Related Environmental Services and Applications (SERCOM-3) baru saja diselenggarakan di Bali International Convention Centre (BICC), Nusa Dua, Bali pada 4-9 Maret 2024 dengan dihadiri oleh 378 delegasi dari 94 negara.
Di saat yang sama, Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan terpilih sebagai Co-Vice President (SERCOM) WMO periode 2024-2027. Dengan terpilihnya perwakilan Indonesia sebagai Co Vice President SERCOM, menandai langkah lanjut peran Indonesia di level global yang lebih signifikan di bidang Meteorologi, Klimatologi serta Hidrologi dan mendorong standar pengembangan layanan yang dapat diaplikasikan secara global.
"Harapannya, dengan berakhirnya proses pemilihan, Indonesia dapat menjadi subjek yang dihormati, memberikan dampak signifikan tidak hanya di tingkat regional, melainkan juga di tingkat global. Kita berharap agar BMKG semakin diakui, meningkatkan pengaruhnya, dan layanannya diaplikasikan di berbagai negara. Pengembangan layanan, perangkat lunak, dan sistem BMKG perlu ditingkatkan agar kita dapat berperan lebih aktif di tingkat global, khususnya dalam kerangka WMO dan lembaga dunia lainnya," tutup Ardhasena.