Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, melakukan audiensi dengan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, pada Jumat (8/11/2024). Pertemuan ini membahas isu krusial terkait prospek bencana geo-hidrometeorologi di Indonesia pada tahun 2025.
Dalam pertemuan tersebut, Dwikorita memaparkan potensi ancaman bencana geo-hidrometeorologi yang diperkirakan akan meningkat di beberapa wilayah Indonesia akibat perubahan iklim. Menurut data yang disampaikan oleh BMKG, tahun 2025 diprediksi akan menghadirkan tantangan besar bagi Indonesia dengan meningkatnya risiko bencana seperti banjir, tanah longsor, dan kekeringan, yang semakin diperparah oleh fenomena cuaca ekstrem.
Dwikorita menjelaskan bahwa BMKG telah memantau pola iklim global yang menunjukkan potensi peningkatan curah hujan pada awal tahun 2025. Hal ini berpotensi memicu banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah rawan. Selain itu, kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan gelombang panas dan kekeringan di sejumlah daerah juga menjadi perhatian utama.
"Kami perlu memperkuat kesiapsiagaan masyarakat dan sinergi lintas sektoral untuk mengurangi dampak bencana. Kolaborasi antara lembaga terkait, termasuk Kementerian PMK, sangat penting untuk mitigasi dan peningkatan edukasi masyarakat," ujar Dwikorita.
Menko PMK Pratikno menyambut baik paparan dari BMKG tersebut dan menegaskan komitmennya untuk mendukung upaya-upaya mitigasi bencana di seluruh Indonesia. Ia menekankan bahwa pentingnya kesiapsiagaan bukan hanya pada aspek teknis, tetapi juga dalam kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana. Kemenko PMK akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan tersedianya sumber daya yang cukup dan sistem peringatan dini yang efektif.
"Kami akan mendukung penuh upaya BMKG dan kementerian terkait untuk membangun ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana geo-hidrometeorologi yang mungkin terjadi. Kami juga akan memperkuat koordinasi untuk mengedukasi masyarakat dan mengintegrasikan data dari berbagai instansi agar penanganan bencana bisa lebih efektif," ungkap Pratikno.
Pertemuan ini diakhiri dengan komitmen bersama antara BMKG dan Kemenko-PMK untuk terus memantau perkembangan cuaca, meningkatkan sistem peringatan dini, serta memperkuat upaya mitigasi dalam menghadapi potensi bencana di tahun 2025.