Jakarta, 28 Mei 2024 - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar Workshop Pengamatan dan Pengolahan Iklim dan Kualitas Udara Tahun 2024 dengan tema "Pengolahan Seragam, Informasi Beragam". Workshop ini dibuka secara resmi oleh Deputi Bidang Klimatologi, Dr. Ardhasena Sopaheluwakan, yang menggarisbawahi pentingnya pengembangan kemampuan dalam pengolahan data iklim dan kualitas udara.
"Workshop ini bertujuan untuk menggali informasi-informasi iklim baru yang dapat diberikan oleh BMKG dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin kompleks," ujar Ardhasena.
Ardhasena juga menyoroti pentingnya inovasi dan kreativitas dalam layanan iklim. Dalam menjalankan tugasnya di bidang iklim dan kualitas udara, Kedeputian Bidang Klimatologi perlu memastikan bahwa informasi yang diberikan harus adaptif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat modern.
Workshop yang akan berlangsung hingga 31 Mei 2024 ini, menghadirkan beberapa narasumber, salah satunya Achmad Fachri Radjab selaku Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim yang menjelaskan perkembangan Observasi, Prakiraan, dan Peringatan Dini BMKG sebagai bagian dari WMO untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat.
"WMO mencanangkan tiga infrastruktur utama yaitu WIGOS (WMO Integrated Global Observing System), WIS (WMO Information System), WIPPS (WMO Integrated Processing and Prediction System)," ujar Fachri dalam acara workshop tersebut.
Dalam peningkatan pengolahan data pada workshop tersebut menguraikan manfaat teknologi blending satelit dalam prediksi iklim. Satelit blending memungkinkan data dari skala regional hingga lokal untuk dikombinasikan dengan data Soil Moisture di darat, sehingga meningkatkan akurasi prediksi, teknologi ini sangat potensial untuk memperbaiki prediksi iklim dan musim, terutama karena selama ini prediksi musim masih banyak bergantung pada data curah hujan.
Workshop ini diharapkan dapat memfasilitasi peserta untuk berdiskusi, bertukar pengalaman, dan menggali ilmu sebanyak-banyaknya, khususnya pemahaman yang lebih dalam pengolahan data Soil Moisture dan SRS.
"Manfaatkan kesempatan ini untuk berdiskusi dan bertukar pengalaman. Dengan demikian, kita dapat mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh untuk kemajuan pekerjaan kita masing-masing serta memberikan kontribusi yang lebih baik bagi masyarakat dan lingkungan," pungkas Ardhasena.
Hal tersebut menjadi langkah penting bagi BMKG dalam memastikan informasi iklim yang disajikan tidak hanya akurat, tetapi juga relevan dan mudah dipahami oleh masyarakat luas, sehingga mampu mendukung upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di Indonesia.