Jakarta, Selasa (2/2/2016) Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menjadi tuan rumah pertemuan ahli Meteorologi dan Hidrologi yakni Initial Planning Meeting for Southeastern Asia-Oceania for Flas Flood Guidance (SAOFFG) dalam rangka membahas rencana pembentukan Pusat Regional Peringatan Dini kejadian Banjir Bandang.
Pembukaan pertemuan dihadiri oleh Pejabat eselon I-III BMKG, WMO Chief for Hydrological Forecasting and Water Resources (HFWR) Division Dr.Paul Pilon, Deputy Director USAID Brian Dusza, dan WMO Scientific Officer for Hydrological Forecasting and Water Resources Division Ayhan Sahin dibuka secara resmi oleh Kepala BMKG Dr. Andi Eka Sakya, M.Eng di Gedung Serba Guna BMKG.
Selama 3 hari kedepan para ahli Meteorologi dan Hidrologi ini akan melakukan diskusi bersama di Hotel Grand Mercure Mahacipta, Kemayoran, dan diikuti oleh perwakilan dari Malaysia, Papua New Guinea, Philippines, Singapura ,dan Indonesia.
Project yang merupakan hasil kerjasama antara WMO, HRC, NOAA,USAID dan BMKG bertujuan untuk memberikan kontribusi terhadap pengurangan kerentanan wilayah terhadap bahaya hydometeorologi, khususnya banjir bandang, dengan mengembangkan dan menerapkan sistem bimbingan banjir melalui peningkatan kapasitas regional dan nasional dengan sistem peringatan dini yang tepat dan akurat.
Pertemuan ini akan membahas dan mendiskusikan perlunya prediksi banjir bandang di Asia Tenggara-Oseania, termasuk prosedur sistem diseminasi peringatan dini, protokol peringatan dini bagi populasi berisiko dan koordinasi antara layanan meteorologi dan hidrologi nasional dalam penanganan risiko bencana, dan nantinya diharapkan menghasilkan outcome berupa kesamaan persepsi dalam hal pengurangan dampak merugikan dari banjir bandang,kesamaan konsep pemahaman sistem peringatan dini banjir bandang, serta tercapainya komitmen yang kuat antara peserta untuk aktif terlibat dalam pelaksanaan proyek secara nasional maupun regional.
Untuk ke depannya, project ini akan dijalankan oleh Badan Hydrometeorology nasional yang bekerjasama dengan HRC dan NOAA untuk implementasi sistem dan pelatihan , dan WMO sendiri akan memberikan dukungan teknis berupa jasa pengawasan termasuk monitoringnya serta evaluasi.