Musim Kemarau Tahun Ini, La-nina Diprediksi Muncul

  • Petugas Web
  • 03 Jun 2016
Musim Kemarau Tahun Ini, La-nina Diprediksi Muncul

Jumat, (3/6). La Nina berpeluang muncul mulai bulan Juli, Agustus, September (JAS) 2016 dengan intensitas lemah sampai Sedang . Munculnya La-nina ini akan bebarengan dengan adanya fenomena Dipole Mode Negatif (Kondisi suhu muka laut di bagian Barat Sumatera lebih hangat dari suhu muka laut di Pantai Timur Afrika sehingga menambah pasokan uap air yang menimbulkan bertambahnya curah hujan untuk wilayah Indonesia Bagian Barat ). Hal ini diutarakan Kepala BMKG, Dr. Andi Eka Sakya, M. Eng Jumat siang di depan puluhan media massa di Kantor BMKG.

Saat ini, kondisi angin monsoon timuran mulai menguat, hal ini menunjukkan bahwa kita berada pada musim peralihan (Transisi) dari musim hujan ke musim kemarau. Berdasarkan hasil evaluasi musim kemarau sampai dengan Mei 2016 bahwa baru sekitar 31.6% daerah yang masuk musim kemarau.

Kondisi dipole mode yang diprediksi akan menguat pada buli Juli hingga September dapat memicu bertambahnya potensi curah hujan di Wilayah Barat Sumatera dan Jawa. Sementara untuk wilayah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara tidak terdampak oleh dipole Mode dan sifat hujan nya pada musim kemaran 2016 diprediksi normal.

`Daerah-daerah yang diprediksi mengalami curah hujan atas normal pada periode musim kemarau (Juli, Agustus, September) meliputi Sumatera Utara Bagian Barat, Sumatera Barat bagian Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa bagian Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawsi Tenggara, dan Papua,`ujar Kepala BMKG.

Di sela-sela penjelesannya Andi Eka menegaskan `Perlu mewaspadai terjadinya fenomena La-Nina yang bersamaan dengan terjadinya Indeks Dipole Mode Negatif yang berdampak pada meningkatnya potensi curah hujan pada musim kemarau dan musim hujan tahun 2016/2017.`

Tentunya, keadaan ini menjadikan beberapa daerah mengalami kemarau basah (periode musim kemarau dengan sifat hujan atas normal dan periode musim hujan dengan curah hujan tinggi yang dapat berpotensi banjir

Di beberapa sektor, kemarau basah akan berdampak positif, misalnya di sektor pertanian adalah meningkatnya luas lahan tanam dan produksi padi. Di lain sisi, kemarau basah akan berdampak negatif pada komoditas perkebunan seperti tembakau, tebu, teh serta tanaman hortikultura lainnya.

Kondisi La-Nina yang menjadikan hangat nya suhu muka laut di wilayah Indonesia akan membawa dampak positif bagi perikanan, yaitu penangkapan ikan tuna semakin meningkat, sementara bagi para petambak garam kurang begitu menguntungkan.

Gempabumi Terkini

  • 19 April 2024, 14:22:55 WIB
  • 3.5
  • 6 km
  • 2.93 LS - 119.40 BT
  • Pusat gempa berada di darat 8 km Tenggara Mamasa
  • Dirasakan (Skala MMI): III Mamasa
  • Selengkapnya →
  • Pusat gempa berada di darat 8 km Tenggara Mamasa
  • Dirasakan (Skala MMI): III Mamasa
  • Selengkapnya →

Siaran Pers