GORONTALO (30 September 2023) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Pemerintah Daerah dan berbagai pihak/sektor terkait terus menggencarkan pelaksanaan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) di seluruh penjuru Indonesia. Oleh BMKG, para nelayan diajarkan dan dilatih ketrampilannya Melalui kegiatan SLCN, BMKG terus berupaya dekat dengan masyarakat serta meningkatkan keterlibatan dan pemahaman informasi peringatan dini dari BMKG.
SLCN sendiri merupakan kegiatan yang diselenggarakan dengan konsep sekolah lapang untuk memberikan informasi dalam pemanfaatan produk informasi cuaca dan iklim laut yang dikeluarkan oleh BMKG. Sampai dengan tahun 2022, SLCN telah dilaksanakan di berbagai provinsi dengan jumlah peserta sudah mencapai kurang lebih 10.033 peserta di 159 titik lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Sedangkan SLCN tahun 2023 akan dilaksanakan di 47 lokasi yang direncanakan dengan target peserta kurang lebih 4680 peserta, dimana lokasi ini lebih banyak dibandingkan dari tahun sebelumnya, sehingga diharapkan pemahaman terhadap informasi cuaca maritim BMKG dapat semakin meluas, tidak hanya untuk nelayan tetapi juga untuk sektor budidaya lainnya yaitu budidaya garam yang akan mulai digiatkan pada tahun ini.
"Melalui SLCN ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat terutama nelayan tangkap baik laut, danau, sungai dan petambak garam terhadap informasi cuaca dan iklim laut sehingga nantinya berkontribusi terhadap perekonomian nasional," ungkap Sestama BMKG Dwi Budi Sutrisno dalam pembukaan pembukaan SLCN yang digelar di Desa Katialada, Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Jum'at (29/9).
Dwi Budi menyebut bahwa kegiatan ini tidak hanya menyasar nelayan tangkap laut sebagai objek utama tetapi juga merangkul nelayan tangkap danau dan sungai, serta nelayan tambak. Tujuannya menghasilkan alumni Sekolah Lapang Cuaca Nelayan yang bisa menjadi agen-agen BMKG yang peduli dan mawas diri terhadap informasi cuaca maritim dari berbagai sektor.
Maka dari itu, lanjut Dwi Budi, berpesan agar kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya sebagai sarana dalam menimba ilmu, berdiskusi dan tukar pengalaman baik dengan teman sesama peserta maupun dengan para narasumber, terutama untuk keberhasilan kegiatan SLCN tahun ini dan tahun-tahun yang akan datang.
Dwi Budi menyampaikan lewat SLCN, BMKG berupaya membantu nelayan memahami pemanfaatan produk informasi cuaca dan iklim laut dalam meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan nelayan. Lewat aplikasi inaews nelayan dapat melihat potensi gelombang dan cuaca sebelum memutuskan berangkat melaut, sementara dari segi kesejahteraan nelayan juga dapat melihat potensi tangkapan ikan berada berdasarkan citra satelit BMKG.
Hal senada juga ditegaskan oleh Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo. "Kita tekan agar keselamatan nelayan terjamin dan juga hasil tangkapan nelayan kita meningkat". Tuturnya.
Sebagai informasi, SLCN yang diselenggarakan di PPN Kwandang, Desa Katialada, Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo diikuti kurang lebih 100 peserta dari penyuluh perikanan, nelayan, dan stakeholder terkait lainnya dengan narasumber dari Stamet Djalaluddin Gorontalo, BMKG Pusat, Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Gorontalo dan Basarnas.
Sementara itu, Bupati Kab. Gorontalo Utara Thariq Modanggu menyambut baik SLCN yang diselenggarakan BMKG. Menurutnya penting bagi pemerintah daerah dan juga stakeholder terkait mengetahui informasi cuaca dan iklim untuk membantu pemerintah dalam upaya-upaya mitigasi pertolongan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Senada, Kisman Salamadi salah satu peserta SLCN berkata "Saya berharap setelah mengikuti sekolah lapang nelayan ini, saya selalu diberi keselamatan dalam melaut dan tangkapan ikan saya lebih banyak". Pungkasnya..
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Kepala Biro Perencanaan BMKG Aries Erwanto, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Gorontalo Utara, Kepala Stasiun Geofisika, Kepala Stasiun Klimatologi Gorontalo, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Provinsi Gorontalo, Kepala Pelabuhan dan Perikanan Nusantara Kwandang, Direktur Polairud Polda Gorontalo, Komandan Satuan Radar 224 Kwandang, Komandan Brigade Infantri 22/ Ota Manasa, dan Kepala Kepolisian Sektor Kwandang. (*)