Kembali ke Prospek Cuaca Mingguan

Prospek Cuaca Mingguan Periode 30 September – 6 Oktober 2025: Gelombang Ekuator Terpantau Aktif, Waspada Cuaca Ekstrem Hingga Sepekan Kedepan

29 September 2025

Nurul Izzah Fitria

Prospek Cuaca Mingguan

Prospek Cuaca Mingguan Periode 30 September – 6 Oktober 2025: Gelombang Ekuator Terpantau Aktif, Waspada Cuaca Ekstrem Hingga Sepekan Kedepan

Gelombang Ekuator Terpantau Aktif, Waspada Cuaca Ekstrem Hingga Sepekan Kedepan

Akhir September hingga Oktober mendatang, sejumlah wilayah Indonesia berada pada masa peralihan dari musim kemarau menuju penghujan. Hal tersebut ditandai dengan kenaikan persentase wilayah yang mengalami curah hujan signifikan. Selain itu, pada masa peralihan musim atau sering disebut sebagai masa pancaroba, pola hujan biasanya terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dengan didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari. Pemanasan permukaan yang kuat dapat memicu pembentukan awan-awan konvektif, terutama awan Cumulonimbus (Cb). Karakteristik hujan pada periode peralihan cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat yang berdurasi singkat pada skala lokal disertai petir, angin kencang, dan dapat menimbulkan terjadinya hujan es.

Selain itu, faktor dinamika atmosfer pada skala global, regional, dan lokal turut memberikan kontribusi terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia hingga sepekan ke depan. Nilai Dipole Mode Index (DMI) yang negatif dan Madden Julian Oscillation (MJO) pada fase tiga (Samudra Hindia bagian timur) berkontribusi dalam pembentukan awan-awan hujan. Propagasi gelombang Kelvin dan Rossby Ekuator juga akan menyebabkan kondisi atmosfer yang labil, sehingga memicu terjadinya hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat. 

Dalam sepekan ke depan, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu banjir, genangan, dan longsor yang berdampak pada aktivitas harian maupun transportasi. Sebagai langkah mitigasi, masyarakat diharapkan dapat menjaga saluran drainase agar tidak tersumbat serta rutin memantau informasi cuaca resmi BMKG sebelum beraktivitas.

Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan

Selama sepekan kedepan, pertumbuhan awan hujan yang signifikan menyebabkan potensi terjadinya cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Indonesia. Kondisi ini dipicu oleh interaksi berbagai faktor atmosfer pada skala global, regional, hingga lokal, yang mampu mendukung pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah di Indonesia. Aktivitas atmosfer tersebut berpotensi menghasilkan hujan dengan intensitas bervariasi, mulai dari ringan hingga sangat lebat.

Secara global, nilai DMI yang negatif (−1.15) mampu mendukung peningkatan pasokan uap air ke wilayah Indonesia bagian Barat. Selain itu, MJO diprediksi aktif secara spasial di wilayah Sumatra dan Kalimantan. Sedangkan aktivitas Gelombang Rossby Ekuatorial dan Gelombang Kelvin secara regional juga memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan awan-awan konvektif yang memberikan potensi hujan signifikan di wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan. Gelombang Rossby Equatorial diperkirakan aktif di sebagian Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku Utara, dan Papua bagian barat. Sementara itu, Gelombang Kelvin diperkirakan aktif di Sumatra, sebagian Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, sebagian Sulawesi, dan sebagian Maluku Utara. Kombinasi antara MJO, Gelombang Rossby Ekuator, dan Gelombang Kelvin pada wilayah dan periode yang sama diprediksi aktif di Samudra Hindia utara dan barat laut Aceh dan Samudra Hindia barat daya Banten yang berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.

Faktor lain yang turut mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia adalah adanya daerah perlambatan dan pertemuan angin yang terpantau memanjang dari Perairan utara Aceh, di Selat Malaka bagian timur, dari Riau hingga Sumatra Utara, dari Jambi hingga Sumatra Barat, dari Lampung hingga Sumatra Selatan, dari Kalimantan Barat hingga Riau, dari Laut Jawa hingga Bengkulu, dari Jawa Timur hingga Jawa Barat, dari Kalimantan Timur dan Selat Makassar hingga Selat Karimata, di Kalimantan Utara, dari NTT hingga Bali, dari Sulawesi Tengah hingga Selat Makassar, dari Laut Seram hingga Maluku Utara, dari Perairan utara Papua Nugini hingga Papua Barat Daya, Papua Barat, dan hingga Laut Arafura. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar daerah perlambatan dan pertemuan angin tersebut. Kondisi atmosfer pada skala lokal juga mendukung peningkatan potensi hujan. Labilitas atmosfer yang relatif kuat serta kelembaban udara yang basah menjadi pemicu terbentuknya awan konvektif di beberapa wilayah Indonesia.

Dengan mempertimbangkan kondisi dinamika atmosfer tersebut, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir, angin kencang, serta gelombang laut tinggi. BMKG mengingatkan pentingnya memantau secara rutin informasi cuaca melalui kanal resmi, menjaga kebersihan lingkungan, serta memastikan saluran drainase berfungsi dengan baik agar tidak menimbulkan genangan.

Prospek Cuaca Sepekan ke Depan

Periode 30 September – 2 Oktober 2025

Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur. Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan. 

Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:

  • Siaga (Hujan lebat – sangat lebat): Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.
  • Angin Kencang : DKI Jakarta dan Nusa Tenggara Timur.

Periode 3 – 6 Oktober 2025

Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur. Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan. 

Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:

  • Siaga (Hujan lebat – sangat lebat) : Sumatera Barat, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan. 

Prospek di atas merupakan kondisi secara umum. Untuk informasi cuaca lebih detail dapat diakses melalui website BMKG, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial media @infoBMKG. 

Imbauan

Menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa waktu kedepan, BMKG mengimbau masyarakat untuk:

  • Waspada terhadap cuaca yang dapat berubah sewaktu-waktu, seperti hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir.
  • Menjauhi wilayah terbuka ketika terjadi hujan yang disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai angin kencang.
  • Tetap gunakan tabir surya dan cukupi asupan cairan tubuh, karena cuaca terik dapat terjadi sewaktu-waktu pada masa peralihan.
  • Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja. Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web http://www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.

Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru.

Catatan: Informasi ini telah melalui proses penyuntingan dan pembaruan tanggal 29 September 2025, 16.30 WIB.

Jakarta, 29 September 2025

Direktorat Meteorologi Publik BMKG

Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Prospek Cuaca Mingguan Lainnya

Prospek Cuaca Mingguan Periode 30 September – 6 Oktober 2025: Gelombang Ekuator Terpantau Aktif, Waspada Cuaca Ekstrem Hingga Sepekan Kedepan

Prospek Cuaca Mingguan Periode 30 September – 6 Oktober 2025: Gelombang Ekuator Terpantau Aktif, Waspada Cuaca Ekstrem Hingga Sepekan Kedepan

Prospek Cuaca Mingguan Periode 26 September–2 Oktober 2025: Waspada Dampak Siklon Tropis di Utara Indonesia dan Potensi Cuaca Ekstrem pada Masa Peralihan Musim

Prospek Cuaca Mingguan Periode 26 September–2 Oktober 2025: Waspada Dampak Siklon Tropis di Utara Indonesia dan Potensi Cuaca Ekstrem pada Masa Peralihan Musim

Prospek Cuaca Mingguan Periode 23–29 September 2025: Siklon Tropis Ragasa dan Bibit Siklon 92W Tingkatkan Potensi Hujan Lebat & Gelombang Tinggi

Prospek Cuaca Mingguan Periode 23–29 September 2025: Siklon Tropis Ragasa dan Bibit Siklon 92W Tingkatkan Potensi Hujan Lebat & Gelombang Tinggi