
Kembali ke Prospek Cuaca Mingguan
Prospek Cuaca Mingguan Periode 21–27 Februari 2025: Kombinasi Bibit Siklon Tropis dan Gelombang Atmosfer Picu Curah Hujan Signifikan di Sejumlah Wilayah Indonesia
20 February 2025
Nurul Izzah Fitria
Prospek Cuaca Mingguan

Kombinasi Bibit Siklon Tropis dan Gelombang Atmosfer Picu Curah Hujan Signifikan di Sejumlah Wilayah Indonesia
Beberapa gangguan atmosfer berupa bibit siklon tropis, gelombang atmosfer, dan sirkulasi siklonik memengaruhi dinamika cuaca di Indonesia dalam sepekan kedepan. Salah satu yang memberi pengaruh signifikan, yaitu Bibit Siklon Tropis 99 S terletak di Samudra Hindia Selatan NTT. Bibit siklon tropis tersebut memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca berupa potensi kenaikan curah hujan di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur dalam tiga hari kedepan. Walaupun bergerak menjauhi Indonesia dengan potensi menjadi siklon tropis sedang hingga tinggi, dalam empat hari kedepan bibit siklon tersebut masih berpengaruh di Pesisir Selatan Jawa.
Selain itu, kombinasi gelombang-gelombang atmosfer, yakni Low, Kelvin, dan Rossby Ekuatorial pada pekan ini berpotensi meningkatkan hujan konvektif berskala lokal pada sebagian Sumatera, sebagian Jawa, Sebagian Kalimantan, Sulawesi Bagian Utara, dan Papua Bagian Selatan. Pada wilayah-wilayah tersebut intensitas terbentuknya awan-awan konvektif akibat penjalaran gelombang-gelombang tersebut akan meningkat dalam sepekan ke depan, khususnya pada siang hingga petang.
Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan
Dalam sepekan ke depan pola cuaca di Indonesia dipengaruhi oleh sejumlah fenomena atmosfer. Selain kehadiran Bibit Siklon Tropis 99 S dan kombinasi gelombang-gelombang atmosfer, beberapa dinamika atmosfer yang perlu diperhatikan seperti pola angin yang masih didominasi dari Benua Asia, menandakan Angin Monsun Asia yang membawa massa udara basah ke wilayah Indonesia. Meskipun, MJO berada di Fase 8 (Western Hemisphere, dan Africa), fenomena MJO secara spasial juga diperkirakan aktif di sebagian Maluku Utara, Maluku, dan sebagian Papua yang memengaruhi kondisi dinamika atmosfer di wilayah tersebut.
Lebih jauh lagi, sirkulasi siklonik diprediksi akan terjadi di beberapa wilayah perairan, yaitu Samudra Hindia Barat Aceh, Samudra Hindia Barat Daya Banten, Laut Natuna, dan Samudra Pasifik Utara Papua Barat. Keberadaan sirkulasi tersebut menginisiasi terjadinya perlambatan angin (konvergensi) dan pertemuan angin (konfluensi) pada wilayah Sumatera Bagian Selatan, Pesisir Utara Jawa, Laut Jawa, Sulawesi Bagian Selatan, Laut Flores, Laut Banda, dan Papua Bagian Selatan. Sirkulasi siklonik ini mampu menyebabkan terjadinya kondisi cuaca signifikan hingga ekstrem dalam periode yang harian pada pekan ini.
Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis, labilitas lokal sedang hingga kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di Aceh, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Banten, Jakarta, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, NTT, Maluku Utara, Maluku, Papua Tengah, Papua Pegunungan dan Papua Selatan. Oleh karena itu, potensi intensitas hujan secara lokal akan meningkat yang terjadi menjelang siang hingga mereda di malam hari.
Prospek Cuaca Sepekan ke Depan
Periode 21 – 23 Februari 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, berpotensi terjadi di wilayah berikut:
- Hujan Sedang – Lebat: Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, DK Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.
- Hujan Lebat – Sangat Lebat: Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.
Periode 24 – 27 Februari 2025
Wilayah Indonesia masih didominasi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya potensi peningkatan hujan dengan intensitas sedang hingga ekstrem yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, berada di wilayah berikut:
- Hujan Sedang – Lebat: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Banten, DK Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Tengah, Papua, dan Papua Selatan.
- Hujan Lebat – Sangat Lebat: Sumatera Selatan, Lampung, DK Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Prospek di atas merupakan kondisi secara umum. Untuk informasi cuaca lebih detail dapat diakses melalui website BMKG, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial media @infoBMKG.
Imbauan
Menghadapi potensi cuaca ekstrem ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk:
- Waspada terhadap kemungkinan hujan lebat yang disertai petir.
- Berhati-hati terhadap jalanan licin yang berpotensi membahayakan keselamatan.
- Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja.
- Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web http://www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.
- Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru.
Catatan: Informasi ini telah melalui proses penyuntingan dan pembaruan tanggal 20 Februari 2025, 20.35 WIB.
Jakarta, 20 Februari 2025
Direktorat Meteorologi Publik BMKG
– Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.