
Kembali ke Prospek Cuaca Mingguan
Prospek Cuaca Mingguan Periode 18 – 25 September 2025: Bibit Siklon Tropis 90W dan Siklon Tropis “MITAG” Warnai Kondisi Cuaca di Indonesia
18 September 2025
Rira Angela Damanik
Prospek Cuaca Mingguan

Bibit Siklon Tropis 90W dan Siklon Tropis “MITAG” Warnai Kondisi Cuaca di Indonesia
Dalam tiga hari terakhir beberapa wilayah di Indonesia diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat. Hujan dengan kategori intensitas sangat lebat terjadi di wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, dan Maluku Utara. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor dinamika atmosfer yang masih dominan terjadi di sekitar wilayah Indonesia. Dimulai dari Dipole Mode Index (DMI) yang masih menunjukan nilai negatif sehingga meningkatkan pertumbuhan awan di wilayah barat Indonesia, sedangkan hangatnya suhu muka laut di beberapa wilayah perairan Indonesia memicu peningkatan aktivitas konvektif yang signifikan yang dapat terjadi di wilayah daratan sekitarnya. Aktifnya gelombang Kelvin, dan Madden Julian Oscillation (MJO) di sebagian wilayah Indonesia serta negatifnya nilai Outgoing Longwave Radiation (OLR) secara spasial, menandakan kecenderungan kuat akan pertumbuhan awan hujan. Faktor lainnya yang memperkuat kondisi pertumbuhan awan khususnya di wilayah utara Indonesia adalah adanya bibit siklon tropis yang tumbuh secara bergantian di sekitar wilayah perairan utara Indonesia. Hal ini berpengaruh terhadap pola angin di sekitar wilayah bibit siklon tersebut kerap tumbuh dan melintas.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, genangan, dan tanah longsor, yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap aktivitas harian maupun transportasi. Masyarakat diharapkan melakukan tindakan antisipatif, yakni dengan memastikan saluran drainase tetap bersih dan tidak tersumbat, serta selalu memantau informasi cuaca resmi BMKG sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan kegiatan.
Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan
Selama sepekan kedepan, pertumbuhan awan hujan yang signifikan masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Kondisi ini dipicu oleh interaksi berbagai faktor atmosfer skala global, regional, hingga lokal, yang mempertahankan atmosfer berada dalam kondisi labil dan mendukung perkembangan awan konvektif. Aktivitas atmosfer tersebut berpotensi menghasilkan hujan dengan intensitas bervariasi, mulai dari ringan hingga sangat lebat.
Secara global, fase Dipole Mode Index (DMI) yang negatif (−1,17) mampu mendukung peningkatan pasokan uap air ke wilayah Indonesia bagian Barat. Sementara itu, secara regional, anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) yang dominan bernilai negatif di Sumatra bagian tengah hingga selatan, sebagian besar Jawa, sebagian Kalimantan, dapat menjadi indikator aktifnya proses pembentukan dan pertumbuhan awan hujan di Indonesia. Meskipun demikian, kondisi yang signifikan ini diprediksi cenderung mengalami penurunan dalam sepekan kedepan.
Di sisi lain, Bibit Siklon Tropis 90W diprediksi berada di Laut Filipina, dengan kecepatan angin maksimum 35 Knot, tekanan minimum sebesar 1002 hPa, dan arah pergerakan ke arah Barat Laut. Potensi bibit siklon ini menjadi siklon tropis dalam 24 jam kedepan dalam kategori peluang tinggi. Sementara itu, Siklon Tropis “MITAG” diprediksi berada di Laut Cina Selatan, dengan kecepatan angin maksimum 50 Knot, tekanan minimum sebesar 1002 hPa, dan arah pergerakan ke arah Barat – Barat Laut. Bibit siklon dan siklon tropis tersebut membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dan pertemuan angin (konfluensi) di Laut Cina Selatan, dan Laut Filipina.
Faktor lain yang turut mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia adalah adanya pertemuan angin yang terpantau memanjang dari dari Perairan barat Aceh hingga Aceh, dari Samudra Hindia Barat Daya Lampung hingga Barat Bengkulu, dari Laut Jawa hingga Sumatera Selatan, dari Jawa Timur hingga Jawa Barat, dari Sulawesi Tenggara hingga Sulawesi Barat, di Laut Seram, dan di papua Selatan.
Kondisi atmosfer pada skala lokal juga mendukung peningkatan potensi hujan. Labilitas atmosfer yang relatif kuat serta kelembapan udara yang basah menjadi pemicu terbentuknya awan konvektif di beberapa wilayah, yakni di sebagian besar Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua Tengah, Papua, Papua Selatan.
Dengan mempertimbangkan kondisi dinamika atmosfer tersebut, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir, angin kencang, serta gelombang laut tinggi. BMKG mengingatkan pentingnya memantau secara rutin informasi cuaca melalui kanal resmi, menjaga kebersihan lingkungan, serta memastikan saluran drainase berfungsi dengan baik agar tidak menimbulkan genangan.
Prospek Cuaca Sepekan ke Depan
Periode 19 – 21 September 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi hujan ringan hingga hujan lebat. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, DK Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, dan Papua Selatan.
Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:
Siaga (Hujan lebat – sangat lebat): Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.
Angin Kencang : Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.
Periode 22 – 25 September 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi hujan ringan hingga hujan lebat. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.
Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:
Siaga (Hujan lebat – sangat lebat) : Papua Pegunungan dan Papua.
Prospek di atas merupakan kondisi secara umum. Untuk informasi cuaca lebih detail dapat diakses melalui website BMKG, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial media @infoBMKG.
Imbauan
Menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa waktu kedepan, BMKG mengimbau masyarakat untuk:
- Waspada terhadap cuaca yang dapat berubah sewaktu-waktu, seperti hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir.
- Menjauhi wilayah terbuka ketika terjadi hujan yang disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai angin kencang.
- Tetap gunakan tabir surya dan cukupi asupan cairan tubuh, karena cuaca terik dapat terjadi sewaktu-waktu pada periode musim kemarau.
- Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja. Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web http://www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.
Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru.
Catatan: Informasi ini telah melalui proses penyuntingan dan pembaruan tanggal 15 September 2025, 18.30 WIB.
Jakarta, 18 September 2025
Direktorat Meteorologi Publik BMKG
– Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.