
Kembali ke Prospek Cuaca Mingguan
Prospek Cuaca Mingguan Periode 31 Oktober – 6 November 2025: Beberapa Fenomena Atmosfer Picu Hujan Lebat di Sejumlah Wilayah
30 October 2025
Nurul Izzah Fitria
Prospek Cuaca Mingguan

Beberapa Fenomena Atmosfer Picu Hujan Lebat di Sejumlah Wilayah
Pada sepekan terakhir, kondisi cuaca di wilayah Indonesia didominasi hujan dengan intensitas sedang, lebat, sangat lebat, bahkan ekstrem yang memicu sejumlah bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor. Berdasarkan hasil pengamatan BMKG, curah hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem tercatat di sejumlah wilayah Indonesia dalam seminggu terakhir, antara lain di Mamuju, Sulawesi Barat (152 mm/hari), Fakfak, Papua Barat (135 mm/hari), serta Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (105 mm/hari).
Kondisi cuaca yang didominasi hujan signifikan tersebut dipengaruhi oleh aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Rossby Ekuator, dan Gelombang Kelvin yang melintas di wilayah Indonesia. Selain itu, dinamika atmosfer di Samudra Hindia dan Pasifik yang ditandai dengan nilai negatif pada Indian Ocean Dipole (IOD) serta nilai positif pada Southern Oscillation Index (SOI) juga turut mendukung pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia. Nilai IOD negatif dan SOI positif tersebut menunjukkan adanya pemanasan perairan di Samudra Hindia barat Sumatra dan Samudra Pasifik bagian barat, sehingga meningkatkan suplai uap air dan meningkatkan potensi cuaca signifikan di sekitar wilayah Indonesia. Tidak hanya itu, dorongan massa udara kering dari Belahan Bumi Selatan (BBS) juga semakin mengintensifikasi gerakan massa udara. Aktivitas fenomena atmosfer tersebut mendukung pembentukan sirkulasi-sirkulasi siklonik di sekitar wilayah Indonesia yang juga membentuk daerah perlambatan dan pertemuan angin (konvergensi). Dengan kondisi atmosfer yang relatif labil, peluang terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat/sangat lebat, yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, menjadi semakin besar.
Dalam sepekan ke depan, potensi hujan diperkirakan masih cukup signifikan di beberapa wilayah Indonesia, yang meliputi bagian barat dan selatan Sumatera, sebagian besar Pulau Jawa, wilayah utara Kalimantan dan Sulawesi, Maluku Utara, serta sebagian besar Papua. Peningkatan curah hujan ini merupakan dampak dari pengaruh dinamika atmosfer pada skala global, regional, dan lokal yang saling berinteraksi.
Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, genangan, dan longsor, yang berpotensi mengganggu aktivitas harian maupun transportasi. Sebagai langkah mitigasi, masyarakat diharapkan menjaga kebersihan saluran drainase agar tidak tersumbat serta memantau secara berkala informasi cuaca resmi dari BMKG sebelum beraktivitas.
Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan
Selama sepekan kedepan, pertumbuhan awan hujan yang signifikan berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Kondisi ini dipicu oleh interaksi berbagai faktor atmosfer skala global, regional, hingga lokal, yang mempertahankan atmosfer berada dalam kondisi labil dan mendukung perkembangan awan konvektif. Aktivitas atmosfer tersebut berpotensi menghasilkan hujan dengan intensitas bervariasi, mulai dari ringan hingga lebat.
Pada skala global, indikator Dipole Mode Index (DMI) tercatat bernilai negatif sebesar −1.61, yang menunjukkan adanya pemanasan perairan di Samudra Hindia bagian timur, dekat wilayah Indonesia. Kondisi ini meningkatkan aliran dan suplai uap air dari Samudra Hindia menuju Indonesia bagian barat, sehingga mendukung pembentukan awan hujan dan peningkatan curah hujan di wilayah tersebut. Sementara itu, aktivitas di Samudera Pasifik dari Southern Oscillation Index (SOI) menunjukkan nilai positif sebesar +10.1. Kondisi ini mengindikasikan peningkatan pasokan uap air dari Samudra Pasifik menuju wilayah Indonesia, yang turut berkontribusi terhadap peningkatan aktivitas konvektif dan potensi hujan lebat di berbagai wilayah. Selain itu, aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) masih terpantau di fase 5 (Maritime Continent), yang berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur. Secara spasial MJO terpantau aktif di sebagian besar Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, Maluku, Maluku Utara dan Papua bagian Barat yang berpotensi menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut. Aktivitas Gelombang Rossby Ekuator yang berpropagasi ke arah barat juga diprediksi aktif di sebagian besar Sumatera, sebagian besar Jawa, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi bagian Utara, dan Maluku Utara, yang berpotensi menyebabkan intensifikasi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.
Fenomena lain yang turut mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia adalah Bibit Siklon Tropis 98W yang terpantau di Samudera Pasifik dan Sirkulasi Siklonik yang terpantau di perairan selatan Kalimantan Tengah, perairan barat Filipina membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dan pertemuan angin (konfluensi) memanjang dari Laut Cina Selatan hingga Kalimantan bagian Utara, Laut Jawa hingga Perairan Kep. Bangka Belitung, Jawa Timur hingga Banten Maluku Utara hingga Papua bagian Utara. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar daerah bibit siklon tropis, sirkulasi siklonik, dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
Berdasarkan hasil pemantauan dinamika atmosfer terkini, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir, angin kencang, serta gelombang laut yang tinggi di sejumlah wilayah di Indonesia. Masyarakat diharapkan secara rutin memantau informasi prakiraan dan peringatan dini cuaca melalui kanal resmi BMKG, serta menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan saluran drainase berfungsi dengan baik sebagai langkah antisipatif terhadap kemungkinan genangan air maupun bencana hidrometeorologi lainnya.
Prospek Cuaca Sepekan ke Depan
Periode 31 Oktober – 2 November 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Riau, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, dan Papua Selatan.
Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:
- Siaga (Hujan lebat – sangat lebat): Banten, DK Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua.
- Angin Kencang : Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara.
Periode 3 November – 6 November 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, DK Jakarta, Jawa Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, dan Papua Selatan.
Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:
- Siaga (Hujan lebat – sangat lebat): Jawa Timur dan Papua Pegunungan.
- Angin Kencang : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, dan Papua Selatan.
Prospek di atas merupakan kondisi secara umum. Untuk informasi cuaca lebih detail dapat diakses melalui website BMKG, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial media @infoBMKG.
Imbauan
Menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa waktu kedepan, BMKG mengimbau masyarakat untuk:
- Waspada terhadap cuaca yang dapat berubah sewaktu-waktu, seperti hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir.
- Menjauhi wilayah terbuka ketika terjadi hujan yang disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai angin kencang.
- Tetap gunakan tabir surya dan cukupi asupan cairan tubuh, karena cuaca terik dapat terjadi sewaktu-waktu.
- Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja.
- Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web http://www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.
Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru.
Catatan: Informasi ini telah melalui proses penyuntingan dan pembaruan tanggal 30 Oktober 2025, 15.40 WIB.
Jakarta, 30 Oktober 2025
Direktorat Meteorologi Publik BMKG
– Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.