
Kembali ke Prospek Cuaca Mingguan
Prospek Cuaca Mingguan Periode 11 – 17 Juli 2025 : Musim Kemarau Belum Mendominasi, Potensi Hujan Masih Tinggi
10 July 2025
Rira Angela Damanik
Prospek Cuaca Mingguan

Musim Kemarau Belum Mendominasi, Potensi Hujan Masih Tinggi
Berdasarkan hasil pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga akhir Juni 2025, tercatat bahwa hanya sekitar 30% zona musim di wilayah Indonesia yang secara klimatologis telah memasuki fase musim kemarau. Sementara itu, sebagian besar wilayah di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua masih menunjukkan potensi tinggi untuk terjadinya hujan dalam sepekan mendatang. Meskipun indikator iklim global seperti El Niño–Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) tidak berada dalam kondisi yang mendukung peningkatan curah hujan, keberadaan gelombang ekuatorial seperti Equatorial Rossby dan Kelvin, serta dinamika atmosfer berupa zona konvergensi dan konfluensi angin, secara signifikan berkontribusi terhadap pembentukan awan konvektif dan potensi hujan di wilayah tersebut.
Kondisi atmosfer yang masih mendukung pertumbuhan awan hujan tersebut menyebabkan beberapa kejadian hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat yang masih terjadi di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Berdasarkan data observasi dan peringatan dini yang telah dikeluarkan, BMKG mencatat hujan lebat dengan akumulasi harian antara 50–100 mm terjadi pada 9 Juli 2025 di wilayah Nabire (57,6 mm/hari) dan Kalimantan Barat (52,5 mm/hari). Sehari sebelumnya, pada 8 Juli 2025, hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat tercatat di Papua Barat (88,9 mm/hari), Sumatra Utara (76,8 mm/hari), Sumatra Barat (74,0 mm/hari), Maluku (62,3 mm/hari), dan Papua (55,4 mm/hari). Kejadian hujan signifikan ini memicu berbagai dampak hidrometeorologis, antara lain banjir, tanah longsor, pohon tumbang, genangan air, serta kerusakan infrastruktur di beberapa wilayah terdampak.
Kondisi atmosfer yang masih dinamis mengindikasikan bahwa potensi terjadinya cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia masih cukup tinggi. Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat serta instansi terkait untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan hujan lebat yang disertai kilat atau petir, angin kencang, serta gelombang tinggi di wilayah perairan. Hal ini patut menjadi perhatian, khususnya bagi wilayah yang masih rentan terhadap dampak hidrometeorologis, meskipun sebagian wilayah Indonesia telah mulai memasuki fase awal musim kemarau secara klimatologis.
Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan
Berdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini, potensi cuaca ekstrem masih diperkirakan dapat berlangsung dalam kurun waktu satu minggu kedepan. Aktivitas gelombang atmosfer tropis diprediksi tetap menjadi faktor utama dalam pembentukan hujan di sejumlah wilayah Indonesia. Selama periode ini, Gelombang Equatorial Rossby diperkirakan akan aktif di beberapa wilayah seperti Sumatera, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Di saat yang sama, Gelombang Kelvin juga diperkirakan akan berpengaruh di wilayah Sulawesi bagian utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, serta Papua bagian selatan. Selain itu, potensi terbentuknya sirkulasi siklonik di wilayah Samudra Pasifik timur Filipina dan Samudra Hindia barat Bengkulu diprakirakan akan memicu terbentuknya daerah konvergensi dan pertemuan angin (konfluensi) yang memanjang di Laut Filipina hingga perairan barat Bengkulu. Kondisi ini dapat meningkatkan potensi hujan dengan mendorong penumpukan udara lembap yang kemudian naik dan membentuk awan-awan hujan.
Peningkatan kecepatan angin permukaan hingga mencapai lebih dari 25 knots diprediksi terdapat di Perairan Utara Aceh, Laut Cina Selatan, Laut Natuna Utara, Laut Arafuru, Laut Timor, dan Laut Banda dan Samudera Hindia sebelah barat daya Banten, yang mampu meningkatkan ketinggian gelombang di wilayah perairan tersebut. Selain itu, kondisi labilitas lokal yang kuat mendukung proses konvektif pada skala lokal di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Bengkulu, Kep. Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Dengan kondisi atmosfer yang masih aktif dan kompleks ini, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, petir, angin kencang, dan gelombang tinggi dalam beberapa hari ke depan.
Prospek Cuaca Sepekan ke Depan
Periode 11 – 13 Juli 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua.
Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:
Siaga (Hujan lebat) : Aceh, Papua Selatan.
Angin Kencang : Aceh, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Maluku, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, dan Papua Selatan.
Periode 14 – 17 Juli 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Bengkulu, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua, dan Papua Selatan.
Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:
Siaga (Hujan lebat) : Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Maluku, Papua Pegunungan.
Angin Kencang : Aceh, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Papua Barat dan Papua Selatan.
Prospek di atas merupakan kondisi secara umum. Untuk informasi cuaca lebih detail dapat diakses melalui website BMKG, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial media @infoBMKG.
Imbauan
Menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa waktu kedepan, BMKG mengimbau masyarakat untuk:
- Waspada terhadap perubahan cuaca yang sangat cepat dan signifikan, khususnya pada skala harian
- Waspada terhadap kemungkinan hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir.
- Menjauhi wilayah terbuka ketika terjadi hujan yang disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai angin kencang.
- Tetap gunakan tabir surya dan cukupi asupan cairan tubuh, karena cuaca terik dapat terjadi sewaktu-waktu pada periode musim kemarau.
- Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja. Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web http://www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.
Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru.
Catatan: Informasi ini telah melalui proses penyuntingan dan pembaruan tanggal 10 Juli 2025, 17.00 WIB.
Jakarta, 10 Juli 2025
Direktorat Meteorologi Publik BMKG
– Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.