Kembali ke Prospek Cuaca Mingguan

Prospek Cuaca Mingguan Periode 8-14 Juli 2025: Kemarau Belum Merata: Waspada Masih Berpotensi Hujan Lebat di Beberapa Wilayah

07 July 2025

Nurul Izzah Fitria

Prospek Cuaca Mingguan

Prospek Cuaca Mingguan Periode 8-14 Juli 2025: Kemarau Belum Merata: Waspada Masih Berpotensi Hujan Lebat di Beberapa Wilayah

Kemarau Belum Merata: Waspada Masih Berpotensi Hujan Lebat di Beberapa Wilayah

Sejak Maret 2024, BMKG telah merilis prediksi bahwa awal musim kemarau 2025 akan mengalami kemunduran pada sekitar 29% Zona Musim, terutama di wilayah Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT. Berdasarkan pemantauan BMKG hingga akhir Juni 2025, menunjukkan bahwa baru sekitar 30% zona musim di Indonesia yang telah memasuki periode musim kemarau. Angka ini hanya mencapai setengah dari kondisi normal, dimana sekitar 64% jumlah zona musim yang secara klimatologis biasanya telah mengalami musim kemarau pada akhir Juni.

Meskipun kondisi iklim global saat ini menunjukkan bahwa ENSO dan IOD berada dalam fase netral dan diperkirakan akan tetap netral hingga akhir tahun 2025, anomali curah hujan yang telah terjadi sejak Mei diperkirakan akan terus berlangsung hingga Oktober 2025. Melemahnya Monsun Australia yang berasosiasi dengan musim kemarau turut menyebabkan suhu muka laut di selatan Indonesia tetap hangat, dan hal ini berkontribusi terhadap terjadinya anomali curah hujan tersebut. Selain itu, monitoring gelombang ekuator dan angin streamline menunjukkan adanya Gelombang Kelvin dan Ekuatorial Robby yang aktif melintas di sejumlah wilayah Indonesia. Kombinasi faktor-faktor ini menunjukkan bahwa meskipun indikator iklim global berada dalam kondisi netral, dinamika regional tetap mendukung terbentuknya pola hujan di wilayah Indonesia.

Mengacu pada peringatan dini yang telah disampaikan, BMKG mencatat hujan lebat hingga ekstrem terjadi di sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Pada 6 Juli 2025, hujan intensitas tinggi (>100 mm/hari) tercatat di berbagai titik di Jakarta dan sekitarnya, seperti Semanan (144 mm), Angke Hulu (135 mm), dan Halim (123 mm). Sehari sebelumnya, 5 Juli, hujan ekstrem (>150 mm/hari) terjadi di Bogor (157,4 mm), Mataram (111.4 mm/hari), dan beberapa wilayah di Sulawesi Selatan seperti Bantaeng dan Bulukumba, yang menimbulkan dampak berupa banjir, longsor, dan pohon tumbang. Hujan lebat juga tercatat di Tangerang (88,2 mm) dan Jakarta Timur (77 mm), yang turut menyebabkan kerusakan dan genangan.

Dengan kondisi atmosfer yang masih sangat dinamis, BMKG mengimbau masyarakat serta pihak-pihak terkait untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai kilat atau petir, angin kencang, dan gelombang tinggi di wilayah perairan Indonesia. Kewaspadaan ini penting, khususnya di wilayah yang masih rentan terhadap kejadian cuaca ekstrem, meskipun sebagian wilayah Indonesia telah memasuki periode kemarau.

Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan

Berdasarkan pengamatan dinamika atmosfer terkini, tren potensi cuaca ekstrem diprakirakan masih dapat berlangsung hingga sepekan ke depan. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah Monsun Australia yang terindikasi lemah. Hal ini menyebabkan kondisi atmosfer di sebagian besar wilayah Indonesia bagian selatan masih lembab. Di beberapa wilayah dengan labilitas atmosfer yang kuat karena pemanasan permukaan, pertumbuhan awan – awan hujan dapat terjadi. Selain itu aktivitas gelombang atmosfer tropis lainnya masih mendominasi. Gelombang Kelvin diprediksi aktif di sebagian wilayah Bali, Nusa Tenggara hingga wilayah Indonesia Timur yang memicu pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut. Selain itu, gelombang Mixed-Rossby Gravity (MRG) diprediksi memicu gangguan atmosfer di wilayah selatan Sumatra, Samudra Hindia Barat daya Lampung, dan Jawa bagian barat yang mendukung pertumbuhan awan hujan.

Peningkatan kecepatan angin hingga di atas 25 knot juga terpantau di beberapa wilayah perairan seperti di Laut Cina Selatan, Perairan selatan Jawa, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah hingga Banten, dan Perairan selatan Papua Nugini, yang mampu meningkatkan ketinggian gelombang di wilayah perairan tersebut. Di sisi daratan, labilitas lokal kuat terpantau di sejumlah wilayah seperti Aceh, Sumatra Utara, Kep. Bangka Belitung, Banten, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Tengah, dan Papua Selatan mendukung pembentukan awan konvektif secara intensif. Dengan kondisi atmosfer yang masih aktif dan kompleks ini, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, petir, angin kencang, dan gelombang tinggi dalam beberapa hari ke depan.

Prospek Cuaca Sepekan ke Depan

Periode 8-10 Juli 2025

Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. *Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang* yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.
Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:

  • Siaga (Hujan lebat): Jawa Barat, dan Maluku.
  • Angin Kencang: Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku.

Periode 11-14 Juli 2025

Cuaca di Indonesia umumnya didominasi berawan hingga hujan ringan. *Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang* yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.
Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:

  • Siaga (Hujan lebat): Aceh, Nusa Tenggara Barat, dan Papua Pegunungan.
  • Angin Kencang: Aceh, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Papua Selatan.

Prospek di atas merupakan kondisi secara umum. Untuk informasi cuaca lebih detail dapat diakses melalui website BMKG, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial media @infoBMKG.

Imbauan

Menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa waktu kedepan, BMKG mengimbau masyarakat untuk:

  • Waspada terhadap perubahan cuaca yang sangat cepat dan signifikan, khususnya pada skala harian
  • Waspada terhadap kemungkinan hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir.
  • Menjauhi wilayah terbuka ketika terjadi hujan yang disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai angin kencang.
  • Tetap gunakan tabir surya dan cukupi asupan cairan tubuh, karena cuaca terik dapat terjadi sewaktu-waktu pada periode musim kemarau.
  • Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja.
  • Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web http://www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.

Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru.

Catatan: Informasi ini telah melalui proses penyuntingan dan pembaruan tanggal 07 Juli 2025, 17.00 WIB.

Jakarta, 07 Juli 2025

Direktorat Meteorologi Publik BMKG

Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Prospek Cuaca Mingguan Lainnya

Prospek Cuaca Mingguan Periode 8-14 Juli 2025: Kemarau Belum Merata: Waspada Masih Berpotensi Hujan Lebat di Beberapa Wilayah

Prospek Cuaca Mingguan Periode 8-14 Juli 2025: Kemarau Belum Merata: Waspada Masih Berpotensi Hujan Lebat di Beberapa Wilayah

Prospek Cuaca Mingguan Periode 4–10 Juli 2025: Interaksi Gelombang Atmosfer Tropis Dan Lemahnya Monsun Australia: Penyebab Hujan Masih Mengguyur Indonesia

Prospek Cuaca Mingguan Periode 4–10 Juli 2025: Interaksi Gelombang Atmosfer Tropis Dan Lemahnya Monsun Australia: Penyebab Hujan Masih Mengguyur Indonesia

Prospek Cuaca Mingguan Periode 1-7 Juli 2025: Waspada Hujan Signifikan Sepekan ke Depan di Selatan dan Timur Indonesia

Prospek Cuaca Mingguan Periode 1-7 Juli 2025: Waspada Hujan Signifikan Sepekan ke Depan di Selatan dan Timur Indonesia