Kembali ke Berita Kegiatan

Mahasiswa UHAMKA Kunjungi BMKG, Pelajari Potensi dan Kesiapsiagaan Hadapi Gempa Bumi dan Tsunami

11 September 2025

Annisa Amalia Zahro

Berita Kegiatan

Mahasiswa UHAMKA Kunjungi BMKG, Pelajari Potensi dan Kesiapsiagaan Hadapi Gempa Bumi dan Tsunami

Jakarta, 11 September 2025 – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerima kunjungan dari Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka). Sebanyak 21 mahasiswa dan 4 dosen pendamping mempelajari potensi gempa bumi di Jakarta serta kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi dan tsunami.

Sebagai pembuka kegiatan, narasumber dari Direktorat Gempabumi dan Tsunami BMKG Fajar Tri Haryanto, M. Sc. menyampaikan materi seputar dasar-dasar tektonik, teori benua mengapung, hingga penyebab umum gempa bumi akibat pergerakan lempeng.

“Indonesia berada pada pertemuan empat lempeng aktif sehingga potensi terjadinya gempa bumi sangat tinggi,” jelas Fajar, (11/9).

Fajar juga menyinggung fenomena megathrust, yaitu gempa besar akibat pertemuan dua lempeng yang saling menumpuk. Fenomena ini terkadang berkaitan dengan adanya seismic gap.

Seismic gap itu ketika suatu daerah seharusnya mengalami gempa kecil berkali-kali, namun justru tidak terjadi; ada kemungkinan energi sedang terkumpul. Hal ini berpotensi memicu gempa besar di masa depan,” tambahnya.

Tak hanya teori, mahasiswa juga diajak mempraktikkan langkah perlindungan diri saat gempa, salah satunya dengan metode “drop, cover, hold”. Metode ini mengutamakan perlindungan kepala dan alat vital tubuh dari risiko reruntuhan.

Fajar menyarankan untuk berlindung di bawah meja dan dekat pilar bangunan yang kuat. Namun, jika tidak ada alat bantu, peserta dilatih untuk melindungi kepala menggunakan tangan.

Sesi tanya jawab berlangsung interaktif. Salah satu mahasiswa bertanya mengenai strategi realistis menghadapi gempa bumi yang belum bisa diprediksi secara pasti. Menjawab hal tersebut, Fajar menekankan pentingnya penguatan mitigasi dan kesiapsiagaan.

Ia mengutip pelajaran penting dari gempa bumi Hanshin Awaji di Jepang pada 17 Januari 1995, bahwa sebagian besar korban selamat berkat upaya menyelamatkan diri sendiri (34,9%), ditolong anggota keluarga (31,9%), dan ditolong teman atau tetangga (28,1%). Sedangkan hanya 2,6% diselamatkan oleh orang lewat dan 1,7% oleh regu penyelamat.

Rombongan mahasiswa kemudian diajak mencoba simulator gempa bumi yang menghadirkan pengalaman guncangan gempa Lombok tahun 2018 dengan kekuatan magnitudo 7.0. Simulasi ini memberikan pengalaman nyata sekaligus mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi gempa bumi.

Selain itu, rombongan mahasiswa juga berkesempatan mengunjungi ruang operasional Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) untuk mempelajari proses deteksi dan pengolahan data untuk peringatan dini tsunami hingga akhirnya dipublikasikan kepada masyarakat.

“Tugas kita di sini tidak hanya menyediakan data dan informasi peringatan dini tsunami tingkat nasional saja, tetapi juga untuk negara-negara di Samudra Hindia melalui Tsunami Service Provider. Jadi, misalkan ada gempa yang punya potensi tsunami ke Indonesia, kita pun harus proses dan menginformasikan ke negara tetangga” ujar Roby, staf InaTews BMKG.

Sebagai penutup, peserta mengunjungi Museum Geofisika BMKG untuk mempelajari berbagai alat pendeteksi gempa bumi, mulai dari versi klasik hingga teknologi modern yang kini digunakan. Melalui kunjungan ini, BMKG menegaskan kembali komitmennya dalam memberikan edukasi kebencanaan yang aplikatif dan inklusif.

Diharapkan, mahasiswa UHAMKA dapat menularkan pemahaman tentang mitigasi bencana serta menumbuhkan budaya sadar gempa di lingkungan sekitarnya.

 

 

Berita Kegiatan Lainnya

Mahasiswa UHAMKA Kunjungi BMKG, Pelajari Potensi dan Kesiapsiagaan Hadapi Gempa Bumi dan Tsunami

Mahasiswa UHAMKA Kunjungi BMKG, Pelajari Potensi dan Kesiapsiagaan Hadapi Gempa Bumi dan Tsunami

BMKG Selenggarakan Pengamatan Gerhana Bulan Total di Labuan Bajo dan Banjarbaru

BMKG Selenggarakan Pengamatan Gerhana Bulan Total di Labuan Bajo dan Banjarbaru

Siswa Madrasah Ibtidaiyah 19 Belajar Gempa Bumi, Tsunami dan Cuaca

Siswa Madrasah Ibtidaiyah 19 Belajar Gempa Bumi, Tsunami dan Cuaca