
Kembali ke Berita
BMKG Gelar SLG di Ternate, Warga Dilatih Hadapi Ancaman Ganda Tsunami
20 August 2025
Valdez Dwi
Berita

Ternate, 19 Agustus 2025. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar kegiatan Sekolah Lapang Gempa dan Tsunami (SLG) di Kelurahan Rua, Kota Ternate, Maluku Utara. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi ancaman ganda tsunami baik yang berasal dari gempa tektonik maupun letusan gunung api.
Deputi Bidang Geofisika BMKG Nelly Florida Riama menjelaskan, SLG merupakan wujud komitmen bersama dan manifestasi kehadiran negara dalam melindungi warganya. Peran BMKG Adalah menyediakan landasan ilmiah yang kokoh agar setiap langkah mitigasi didasari pada data dan pemahaman risiko yang akurat.
“Provinsi Maluku Utara, khususnya Kota Ternate, berada di atas salah satu zona tektonik paling aktif di dunia, yaitu zona subduksi ganda Laut Maluku. Menurut Pusat Studi Gempa Nasional (PusGeN) 2024, potensi gempa dari Halmahera Trust dapat mencapai magnitudo 8.3,” kata Nelly di Ternate, Selasa (19/8).
Berdasarkan data historis, tsunami pernah terjadi pada zona ini pada tahun 1846 dan 1859 dengan tinggi hingga 1,2 meter. Selain itu, Gunung Gamalama merupakan gunung api aktif yang catatan sejarahnya menunjukkan pernah memicu tsunami pada tahun 1608 dan 1772. Ini adalah ancaman ganda: tsunami tektonik dari laut dan tsunami vulkanik dari darat.
Dalam 10 tahun terakhir, BMKG mencatat 13 kali gempa bumi kuat (M > 6.5) terjadi di zona ini, dua di antaranya membangkitkan tsunami minor pada tahun 2014 dan 2019. Berdasarkan pemodelan skenario terburuk BMKG, tsunami dapat tiba di pesisir Ternate hanya dalam waktu 6 menit setelah gempa, dengan potensi ketinggian gelombang mencapai 13 meter.
“Waktu emas kita untuk evakuasi sangat sempit. Pertanyaannya bukan lagi kapan terjadi, tetapi ketika terjadi, apakah kita siap? Ini bukan untuk menimbulkan kekhawatiran melainkan untuk membangun kewaspadaan berbasis data,” tegas Nelly.
SLG Ternate diikuti oleh 42 peserta yang berasal dari berbagai unsur, mulai dari BPBD, TNI, Polri, perwakilan masyarakat, SKPD terkait, sekolah, media hingga pihak swasta. Para peserta dibekali pengetahuan ilmiah dan dilatih secara praktis, mulai dari membaca peta bahaya, merancang jalur evakuasi, hingga simulasi respons peringatan dini.
SLG Ternate adalah bagian dari perjalanan 10 tahun program Sekolah Lapang Gempa dan Tsunami BMKG yang telah menjangkau 185 lokasi di seluruh Indonesia hingga Agustus 2025 ini. Di Provinsi Maluku Utara sendiri SLG telah diselenggarakan sebanyak 9 kali sejak tahun 2015. Gerakan ini telah mengubah ribuan masyarakat dari objek menjadi subjek penanggulangan bencana, membangun kesadaran, keterlibatan aktif, dan solidaritas.
BMKG mengajak seluruh pihak untuk terus memperkuat kolaborasi dan menjadikan SLG sebagai titik tolak untuk aksi nyata demi mewujudkan Ternate Tangguh Bencana.
“Ternate yang siaga tsunami bukan hanya soal keselamatan jiwa, melainkan juga investasi terbaik untuk masa depan ekonomi dan sosial kota ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Wali Kota Ternate Tauhid Soleman memberikan apresiasi kepada BMKG yang telah memberikan program SLG kepada warga Ternate. Menurutnya, komitmen pemerintah pusat, khususnya BMKG tidak hanya berhenti pada program pelatihan hari ini namun harus dipahami dengan seksama oleh seluruh masyarakat.
“Kita patut bersyukur dan dokumen infrastruktur yang sudah terpasang di wilayah kita seperti jaringan seismograf, sistem canggih WRS Warning Receiver System hingga tsunami ready community yang tersebar di beberapa Lokasi termasuk di pulai terluar kita,” jelasnya.