BOGOR, Sabtu(4/2/2016) - Salah satu upaya BMKG untuk meningkatkan pemahaman petani terhadap informasi iklim yaitu dengan melalui program Sekolah Lapang Iklim(SLI). Kepala Pusat Iklim Agroklimat dan Iklim Maritim, Dra.Nurhayati,M.Sc, membuka secara resmi SLI Tahap 3 dengan jumlah peserta 25 petani di Desa Leuwiliang, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor.
Dalam sambutannya, Nurhayati menyampaikan pesan dari Menteri Pertanian bahwa Indonesia dengan tegas mengambil kebijakan tidak melakukan impor beras. Oleh karenanya, secara umum produksi beras yang dihasilkan oleh petani harus mencapai potensi maksimalnya.
La-nina yang diprediksi muncul akan menimbulkan bertambahnya curah hujan untuk wilayah Indonesia bagian barat. Hal ini berdampak pada kelebihan pasokan air untuk pertanian sehingga perlu pengaturan. Pada kondisi iklim seperti ini, BMKG hadir ditengah-tengah petani Leuwiliang untuk membantu mempertahankan 6,8 juta ton beras per tahun hasil produksi pertanian dengan cara SLI.
Manfaat SLI antara lain untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan petani mengenai iklim dalam kaitannya untuk adaptasi terhadap variabilitas iklim dan mengantisipasi kejadian iklim ekstrim, membantu petani dalam menterjemahkan informasi iklim dari BMKG untuk kegiatan pertanian, membangun kelompok tani yang kuat dan memiliki strategi cocok tanam.