Padang, 17 Juni 2018 / Suasana lebaran masih melekat, namun BMKG tetap siaga memberikan informasi meteorologi, klimatologi dan geofisika. Posko-posko BMKG siap 24 jam memberikan informasi terkini pada para pemudik untuk meningkatkan jaminan keselamatan selama mudik lebaran. Dalam rangka memastikan bahwa semua sistem dan peralatan milik BMKG siap dan siaga, Kepala BMKG Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D, didampingi oleh Kepala Balai MKG Wilayah I, Edison Kurniawan, S.Si, M.Si dan Plt. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami, Rahmat Triyono, ST, Dipl.Seis, M.Sc, melakukan inspeksi mendadak secara acak dan kali ini posko BMKG di Kota Padang yang terpilih.
Inspeksi atas kesiapan BMKG di posko gabungan yang terletak di Bandara Internasional Minangkabau. Kepala BMKG bertemu dengan Manager Operasi Angkasa Pura, Bapak Hendrizai yang menyampaikan bahwa sejauh ini tidak ada kendala yang terjadi di posko. Beliau juga memberikan apresiasi kepada BMKG atas kesiapan dalam pemberian informasi MKG pada publik. Pada kesempatan tersebut Kepala BMKG juga mengecek display cuaca serta kesiapan Bandara Internasional Minangkabau dalam proses evakuasi ketika kondisi darurat, misalnya apabila terjadi gempabumi dan tsunami. Menurut Manager Operasi Angkasa Pura, Bandara Internasional Minangkabau menyediakan shelter di lantai 3 Bandara, yang berada pada ketinggian 15 meter untuk mitigasi (evakuasi) apabila terjadi tsunami.
Selain posko di Bandara Internasional Minangkabau, Kepala BMKG juga mengadakan video conference untuk pengecekan sistem instrumentasi dan jaringan komunikasi di seluruh stasiun BMKG yang ada di wilayah Sumatera. Kepala BMKG kemudian mengamanatkan kepada seluruh stasiun agar lebih menggencarkan peyebaran informasi potensi serta kesiapan mitigasi gempabumi dan tsunami, tidak hanya menggunakan jaringan komunikasi yang telah ada seperti Digital Video Broadcast (DVB) dan Warning Receiver System (WRS) namun juga memanfaatkan media sosial, televisi dan radio terutama di daerah-daerah pelosok agar penyampaian informasi dapat lebih luas menjangkau masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, dilakukan pula video call dengan Kepala Basarnas dan BPBD di Kepulauan Mentawai yang berada di Pulau Sipora, untuk lebih memperkuat koordinasi mitigasi potensi gempabumi dan tsunami di Kepulauan Mentawai. Kearifan lokal di daerah tersebut perlu diutamakan, yaitu tradisi untuk segera lari ke tempat yang lebih tinggi apabila terjadi guncangan gempabumi, tanpa harus menunggu informasi BMKG. Setelah mengadakan video conference, Kepala BMKG beserta rombongan mengunjungi Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) Provinsi Sumatera Barat dan Kota Padang, untuk mengecek peralatan dan sistim informasi BMKG yang ditempatkan di sana.
Kepala BMKG meminta semua pihak untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dalam mengantisipasi potensi bencana, antara lain dengan mengaktifkan Whatsapp group dan radio komunikasi masyarakat, seperti RAPI dan ORARI. Dalam pertemuan tersebut dibahas pula bahwa dengan memperhatikan jumlah penduduk Sumatera Barat yang tinggal di Pesisir pantai, maka diperlukan penambahan jumlah shelter dan peningkatan pemeliharaan shelter-shelter yang sudah dibangun. Selain itu mitigasi bencana perlu lebih ditingkatkan dengan menambah frekwensi latihan evakuasi bencana dan tes / pengecekan sistem terintegrasi antara BMKG, BPBD, Basarnas, Pemerintah Daerah dan pihak-pihak terkait.