Yogyakarta (20 April 2023) - Stasiun Geofisika Sleman melaksanakan pengamatan gerhana matahari hibrid dan dilanjutkan pengamatan awal bulan Syawal 1444 H. Gerhana matahari hibrid merupakan Gerhana Matahari Total dan Cincin yang terjadi secara berurutan dalam satu fenomena gerhana. Peristiwa gerhana matahari hibrid relatif terjadi cukup langka. Tim pengamatan Gerhana Matahari Hibrid Stasiun Geofisika Sleman Melakukan pengamatan di halaman belakang kantor Stasiun Geofisika Sleman Yogyakarta.
Secara umum, gerhana di D.I. Yogyakarta dimulai pada pukul 09.26 WIB. Puncak gerhana terjadi pada pukul 10.48 WIB dan berakhir pada pukul 12.16 WIB. Durasi gerhana yang teramati di D.I. Yogyakarta rata-rata adalah 2 jam 49 menit. Pengamatan gerhana tersebut bisa dilihat oleh masyarakat umum melalui live streaming youtube https://youtube.com/live/RPdCN3BzY7s .
Tak hanya itu, masyarakat di sekitar kantor Stasiun Geofisika Sleman juga turut memadati lokasi untuk menyaksikan gerhana secara langsung dengan menggunakan kacamata khusus, teropong, dan layar TV yang telah disediakan.
Di sisi lain, tim hilal Stasiun Geofisika Sleman bersama Kementerian Agama Kabupaten Bantul dan Kanwil DIY, Tim Rukyatul Hilal NU Bantul dan Sleman, Pengadilan Agama, Polsek, Koramil, perangkat desa Kretek, media elektronik, serta mahasiswa MBKM F.MIPA UGM, UNY, dan STMKG Jakarta melakukan Rukyat Hilal awal bulan Syawal 1444 H di POB Syekh Bela Belu Parangtritis Bantul pada sore hari.
Namun, sayangnya hasil pengamatan Rukyat Hilal awal bulan Syawal 1444 H menunjukkan bahwa hilal tidak teramati karena tertutup awan tebal. Tim Stasiun Geofisika Sleman melaporkan hasil ini ke BMKG pusat untuk mendukung Sidang Isbat Kementerian Agama dalam penentuan 1 Syawal 1444 H.