Jakarta, 7 Agustus 2018 / Pengamatan gas rumah kaca (GRK) yang dilakukan oleh BMKG merupakan salah satu komitmen Indonesia dalam aksi mitigasi perubahan iklim sesuai hasil kesepakatan Paris Agreement 2015 serta menjadi sebuah niatan resmi pemerintah Indonesia dalam Nationally Determinated Contribution (NDC). Di dalam NDC saat ini sebagai bagian dari Rencana Aksi Nasional (RAN-GRK) sebagai sebuah keputusan politik tingkat tinggi yang mengintegrasikan program pembangunan nasional, Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi GRK sebesar 29% dengan upaya sendiri atau 40% dengan dukungan sampai tahun 2030.
Dengan komitmen ini BMKG, sebagai bagian dari pemerintah, terus berupaya melakukan pemantauan konsentrasi GRK baik melalui 3 Stasiun Global Atmosphere Watch (GAW) yang ada di Bukit Koto Tabang, Palu dan Sorong serta di 5 lokasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) BMKG yang ada di daerah. Untuk meningkatkan kualitas pengamatan, Stasiun GAW yang beroperasi di dunia harus mendapatkan pengakuan/sertifikasi dari auditor Internasional Eidgenössische Materialprüfungs-und Forschungsanstalt (EMPA), sebuah laboratorium pemerintah Federasi Swiss untuk sains dan teknologi material. Selain dengan EMPA BMKG juga menjalin kerjasama dengan National Institute for Environmental Studies (NIES), Jepang.
Dengan peningkatan kualitas data pemantauan GRK yang dilakukan BMKG maka akan menjadi sebuah nilai tambah bagi posisi Indonesia untuk mewujudkan dan meningkatkan posisi tawar Indonesia pada Konfrensi PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC).
Hal ini disampaikan oleh Kepala BMKG, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc, Ph.D yang membuka acara Workshop International On Global Atmospheric Watch (GAW) yang diadakan di Hotel Borobudur, Jakarta, dari tanggal 7-8 Agustus 2018. Acara workshop yang mengangkat tema "Penguatan Layanan Publik Kedeputian Klimatologi di Bidang Pengamatan, Penelitian dan Aplikasi Informasi GRK" . Workshop ini menjadi salah satu upaya BMKG dalam meningkatkan kualitas SDM dari para peneliti GRK BMKG dan peneliti lainnya. Oleh karena itu, BMKG mengundang tidak hanya peneliti yang berasal dari Indonesia seperti dari KLHK, BAPPENAS, BATAN, IPB, ITB dan UGM, namun juga dari berbagai negara seperti Swiss, Amerika, Jepang, Malaysia, Cina, New Zealand, Australia dan Korea Selatan.
Narasumber di dalam Workshop merupakan pembicara-pembicara yang berkualitas dalam bidng GRK dan sains kimia atmosfer seperti, Dr. Oksana Tarasova dari WMO, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, Ruandha Agung Sugardiman dan pembicara lain seperti dari NOAA, IAEA, EMPA, WDCGG, NIES dan CSIRO. Dihadiri oleh peserta sebanyak 125 orang, workshop diharapkan mampu menambah peluang Indonesia menjadi pusat pelatihan GAW di kawasan regional Asia yang didukung instruktur nasional/internasional yang mumpuni dan mendapat dukungan komunitas gas rumah kaca dunia.