Kembali ke Artikel
Mengenal Gas Rumah Kaca (GRK), Penyebab Utama Pemanasan Global
24 November 2025
Linda Juliawanti
Artikel
Penulis:

Gas Rumah Kaca (GRK) adalah gas-gas di atmosfer yang berfungsi menahan panas Matahari agar Bumi tetap hangat. Layaknya selimut, GRK menjaga suhu Bumi tetap stabil sehingga planet ini dapat dihuni.
Namun, ketika jumlahnya meningkat terlalu banyak akibat aktivitas manusia, panas yang terperangkap menjadi berlebihan dan memicu pemanasan global serta perubahan iklim.
Lalu, apa sebenarnya gas rumah kaca? Dari mana asalnya, dan bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari? Simak penjelasan lengkap berikut ini.
Apa Itu Gas Rumah Kaca?
Menurut buku Gas Rumah Kaca dan Perubahan Iklim di Indonesia karya Dodo Gunawan dan Kadarsah (BMKG), gas rumah kaca (GRK) adalah gas-gas di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca, yaitu proses ketika atmosfer menahan sebagian radiasi panas yang dipantulkan permukaan Bumi.
Gas-gas ini dapat berasal dari proses alami maupun aktivitas manusia. Secara alami, gas rumah kaca muncul melalui:
- Penguapan air dari laut, danau, dan sungai
- Letusan gunung api
- Pernapasan makhluk hidup
- Pembusukan material organik
Sementara itu, aktivitas manusia dapat meningkatkan konsentrasi GRK secara signifikan, terutama melalui penggunaan bahan bakar fosil, pembakaran hutan, dan aktivitas industri.
Saat gas-gas seperti uap air, karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida semakin banyak, kemampuan atmosfer menahan panas meningkat. Akibatnya, suhu Bumi naik lebih cepat dari seharusnya dan memengaruhi keseimbangan iklim global.
Jenis-Jenis Gas Rumah Kaca dan Sumbernya

Setiap jenis GRK memiliki karakter dan tingkat kemampuan menahan panas yang berbeda. Ada yang jumlahnya besar, ada juga yang efek pemanasannya jauh lebih kuat meski kadarnya kecil. Berikut ini penjelasannya:
1. Karbon Dioksida (CO₂)
Karbon dioksida adalah GRK paling dikenal karena jumlahnya terus meningkat. Secara alami, CO₂ dilepaskan dari letusan gunung api, pernapasan makhluk hidup, serta pembusukan organisme. Namun, aktivitas manusia seperti kendaraan bermotor, industri, pembakaran hutan, dan deforestasi menjadi penyumbang utama kenaikan CO₂ dalam beberapa dekade terakhir.
Sejak era pra-industri, konsentrasi CO₂ naik dari 281 ppm menjadi 383 ppm pada tahun 2007, dan terus meningkat hingga saat ini. Peningkatan ini terjadi jauh lebih cepat daripada kemampuan Bumi menyerap CO₂ melalui laut dan tanaman.
2. Metana (CH₄)
Metana memiliki kemampuan memerangkap panas 20 kali lebih kuat daripada CO₂. Gas ini dihasilkan dari proses produksi gas alam dan minyak bumi, pembusukan limbah organik, rawa-rawa, sawah, serta peternakan, khususnya sapi. Sejak Revolusi Industri, kadar metana meningkat drastis sehingga turut memperburuk pemanasan global.
3. Dinitrogen Oksida (N₂O)
Dinitrogen oksida adalah GRK yang lebih kuat lagi: kemampuannya menahan panas mencapai 300 kali lipat dibanding CO₂. Gas ini berasal dari penggunaan pupuk pertanian, pembakaran bahan bakar fosil, aktivitas industri, dan proses alami di tanah.
Meski jumlahnya lebih sedikit, pengaruhnya terhadap pemanasan global sangat signifikan. Konsentrasinya meningkat sekitar 16% dibanding era pra-industri.
Dampak Gas Rumah Kaca terhadap Iklim dan Kehidupan
Jika konsentrasi GRK terus meningkat, berbagai dampak serius dapat terjadi pada sistem iklim dan kehidupan manusia.
- Suhu bumi meningkat: Cuaca menjadi lebih panas, memicu gelombang panas dan kekeringan di banyak wilayah.
- Cuaca menjadi tidak menentu: Pergeseran pola musim berdampak pada pertanian, persediaan air, dan kesehatan.
- Es di kutub mencair: Permukaan laut naik dan mengancam wilayah pesisir serta pulau-pulau kecil.
- Bencana iklim meningkat: Banjir, badai tropis, hujan ekstrem, kebakaran hutan, hingga longsor menjadi semakin sering.
Perubahan-perubahan ini bukan hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga ekonomi, kesehatan, dan keberlanjutan hidup manusia.
Cara Mengurangi Gas Rumah Kaca
Setiap orang dapat berperan dalam menekan emisi gas rumah kaca (GRK). Perubahan kecil yang dilakukan secara konsisten dapat memberikan dampak besar bagi lingkungan. Berikut beberapa langkah yang bisa mulai diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:
Kurangi Penggunaan Kendaraan Bermotor
Sektor transportasi merupakan salah satu penyumbang emisi CO₂ terbesar. Mengubah kebiasaan perjalanan dapat membantu mengurangi emisi secara signifikan.
Anda bisa mulai dengan:
- Menggunakan transportasi umum seperti bus, kereta, atau angkot untuk mengurangi jumlah kendaraan pribadi.
- Menerapkan gaya berkendara hemat energi, seperti tidak menginjak gas dan rem secara mendadak, servis kendaraan secara rutin, dan menjaga tekanan ban tetap optimal.
- Berjalan kaki atau bersepeda untuk perjalanan jarak dekat. Selain ramah lingkungan, cara ini juga baik untuk kesehatan.
Jika memungkinkan, beralih ke kendaraan listrik yang lebih efisien dan tidak menghasilkan emisi langsung.
Hemat Energi di Rumah
Sebagian besar listrik di Indonesia masih berasal dari pembangkit berbahan bakar fosil. Artinya, semakin besar konsumsi energi, semakin besar pula emisi GRK yang dihasilkan.
Beberapa langkah penghematan energi yang bisa dilakukan:
- Menggunakan peralatan elektronik hemat energi, seperti AC dan kulkas berlabel efisiensi tinggi.
- Mematikan lampu, AC, televisi, dan perangkat lain ketika tidak digunakan.
- Mengoptimalkan pencahayaan alami di siang hari.
- Mengatur suhu AC di kisaran 24–26°C, yang lebih efisien dan tetap nyaman.
Menanam dan Merawat Pohon
Pohon adalah salah satu penyerap karbon paling efektif. Dengan menanam dan merawat pohon, kita turut membantu menurunkan konsentrasi CO₂ di atmosfer.
Lakukan langkah berikut:
- Menanam pohon di halaman rumah atau mengikuti kegiatan penghijauan.
- Menjaga pohon tetap sehat melalui penyiraman dan perawatan rutin.
- Mendukung ruang terbuka hijau di lingkungan sekitar.
Selain menyerap CO₂, pohon juga membantu menurunkan suhu udara, meningkatkan kualitas udara, serta menyediakan habitat bagi berbagai makhluk hidup.
Hindari Pembakaran Sampah dan Hutan
Pembakaran sampah rumah tangga maupun pembakaran hutan untuk membuka lahan melepaskan CO₂, metana, dan berbagai partikel berbahaya. Selain mempercepat pemanasan global, asapnya juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Sebagai gantinya, Anda bisa melakukan hal berikut:
- Mengolah sampah organik menjadi kompos.
- Melakukan pemilahan sampah untuk memudahkan proses daur ulang.
- Mendukung praktik pengelolaan sampah dan hutan yang lebih ramah lingkungan.
Mari Bersama Jaga Bumi dari Pemanasan Global
Gas rumah kaca memang memiliki peran penting dalam menjaga suhu Bumi, namun peningkatan berlebihan dapat membawa dampak serius bagi iklim, lingkungan, dan kehidupan manusia.
Dengan memahami sumber dan dampaknya, kita dapat mengambil langkah yang lebih bijak untuk menjaga Bumi tetap nyaman dihuni.
Untuk memantau kondisi lingkungan secara akurat, termasuk cuaca, iklim, dan kualitas udara, gunakan aplikasi Info BMKG, tersedia di App Store (iOS) maupun Google Play (Android). Anda juga dapat mengakses data iklim melalui laman resmi BMKG.
Udara bersih dan iklim yang stabil adalah hak setiap orang. Mari mulai dari diri kita sendiri untuk menjaga masa depan bumi. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!