Kembali ke Artikel

Kenali Apa Itu Kualitas Udara dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

24 November 2025

Linda Juliawanti

Artikel

Penulis:

apa itu kualitas udara
Ilustrasi kualitas udara (sumber: Freepik)

Layaknya air minum yang bersih, udara yang kita hirup setiap hari adalah fondasi penting bagi kesehatan. Tanpa kita sadari, ribuan liter udara masuk ke dalam tubuh setiap harinya. Jika udara tersebut tercemar, dampaknya dapat langsung terasa, mulai dari iritasi ringan pada mata dan tenggorokan hingga risiko penyakit yang lebih serius.

Tak heran, jika dalam beberapa tahun terakhir, isu kualitas udara semakin menjadi perhatian. Terlebih, aktivitas manusia, kondisi cuaca, dan perubahan iklim turut memainkan peran penting dalam menentukan kebersihan udara di sekitar kita. 

Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan kualitas udara? Berikut penjelasan lengkap mengenai pengertiannya, unsur pembentuknya, sumber pencemaran, serta langkah-langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk menjaga udara tetap bersih.

Apa Itu Kualitas Udara? 

Kualitas udara adalah ukuran kebersihan udara dari polutan, yaitu zat-zat kecil tak kasat mata yang dapat membahayakan kesehatan saat terhirup. Secara umum, kualitas udara dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu:

  • Pencemaran udara, yang dampaknya dapat dirasakan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari.
  • Gas rumah kaca, yang memengaruhi iklim dalam jangka panjang dan berkontribusi terhadap pemanasan global.

Pencemaran udara terjadi ketika asap kendaraan, emisi industri, dan pembakaran sampah melepaskan zat berbahaya ke atmosfer. Udara yang tercemar dapat memicu gangguan pernapasan, mengganggu ekosistem, dan menurunkan kualitas hidup.

Sementara itu, gas rumah kaca (GRK) merupakan “selimut” alami Bumi yang berfungsi menahan panas matahari agar suhu tetap stabil. Gas-gas utamanya meliputi karbon dioksida (CO₂), metana (CH₄), dan dinitrogen oksida (N₂O).

Aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil atau pengelolaan sampah yang tidak ramah lingkungan. Inilah yang menyebabkan selimut ini semakin menebal, sehingga terjadi pemanasan global. 

Unsur yang Diamati dalam Kualitas Udara

kualitas udara
(Infografis: Jusuf Agung Setyowibowo, Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan)

Secara umum, terdapat dua kelompok unsur yang digunakan untuk memantau kualitas udara, yaitu pencemaran udara dan gas rumah kaca.

Pencemaran Udara

Kelompok ini mencakup berbagai polutan yang berdampak langsung pada kesehatan dan lingkungan, yang terdiri dari:

1. Partikulat (SPM, PM₁₀, PM₂.₅)

Partikulat adalah debu halus yang berasal dari asap kendaraan, industri, pembakaran sampah, hingga kebakaran hutan. Ukurannya sangat kecil, bahkan lebih kecil dari sehelai rambut, sehingga mudah terhirup.

Terdapat dua klasifikasi partikulat, yakni: 

  • PM₁₀: Partikel “kasar” yang dapat mengiritasi hidung dan tenggorokan. Contoh sumbernya debu jalanan dan serbuk sari.
  • PM₂.₅: Partikel “super halus” yang paling berbahaya karena dapat masuk hingga ke dalam paru-paru bahkan aliran darah.

Sumber utama partikulat di sekitar kita seperti asap kendaraan, emisi industri dan pembangkit listrik, debu proyek konstruksi, hingga kebakaran hutan dan pembakaran sampah.

2. Sulfur Dioksida (SO₂)

Gas berbau tajam yang berasal dari pembakaran batu bara dan minyak. SO₂ dapat memicu iritasi tenggorokan dan berkontribusi terhadap hujan asam.

3. Nitrogen Oksida (NO dan NO₂)

Berasal dari asap kendaraan dan industri. Gas ini menjadi salah satu penyebab kabut asap yang membuat mata perih dan mengganggu pernapasan.

4. Ozon (O₃)

Ozon di lapisan atmosfer atas sangat penting melindungi Bumi. Namun di permukaan tanah (ground-level ozone), ozon dapat menyebabkan iritasi mata dan sesak napas.

5. Karbon Monoksida (CO)

Gas tidak berbau dan tidak berwarna yang dihasilkan dari pembakaran mesin kendaraan. CO berbahaya karena dapat mengurangi suplai oksigen dalam darah.

6. Kimia Air Hujan

Kandungan kimia dalam air hujan dapat digunakan untuk mengidentifikasi tingkat pencemaran udara di suatu wilayah.

Gas Rumah Kaca (GRK)

Gas rumah kaca berperan dalam pemanasan global dan perubahan iklim. Beberapa unsur utamanya:

  • Karbon Dioksida (CO₂): berasal dari kendaraan, industri, serta pembakaran bahan bakar fosil.
  • Metana (CH₄): dihasilkan dari peternakan, sampah organik, serta pertambangan. Gas ini lebih kuat menahan panas dibanding CO₂.
  • Nitrous Oksida (N₂O): berasal dari pupuk pertanian dan limbah, serta turut mempercepat pemanasan Bumi.
  • Sulfur Heksafluorida (SF₆): gas buatan manusia yang digunakan pada peralatan listrik dan memiliki dampak besar terhadap iklim.

Apa Dampaknya?

Pencemaran udara dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, di antaranya:

  • Gangguan pernapasan: asma, bronkitis, dan infeksi saluran napas.
  • Masalah jantung: meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
  • Iritasi: menyebabkan mata perih, hidung meler, dan tenggorokan gatal.
  • Gangguan pertumbuhan anak: paru-paru anak lebih rentan terhadap polutan berbahaya.

Cara Menjaga Kualitas Udara

Kualitas udara bukan hanya ditentukan oleh faktor alam dan aktivitas industri, tetapi juga dipengaruhi oleh kebiasaan sehari-hari yang sering dianggap sepele. Mulai dari cara kita bepergian, mengelola sampah, hingga memilih aktivitas ketika kondisi polusi meningkat, semuanya berkontribusi pada udara yang kita hirup.

Meskipun terlihat sederhana, perubahan kecil dalam pola hidup bisa membawa dampak besar bagi kesehatan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  • Pantau Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) sebelum beraktivitas di luar: Pemantauan ini membantu kita mengetahui kondisi udara saat ini. Dengan memantaunya, kita dapat menyesuaikan aktivitas agar tetap aman.
  • Gunakan masker N95/KF94 saat kualitas udara sedang buruk: Masker berfilter tinggi mampu menyaring partikel halus seperti PM₂.₅ yang berbahaya bagi kesehatan.
  • Hindari olahraga di luar ruangan ketika polusi tinggi: Aktivitas fisik membuat kita bernapas lebih cepat dan dalam, sehingga lebih banyak polutan masuk ke tubuh.
  • Tutup jendela dan gunakan air purifier bila memungkinkan: Langkah ini membantu mencegah polutan luar masuk ke dalam rumah serta menjaga kualitas udara di dalam ruangan tetap baik.
  • Gunakan transportasi umum: Semakin sedikit kendaraan pribadi di jalan, semakin rendah emisi yang dihasilkan. Cara ini juga menjadi langkah nyata mengurangi polusi udara di perkotaan.
  • Hemat energi: Mematikan lampu dan peralatan yang tidak digunakan dapat mengurangi konsumsi listrik, yang berarti menurunkan emisi dari pembangkit listrik.
  • Tanam pohon: Pohon berfungsi sebagai penyaring udara alami, yang dapat menyerap karbondioksida, melepaskan oksigen, dan menangkap partikel debu.
  • Hentikan pembakaran sampah: Asap dari pembakaran sampah mengandung berbagai zat berbahaya yang memperburuk kualitas udara dan berdampak langsung pada kesehatan masyarakat.

Itulah penjelasan mengenai apa itu kualitas udara, faktor yang memengaruhinya, dan langkah-langkah menjaga udara tetap bersih. Udara bersih bukan hanya penting bagi kesehatan individu, tetapi juga bagi lingkungan dan masa depan generasi berikutnya. Menghirup udara segar bukanlah kemewahan, melainkan hak setiap orang.

Untuk memantau kualitas udara di daerah Anda secara mudah dan akurat, Anda dapat menggunakan aplikasi resmi BMKG “Info BMKG – Cuaca, Iklim, dan Gempabumi Indonesia” yang tersedia di App Store (iOS) maupun Google Play (Android)

Anda juga dapat mengakses data kualitas udara melalui laman Iklim BMKG.  Pantau kualitas udara secara berkala dan lindungi diri serta keluarga dengan langkah yang tepat. Udara bersih dimulai dari kita.

Semoga informasi ini bermanfaat, ya! 

Artikel Lainnya

Mengenal Gas Rumah Kaca (GRK), Penyebab Utama Pemanasan Global

Kenali Apa Itu Kualitas Udara dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

Konsep Kopling Seismik dan Coupled Thickness, Sebuah Perspektif Baru Penilaian Bahaya Seismik (Refleksi Gempa Poso dan Gempa Kolaka)