
Kembali ke Analisis Spektral (SA)
Analisis Spektral Gempabumi Tenggara Kabupaten Sumenep, Jawa Timur 30 September 2025
30 September 2025
Seismologi Teknik
Analisis Spektral (SA)

Gempa bumi berkekuatan M6,0 terjadi di darat pada koordinat 7,35° LS dan 114,22° BT, sekitar 58 km Tenggara Sumenep, Jawa Timurn dengan kedalaman 12 km. Gambar di atas menampilkan sinyal akselerograf dari tiga stasiun terdekat: ABJI (Asem Bagus), WRJI (Curahdami), dan BLJI (Banyuglugur).
Peak Spectral Acceleration (PSA) menggambarkan akselerasi maksimum yang dialami suatu titik pada suatu struktur akibat gempa bumi, yang menjadi parameter penting dalam perancangan bangunan tahan gempa. Dalam konteks ini, spektrum respons desain SNI 1726:2019 dirancang untuk mengantisipasi karakteristik gempa sesuai dengan kategori tanah, di mana tanah keras, sedang, dan lunak memiliki pengaruh yang berbeda terhadap amplifikasi gelombang gempa.
Perbandingan antara Peak Spectral Acceleration (PSA) yang tercatat pada stasiun akselerograf terdekat dengan spektrum respons desain bertujuan untuk memastikan bahwa desain struktur bangunan di area yang tercatat PSA-nya tidak hanya sesuai dengan nilai standar, tetapi juga mempertimbangkan faktor-faktor spesifik seperti jenis tanah dan karakteristik gempa yang dapat mempengaruhi keselamatan dan ketahanan bangunan. Dimana Perbandingan Respon Spektra dan SNI 2019 (2/3 SNI) di setiap staisun sebagai berikut :
Stasiun ABJI (Asem Bagus):
Respon spektra ketiga komponen berada jauh di bawah desain spektra SNI untuk semua kelas tanah (C, D, E), terutama pada periode pendek (0–0,5 s). Hal ini menunjukkan getaran tanah lemah tanpa amplifikasi signifikan, mengindikasikan kondisi tanah sedang hingga keras (Class C).
Stasiun WRJI (Curahdami):
Respon spektra komponen HNN dan HNE menunjukkan amplitudo relatif tinggi pada periode sangat pendek (0–0,3 s), namun tetap di bawah desain spektra SNI untuk semua kelas tanah (C, D, E). Pola ini menunjukkan adanya amplifikasi ringan pada periode pendek dengan kondisi tanah sedang (Class C–D).
Stasiun BLJI (Banyuglugur):
RRespon spektra komponen HNN dan HNE menunjukkan amplitudo relatif tinggi pada periode sangat pendek (0–0,3 s), amun tetap di bawah desain spektra SNI untuk semua kelas tanah (C, D, E). Pola ini menunjukkan adanya amplifikasi ringan pada periode pendek dengan kondisi tanah sedang (Class C–D).
Kesimpulan:
Kondisi tanah di wilayah Jawa Timur (ABJI, WRJI, dan BLJI) menunjukkan respon spektra yang berada di bawah desain spektra SNI untuk semua kelas tanah, menandakan amplifikasi getaran relatif rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa ketiga lokasi tersebut didominasi oleh tanah sedang hingga keras (Class C–D) dengan sedimen tidak terlalu tebal, sehingga risiko peningkatan getaran dan potensi kerusakan akibat amplifikasi lokal tergolong kecil.