
Kembali ke Analisis Spektral (SA)
Analisis Spektral Gempabumi Sinabang Aceh 27 November 2025
28 November 2025
Seismologi Teknik
Analisis Spektral (SA)

Gempabumi berkekuatan M6,3 terjadi di darat pada koordinat 2,61° LS ; 95,83° BT, sekitar 1 km selatan Simeulue, Provinsi Aceh pada kedalaman 14 km. Gambar di atas menampilkan sinyal akselerograf dari tiga stasiun terdekat: STSR, ASSR, dan SNSI.
Peak Spectral Acceleration (PSA) menggambarkan akselerasi maksimum yang dialami suatu titik pada suatu struktur akibat gempabumi, yang menjadi parameter penting dalam perancangan bangunan tahan gempa. Dalam konteks ini, spektrum respons desain SNI 1726:2019 dirancang untuk mengantisipasi karakteristik gempa sesuai dengan kategori tanah, di mana tanah keras, sedang, dan lunak memiliki pengaruh yang berbeda terhadap amplifikasi gelombang gempa.
Perbandingan antara Peak Spectral Acceleration (PSA) yang tercatat pada stasiun akselerograf terdekat dengan spektrum respons desain bertujuan untuk memastikan bahwa desain struktur bangunan di area yang tercatat PSA-nya tidak hanya sesuai dengan nilai standar, tetapi juga mempertimbangkan faktor-faktor spesifik seperti jenis tanah dan karakteristik gempa yang dapat mempengaruhi keselamatan dan ketahanan bangunan. Dimana Perbandingan Respon Spektra dan SNI 2019 (2/3 SNI) di setiap stasiun sebagai berikut :
Stasiun STSR (Simeulue Tengah):
Respon spektra komponen HNN menunjukkan amplitudo tinggi pada periode pendek (0-0,5 s), dimana spektra komponen HNN dan HNE berada atas desain spektra SNI untuk semua kelas tanah (C, D, E). Pola ini menunjukkan adanya amplifikasi yang berpotensi merusak bangunanpada periode pendek dengan kondisi tanah lunak hingga keras (Class C-D-E).

Stasiun ASSR (Alafan):
Respon spektra komponen HNN menunjukkan amplitudo tinggi pada periode sangat pendek (0-0,5 s), spektra berada di atas desain spektra SNI untuk semua kelas tanah (C, D, E). Pola ini menunjukkan adanya amplifikasi yang berpotensi merusak bangunan pada periode pendek dengan kondisi tanah lunak hingga keras (Class C-D-E).

Stasiun SNSI (Sinabang):
Respon spektra komponen HNE menunjukkan amplitudo tinggi pada periode sangat pendek (0-0,2 s), spektra berada di atas desain spektra SNI untuk semua kelas tanah (C, D, E). Pola ini menunjukkan adanya amplifikasi yang berpotensi merusak bangunan pada periode pendek dengan kondisi tanah lunak hingga keras (Class C-D-E).

Kesimpulan:
Kondisi tanah di wilayah Sinabang (STSR, ASSR, dan SNSI) menunjukkan respon spektra yang berada di atas desain spektra SNI untuk semua kelas tanah (Class C-D-E), menandakan amplifikasi yang berpotensi merusak bangunan. Hal ini mengindikasikan bahwa ketiga lokasi tersebut didominasi oleh tanah lunak hingga sedang (Class D-E) dengan sedimen yang cukup tebal, sehingga risiko peningkatan getaran dan potensi kerusakan akibat amplifikasi dapat merusak bangunan di lokasi gempabumi.