Kembali ke Analisis Spektral (SA)

Analisis Spektral Gempabumi Nabire 19 September 2025

20 September 2025

Seismologi Teknik

Analisis Spektral (SA)

Analisis Spektral Gempabumi Nabire 19 September 2025

Gempa bumi berkekuatan M 6,5 terjadi di darat pada koordinat 3,47° LS – 135,39° BT, sekitar 29 km Barat Laut Nabire dengan kedalaman 24 km. Gambar di atas menampilkan sinyal akselerograf dari tiga stasiun terdekat: IWPI (Rasiei), YBYPI (Yapen Barat), dan WANPI (Wanggar).

Peak Spectral Acceleration (PSA) menggambarkan akselerasi maksimum yang dialami suatu titik pada suatu struktur akibat gempa bumi, yang menjadi parameter penting dalam perancangan bangunan tahan gempa. Dalam konteks ini, spektrum respons desain SNI 1726:2019 dirancang untuk mengantisipasi karakteristik gempa sesuai dengan kategori tanah, di mana tanah keras, sedang, dan lunak memiliki pengaruh yang berbeda terhadap amplifikasi gelombang gempa.

Perbandingan antara Peak Spectral Acceleration (PSA) yang tercatat pada stasiun akselerograf terdekat dengan spektrum respons desain bertujuan untuk memastikan bahwa desain struktur bangunan di area yang tercatat PSA-nya tidak hanya sesuai dengan nilai standar, tetapi juga mempertimbangkan faktor-faktor spesifik seperti jenis tanah dan karakteristik gempa yang dapat mempengaruhi keselamatan dan ketahanan bangunan. Dimana Perbandingan Respon Spektra dan SNI 2019 (2/3 SNI) di setiap staisun sebagai berikut :

Stasiun IWPI (Rasiei):
Respon spektra ketiga komponen sangat rendah, dengan amplitudo maksimum di bawah 100 gal pada periode sangat pendek. Seluruh nilai SA berada jauh di bawah desain spektra SNI untuk semua kelas tanah (C, D, E). Kondisi ini menandakan tanah sangat stabil dengan respon dinamis rendah, mencirikan tanah keras (Class C).

Stasiun YBYPI (Yapen Barat):
Respon spektra ketiga komponen menunjukkan amplitudo yang sangat rendah, dengan nilai SA puncak di bawah 50 gal. Nilai ini secara keseluruhan berada sangat jauh di bawah desain spektra SNI untuk semua kelas tanah, yang mengindikasikan kondisi tanah yang sangat stabil dan keras tanpa adanya amplifikasi getaran, khas tanah Class C.

Stasiun WANPI (Wanggar):
Respon spektra komponen horizontal (khususnya HNN) menunjukkan puncak amplitudo signifikan sekitar 700 gal pada periode menengah (~0,5 s). Puncak ini mendekati desain spektra SNI untuk kelas tanah lunak (E) dan bahkan melampaui desain untuk tanah sedang (D) pada rentang periode tersebut. Hal ini mengindikasikan adanya amplifikasi guncangan yang kuat akibat lapisan tanah yang lebih lunak atau sedimen tebal di sekitar stasiun, khas tanah Class D atau E.

Kesimpulan:
Kondisi tanah di wilayah Papua (IWPI, YBYPI, dan WANPI) menunjukkan variasi amplifikasi guncangan yang signifikan, dari sangat rendah hingga kuat. Dua stasiun (IWPI dan YBYPI) berada pada kondisi tanah keras dengan respon spektra sangat jauh di bawah desain SNI, yang menunjukkan tidak adanya amplifikasi lokal. Sebaliknya, stasiun WANPI memperlihatkan amplifikasi yang sangat kuat pada periode menengah akibat keberadaan lapisan sedimen yang lebih lunak. Secara keseluruhan, daerah yang terwakili menunjukkan adanya variasi kondisi tanah dari sangat keras (Class C) hingga berpotensi lunak (Class D–E), dengan risiko amplifikasi lokal yang bervariasi dari sangat rendah hingga tinggi.

Analisis Spektral (SA) Lainnya

Analisis Spektral Gempabumi Tenggara Kabupaten Sumenep, Jawa Timur 30 September 2025

Analisis Spektral Gempabumi Tenggara Kabupaten Sumenep, Jawa Timur 30 September 2025

Analisis Spektral Gempabumi di Sukabumi-Bogor 21 September 2025

Analisis Spektral Gempabumi di Sukabumi-Bogor 21 September 2025