Kembali ke Analisis Spektral (SA)

Analisis Spektral Gempa Bumi Bengkulu 23 Mei 2025

24 May 2025

Seismologi Teknik

Analisis Spektral (SA)

Analisis Spektral Gempa Bumi Bengkulu 23 Mei 2025

Gempa bumi berkekuatan M 6,0 terjadi di laut pada koordinat 4,18° LS – 102,07° BT, sekitar 47 km Barat Daya Bengkulu dengan kedalaman 84 km. Gambar di atas menampilkan sinyal akselerograf dari tiga stasiun terdekat: BEFA (Fatmawati), BEPA (P. Baai), dan BEKI (Kepahiang).

Peak Spectral Acceleration (PSA) menggambarkan akselerasi maksimum yang dialami suatu titik pada suatu struktur akibat gempa bumi, yang menjadi parameter penting dalam perancangan bangunan tahan gempa. Dalam konteks ini, spektrum respons desain SNI 1726:2019 dirancang untuk mengantisipasi karakteristik gempa sesuai dengan kategori tanah, di mana tanah keras, sedang, dan lunak memiliki pengaruh yang berbeda terhadap amplifikasi gelombang gempa.

Perbandingan antara Peak Spectral Acceleration (PSA) yang tercatat pada stasiun akselerograf terdekat dengan spektrum respons desain bertujuan untuk memastikan bahwa desain struktur bangunan di area yang tercatat PSA-nya tidak hanya sesuai dengan nilai standar, tetapi juga mempertimbangkan faktor-faktor spesifik seperti jenis tanah dan karakteristik gempa yang dapat mempengaruhi keselamatan dan ketahanan bangunan. Dimana Perbandingan Respon Spektra dan SNI 2019 (2/3 SNI) di setiap staisun sebagai berikut :

Stasiun BEFA (Fatmawati):
Respon spektra ketiga komponen berada di bawah desain spektra SNI untuk semua kelas tanah (C, D, E). Nilai tertinggi terjadi pada periode pendek (0–0,4 s) dengan amplitudo sekitar 400–500 gal. Kondisi ini menunjukkan getaran tanah lemah tanpa amplifikasi signifikan, mengindikasikan tanah sedang hingga keras (Class C–D).

Stasiun BEPA (P. Baai):
Respon spektra menunjukkan amplitudo maksimum pada periode sangat pendek (0–0,3 s) sekitar 400 gal, dan seluruh respon masih di bawah desain spektra SNI. Hal ini menandakan amplifikasi ringan pada lapisan permukaan, dengan karakteristik tanah sedang (Class C) yang relatif stabil.

Stasiun BEKI (Kepahiang):
Respon spektra ketiga komponen sangat rendah dibandingkan desain spektra SNI untuk semua kelas tanah. Nilai SA maksimum berada di bawah 300 gal pada periode <0,3 s, menunjukkan tanah keras hingga sangat keras (Class C) dengan amplifikasi getaran minimal.

Kesimpulan:
Ketiga stasiun akselerograf di wilayah Bengkulu (BEFA, BEPA, dan BEKI) menunjukkan respon spektra yang jauh di bawah desain SNI, menandakan amplifikasi getaran tanah rendah. Kondisi ini mengindikasikan bahwa tanah di wilayah tersebut umumnya sedang hingga keras (Class C–D) dengan sedimen tipis dan redaman tinggi, sehingga risiko peningkatan getaran dan potensi kerusakan akibat efek amplifikasi lokal tergolong kecil.

Analisis Spektral (SA) Lainnya

Analisis Spektral Gempabumi Tenggara Kabupaten Sumenep, Jawa Timur 30 September 2025

Analisis Spektral Gempabumi Tenggara Kabupaten Sumenep, Jawa Timur 30 September 2025

Analisis Spektral Gempabumi di Sukabumi-Bogor 21 September 2025

Analisis Spektral Gempabumi di Sukabumi-Bogor 21 September 2025