Kepala BMKG

Profil Kepala BMKG

Prof. Ir. Teuku Faisal Fathani, Ph.D.

Prof. Ir. Teuku Faisal Fathani, Ph.D.

Prof. Ir. Teuku Faisal Fathani, Ph.D. merupakan akademisi dan profesional dengan keahlian dalam bidang  geoteknik, bahaya hidrometeorologi dan geofisika, dan manajemen risiko bencana. Faisal menempuh program sarjana dan magister di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada bidang Teknik Sipil dan Geoteknik, serta program doktor di Tokyo University of Agriculture and Technology, Jepang (2005). Ia melanjutkan post-doctoral di Ehime University, Jepang (2010) dan visiting professor di Public Policy Center, the University of Iowa, USA (2013-2014). Pada tahun 2018, ia diangkat sebagai Guru Besar termuda di Fakultas Teknik UGM. Saat ini, Faisal menjabat sebagai Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Republik Indonesia.

Sebelumnya, Prof. Faisal menjabat sebagai Ketua Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan FT UGM, memimpin Pusat Unggulan dan Inovasi Teknologi Mitigasi Kebencanaan (PUI GAMA-InaTEK), dan menjadi Kaprodi Magister Manajemen Bencana di Sekolah Pascasarjana UGM. Di tingkat nasional, ia pernah menjadi Plt. Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat di Kemendikbudristek (2022) dan menjadi anggota Komite Penasihat Teknis untuk Program IDRIP (Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project) yang dilaksanakan BMKG dan BNPB. Sejak tahun 2014, ia menjadi direktur Strengthened Indonesian Resilience: Reducing Risk from Disasters (StIRRRD) kerjasama UGM, GNS Science (Earth Sciences) New Zealand. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Alumni SMA Taruna Nusantara (IKASTARA) periode 2020–2023.

Di tingkat internasional, bersama para ahli kebencanaan dari berbagai negara, Prof. Faisal mendirikan International Consortium on Geo-Disaster Reduction (ICGdR) di Beijing tahun 2013 dan menjadi Vice President  hingga 2024.  Saat ini ia menjadi Deputy Director General of ICGdR. Ia diangkat sebagai Adjunct Professor pada UNESCO Chair on Geoenvironmental Disaster Reduction di Strasbourg Perancis (2018). Selanjutnya pada tahun 2022 ia terpilih sebagai Vice President International Consortium on Landslides (ICL). Ia juga menjadi direktur World Center of Excellence on Landslide Disaster Reduction (WCoE IPL-UNESCO) dan memimpin pengembangan standar internasional ISO 22327-series dan 22328-series tentang Sistem Peringatan Dini Multi Bencana.

Prof. Faisal memiliki lebih dari 25 tahun pengalaman dalam inovasi teknologi, pembangunan infrastruktur, penanganan bahaya hidrometeorologi dan geofisika, manajemen risiko bencana, dan penguatan kapasitas bagi institusi lintas pemerintahan dan swasta di tingkat nasional dan global. Ia berperan aktif dalam mendorong kolaborasi riset, inovasi teknologi, dan penguatan kapasitas melalui pendekatan Quad/N Helix yang melibatkan sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, industri, dan komunitas untuk memastikan integrasi kebijakan dalam menghadapi bahaya hidrometeorologi dan geofisika, pembangunan infrastruktur, dan pengembangan wilayah.

Ia dikenal luas sebagai inovator teknologi sistem peringatan dini multi bencana berbasis komunitas. Ia memegang 6 paten atas teknologi ini dan inovasi tersebut telah diimplementasikan di 33 provinsi, 130 kabupaten/kota rawan bencana di Indonesia dan di manca negara. Selama lebih dari dua dekade kontribusinya dalam inovasi teknologi dan penanggulangan bencana, Prof. Faisal telah menerima berbagai penghargaan bergengsi di tingkat nasional maupun internasional. Di tingkat internasional, ia dianugerahi IPL Award for Success dari International Programme on Landslides Global Promotion Committee–UNESCO di Roma (2011), Excellent Research Award on Mitigation of Geo-disasters in Asia dari Mitigation of Geo-disasters in Asia – MGDA di Kyoto (2012), dan Honorary Fellow Award dari International Consortium on Geo-Disaster Reduction – ICGdR di Shimane (2017). Pada tahun 2022, ia menerima  Outstanding Innovation Award dari Hitachi Global Foundation. Di tingkat nasional, Prof. Faisal dinobatkan sebagai Dosen Berprestasi Terbaik 1 di UGM (2012) dan Dosen Berprestasi Terbaik 1 Tingkat Nasional dari Kemendikbud (2013). Ia juga menerima Penghargaan Kebangkitan Teknologi Nasional ke-20 dan penghargaan sebagai Inovator Teknologi dengan judul inovasi: “Deteksi Dini Longsor” dari Kemenristekdikti (2015), serta Anugerah Kekayaan Intelektual Nasional kategori Inventor dari Kemenkumham (2016). Pada tahun 2017, ia meraih penghargaan Academic Leader (Adibrata) yang merupakan penghargaan tertinggi di bawah naungan Kemenristekdikti. Ia juga dianugerahi Satyalancana Karya Satya XX Tahun oleh Presiden Republik Indonesia dan ditetapkan sebagai Ikon Apresiasi Prestasi Pancasila oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia (2019). Lalu pada tahun 2020, ia menerima Anugerah Hak Kekayaan Intelektual Produktif  dari Kemenristek/BRIN.

Prof. Faisal juga dikenal aktif dalam berbagai organisasi profesi dan jaringan tingkat nasional dan internasional, seperti International Organization for Standardization (ISO) TC 292 Security Resilience, Global Alliance of Disaster Research Institutes (GADRI), Multimodal Sediment related Disasters (MSD) Network, Natural Hazard-Triggered Technological Accidents – International Network (Natech-IN), Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI), dan Persatuan Insinyur Indonesia PII).