
Kembali ke Prospek Cuaca Mingguan
Prospek Cuaca Mingguan Periode 17 – 23 Oktober 2025: Cuaca Panas Melanda, BMKG Imbau Masyarakat Tetap Waspada Potensi Hujan di Sejumlah Wilayah
16 October 2025
Rira Angela Damanik
Prospek Cuaca Mingguan

Cuaca Panas Melanda, BMKG Imbau Masyarakat Tetap Waspada Potensi Hujan di Sejumlah Wilayah
Kondisi cuaca pada saat peralihan musim dari awal hingga pertengahan oktober, diwarnai dengan cuaca panas dan terik yang terjadi di banyak wilayah di Indonesia. Hal ini didukung oleh kombinasi gerak semu matahari, yang pada bulan Oktober sudah berada sedikit di selatan ekuator, sehingga wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan menerima pemanasan yang intens. Selain itu, pengaruh Monsun Australia turut berkontribusi terhadap peningkatan suhu udara di beberapa wilayah di Indonesia. Berdasarkan hasil pengamatan BMKG dalam beberapa hari terakhir, suhu maksimum udara tercatat mencapai 38°C di beberapa lokasi. Daerah yang mengalami suhu panas antara lain; Karanganyar, Jawa Tengah (38.2°C), Majalengka, Jawa Barat (37.6°C), Boven Digoel, Papua (37.3°C), dan Surabaya, Jawa Timur (37.0°C). Di sisi lain, hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat pada sore hingga malam hari akibat adanya aktivitas konvektif lokal terjadi di beberapa wilayah, seperti: Belawan, Sumatera Utara (117.6 mm/hari), Deli Serdang, Sumatera Utara (110.4 mm/hari), dan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (88.4 mm/hari). Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun cuaca panas dan terik masih mendominasi pada pagi hingga siang hari di sejumlah wilayah Indonesia, potensi pembentukan awan konvektif dengan intensitas hujan tinggi pada sore hingga malam hari masih tetap signifikan, sejalan dengan karakteristik periode transisi musim dari kemarau menuju musim hujan di wilayah tropis.
Cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia bagian tengah dan selatan masih didominasi oleh cuaca cerah hingga berawan. Kondisi ini berpeluang terjadi hingga akhir Oktober atau awal November 2025. Meskipun demikian, potensi hujan yang bersifat lokal masih dapat terjadi pada sore hingga/atau malam hari di beberapa wilayah, seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Sementara itu, sirkulasi siklonik masih terpantau di barat Sumatra dan di Laut Natuna, yang membentuk daerah konvergensi dan konfluensi di wilayah sekitarnya. Bibit Siklon Tropis 96W juga terpantau di Samudra Pasifik Timur Filipina. Selain itu, Gelombang Rossby dan Kelvin turut berkontribusi dalam pembentukan awan konvektif di beberapa wilayah Indonesia. Tak lupa juga kondisi oleh atmosfer lokal yang labil dan mendukung pembentukan awan konvektif, sehingga secara umum meningkatkan peluang terjadinya hujan di berbagai wilayah Indonesia.
Mengingat kondisi atmosfer masih mendukung terjadinya cuaca panas dan terik di beberapa wilayah di Indonesia terutama pada pagi hingga siang hari, masyarakat diimbau untuk menghindari paparan langsung sinar matahari dalam durasi lama, menjaga kecukupan cairan tubuh, serta menggunakan pelindung diri seperti topi, payung, atau tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan. Di sisi lain, kondisi atmosfer yang relatif labil mampu mendorong terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di sebagian wilayah Indonesia. Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, genangan, dan tanah longsor, menjaga kebersihan saluran drainase, serta senantiasa memantau informasi prakiraan dan peringatan dini cuaca resmi dari BMKG melalui situs web, aplikasi Info BMKG, dan media sosial resmi guna meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi dinamika cuaca yang masih berpotensi signifikan dalam beberapa hari ke depan.
Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan
Dengan mempertimbangkan dinamika atmosfer yang masih sangat dinamis dalam beberapa waktu kedepan, cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan akan didominasi oleh cuaca cerah hingga berawan pada pagi hingga siang hari, kemudian berpotensi terjadi hujan pada sore hingga malam hari. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh interaksi antara fenomena atmosfer berskala global, regional, dan lokal yang meningkatkan instabilitas atmosfer, sehingga mendukung pembentukan awan konvektif penyebab hujan di sejumlah wilayah Indonesia.
Pada skala global, indikator Dipole Mode Index (DMI) saat ini menunjukkan nilai negatif sebesar −1.39, yang mengindikasikan peningkatan suplai uap air dari Samudra Hindia menuju wilayah Indonesia bagian barat, sehingga mendukung pembentukan awan hujan di kawasan tersebut. Selain itu, aktivitas Gelombang Rossby Ekuator yang yang berpropagasi ke arah barat diprediksi aktif di Laut Andaman, Bali, NTB, NTT, Laut Flores, dan Laut Arafura yang berpotensi menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut. Gelombang Kelvin yang berpropagasi ke arah timur juga diprediksi aktif di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Selat Malaka, Laut Natuna Utara, dan Kalimantan Utara, yang berpotensi menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.
Fenomena lain yang turut mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia adalah keberadaan Bibit Siklon Tropis 96W yang diprakirakan berada di Samudra Pasifik timur Filipina, dan membentuk daerah konfluensi di Samudra Pasifik utara Maluku Utara – Papua dengan kecepatan angin maksimum berkisar 15-20 knot dan tekanan udara minimum 1007 hPa. Potensi Bibit Siklon Tropis ini menjadi TC masih dalam kategori rendah. Sirkulasi siklonik diperkirakan berada di Perairan barat Aceh, Samudra Hindia barat Sumatera Barat, dan Laut Natuna Utara, yang membentuk daerah konvergensi memanjang di Aceh, Sumatera Utara, Samudra Hindia barat Sumatera, Riau, Sumatra Barat, Jambi, Lampung, Bengkulu, dan Laut Natuna Utara. Keberadaan sistem ini membentuk daerah Daerah konvergensi lain diprakirakan terbentuk di Jakarta, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, NTT, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah, dan Papua Selatan. Sedangkan daerah konfluensi diprakirakan terbentuk di Kep. Riau, Lampung, Laut Natuna, Kalimantan Selatan, Selat Karimata, dan Samudra Pasifik utara Maluku Utara. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar bibit siklon tropis/sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut. Sementara itu, labilitas atmosfer lokal yang mendukung proses konvektif pada skala lokal diprediksi terjadi di sebagian besar Sumatera, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Jawa bagian barat, Jawa Tengah, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Selatan.
Berdasarkan hasil pemantauan dinamika atmosfer terkini, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir, angin kencang, serta gelombang laut tinggi di sejumlah wilayah di Indonesia. Masyarakat diharapkan secara rutin memantau informasi prakiraan dan peringatan dini cuaca melalui kanal resmi BMKG, serta menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan saluran drainase berfungsi dengan baik sebagai langkah antisipatif terhadap kemungkinan genangan air maupun bencana hidrometeorologi lainnya.
Prospek Cuaca Sepekan ke Depan
Periode 17 – 19 Oktober 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan. Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:
Siaga (Hujan lebat – sangat lebat): Sumatera Utara, Kep. Bangka Belitung, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, dan Papua Tengah.
Angin Kencang : Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Selatan.
Periode 19 – 23 Oktober 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan. Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:
Siaga (Hujan lebat – sangat lebat) : Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Barat.
Angin Kencang : Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Selatan.
Prospek di atas merupakan kondisi secara umum. Untuk informasi cuaca lebih detail dapat diakses melalui website BMKG, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial media @infoBMKG.
Imbauan
Menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa waktu kedepan, BMKG mengimbau masyarakat untuk:
- Waspada terhadap cuaca yang dapat berubah sewaktu-waktu, seperti hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir.
- Menjauhi wilayah terbuka ketika terjadi hujan yang disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai angin kencang.
- Tetap gunakan tabir surya dan cukupi asupan cairan tubuh, karena cuaca terik dapat terjadi sewaktu-waktu pada masa peralihan.
- Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja. Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web http://www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.
Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru.
Catatan: Informasi ini telah melalui proses penyuntingan dan pembaruan tanggal 16 Oktober 2025, 15.32 WIB.
Jakarta, 16 Oktober 2025
Direktorat Meteorologi Publik BMKG
– Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.