
Kembali ke Berita
Sekolah Lapang Gempabumi (SLG) 2025 di Medan, BMKG dan Pemkot Medan Perkuat Budaya Siaga Bencana
22 November 2025
Ibrahim
Berita

Medan, 21 November 2025 – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mempertegas komitmen negara dalam melindungi masyarakat dari ancaman gempabumi dan tsunami melalui penyelenggaraan Sekolah Lapang Gempabumi (SLG) 2025 di Balai Besar MKG Wilayah I Medan. Mengusung tema “10 Tahun SLG: Membangun Budaya Sadar, Siaga, dan Selamat dalam Menghadapi Gempabumi dan Tsunami,” kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat edukasi kebencanaan bagi masyarakat Sumatera Utara, khususnya Kota Medan.
Dalam sambutannya, Kepala BMKG, Teuku Faisal Fathani, menyampaikan bahwa Wilayah Sumatera Utara memiliki potensi dan risiko kegempaan karena letaknya yang berada di dekat zona subduksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia, serta keberadaan sesar aktif seperti Sesar Sumatra. Berbagai peristiwa gempabumi besar pernah terjadi di wilayah ini, termasuk gempabumi dan tsunami 26 Desember 2004 di Aceh, getarannya juga turut dirasakan hingga Kota Medan.
“Meskipun tidak berada tepat di garis sesar, Kota Medan tetap rentan terhadap dampak guncangan. Intensitas getaran dapat memengaruhi infrastruktur, terutama bangunan yang tidak tahan gempa,” jelas Faisal.
Karena itu, menurutnya, SLG menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi secara berkelanjutan. BMKG juga terus memperkuat edukasi kebencanaan melalui program lain seperti Sekolah Lapang Iklim (SLI), Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN), dan BMKG Goes To School.
“Program-program tersebut bertujuan untuk membentuk kesadaran, kesiapsiagaan, kewaspadaan, dan kapasitas demi mewujudkan masyarakat siaga dan tangguh,” ungkapnya.
Faisal juga menegaskan peran strategis Balai Besar MKG dan seluruh UPT BMKG di daerah sebagai garda terdepan dalam pelaksanaan edukasi kebencanaan. Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan, baik itu Komisi V DPR RI, pemerintah daerah, media, hingga sektor swasta, untuk bersama-sama memperkuat kapasitas mitigasi dan patuh pada informasi peringatan dini BMKG.
“Semoga para peserta SLG dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan baik dan dapat berkontribusi dalam mewujudkan Masyarakat Siaga Gempa bumi di Kota Medan,” tutur Faisal.
Dari sisi pelaksanaan kegiatan, Kepala Balai Besar MKG Wilayah I Medan, Hendro Nugroho, menyampaikan bahwa model SLG terus berkembang sejak pertama digelar pada 2015. Pembaruan kurikulum, materi, dan metode pembelajaran dilakukan agar peserta semakin mudah memahami langkah penyelamatan diri.
“SLG adalah kebutuhan mendasar dalam meningkatkan kapasitas masyarakat menghadapi bencana. Harapannya, kegiatan ini dapat terselenggara rutin dan merata di seluruh wilayah Indonesia,” ujar Hendro.
Adapun SLG Medan tahun ini diikuti 55 peserta dari berbagai unsur, mulai dari BPBD, instansi pemerintah daerah, sektor pendidikan, kesehatan, pertanian, media, hingga komunitas masyarakat. Para peserta mendapatkan materi teknis sekaligus mengikuti simulasi gempabumi untuk melatih respon cepat dan tepat saat terjadi keadaan darurat.
Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, yang turut hadir, menyampaikan apresiasi dan mengingat kembali pengalaman merasakan guncangan besar pada 2004 di Aceh dan 2006 di Nias.
“Kalau tidak dilakukan secara naluriah, kita bisa panik ketika gempa datang tiba-tiba. SLG ini sangat bermanfaat sebagai bekal pengetahuan,” ucapnya.
Rico juga menyoroti perlunya standar keselamatan di seluruh fasilitas publik. Ia berencana mendorong penerbitan surat edaran agar setiap gedung di Medan memiliki SOP keselamatan yang jelas, termasuk jalur evakuasi dan titik kumpul. Edukasi kebencanaan, menurutnya, harus mulai diperkenalkan sejak sekolah dasar.
“Kalau anak-anak sudah tahu apa yang harus dilakukan, budaya siaga akan terbentuk. Ini investasi keselamatan jangka panjang,” tegasnya.
Dukungan serupa datang dari Anggota Komisi V DPR RI, Musa Rajekshah, yang menilai SLG sebagai program strategis untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
“Indonesia berada di wilayah rawan bencana. Edukasi seperti ini sangat penting agar masyarakat lebih siap,” ujarnya.
Kegiatan SLG 2025 turut dihadiri Deputi Bidang Geofisika BMKG, Nelly Florida Riama, Forkopimda Sumatera Utara, Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, BPBD Provinsi Sumatera Utara, dan jajaran UPT BMKG di wilayah Medan. Acara ditutup dengan simulasi gempabumi dan paparan mitigasi oleh tim teknis BMKG, termasuk skenario evakuasi serta pengenalan potensi bahaya di Sumatera Utara.
Melalui SLG 2025, BMKG berharap masyarakat semakin memahami langkah penyelamatan diri dan mampu mengambil keputusan cepat saat terjadi gempabumi, sehingga budaya siaga bencana semakin kuat di Kota Medan dan sekitarnya.
Penulis : Linda J











