
Kembali ke Berita
BMKG dan Finlandia Tutup Proyek INDFIN, Kolaborasi Sains untuk Layanan Cuaca dan Iklim yang Lebih Akurat
12 November 2025
Linda Juliawanti
Berita

Jakarta, 12 November 2025 – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Finnish Meteorological Institute (FMI) resmi menutup kerja sama tiga tahun Indonesia–Finland Project (INDFIN), sebuah program strategis yang berfokus pada peningkatan kapasitas prakiraan cuaca, iklim, dan kualitas udara di Indonesia.
Proyek INDFIN merupakan hasil kolaborasi BMKG dan FMI sejak 2023, dengan dukungan pendanaan dari Kementerian Luar Negeri Finlandia melalui International Cooperation Instruments (ICI). Selama tiga tahun, program INDFIN telah menghasilkan berbagai inovasi penting di bidang meteorologi dan klimatologi, sekaligus memperkuat hubungan bilateral kedua negara.
Acara penutupan digelar di Auditorium BMKG, Jakarta, Rabu (12/11). Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani, Duta Besar Finlandia untuk Indonesia Pekka Kaihilahti, serta sejumlah pejabat kementerian, akademisi, dan mitra internasional.
Dalam sambutannya, Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani menyampaikan apresiasi atas keberhasilan kemitraan strategis ini. Menurutnya, proyek INDFIN menjadi tonggak penting dalam peningkatan kemampuan BMKG memprediksi cuaca, iklim, dan kualitas udara, sekaligus memperkuat sistem peringatan dini bagi masyarakat.
“Sebagai Kepala BMKG yang baru saja dilantik, saya merasa sangat terhormat untuk mengakui pencapaian luar biasa dari kolaborasi ini, yang mencerminkan persahabatan yang kuat dan langgeng antara Indonesia dan Finlandia,” ungkap Faisal dalam sambutannya.
Faisal menjelaskan bahwa sejak diluncurkan pada 2023, proyek INDFIN telah berkembang menjadi kemitraan yang bermakna dan berdampak nyata, menyatukan keunggulan ilmiah, inovasi teknologi, dan semangat pelayanan publik.
Tiga hasil utama yang menonjol dari proyek ini adalah:
- Peningkatan sistem prakiraan BMKG, termasuk kemampuan verifikasi rutin terhadap model prakiraan cuaca Numerical Weather Prediction (InaNWP) yang dikembangkan secara mandiri.
- Integrasi model kualitas udara melalui penerapan System for Integrated Modelling of Atmospheric Composition (SILAM) yang kini mampu memantau polutan udara seperti PM2.5, O₃, CO, NO₂, dan SO₂ secara lebih akurat.
- Penguatan layanan meteorologi penerbangan, dengan pengembangan dashboard digital untuk pengambilan keputusan cepat dan peningkatan keselamatan penerbangan.
“Selain kemajuan teknologi ini, proyek ini juga telah meningkatkan sumber daya manusia BMKG dengan memperkuat keterampilan, membangun kepercayaan diri, dan mendorong keterlibatan aktif dalam kerja sama internasional,” tambah Faisal.
Sementara itu, Deputi Bidang Geofisika BMKG, Nelly Florida Riama, menjelaskan bahwa proyek INDFIN turut menekankan aspek inklusivitas dan partisipasi publik. Berbagai lokakarya digelar dengan melibatkan kementerian, lembaga, akademisi, serta komunitas masyarakat, termasuk Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), Perhimpunan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), dan organisasi masyarakat lainnya.
Dari kegiatan tersebut, dihasilkan sejumlah rekomendasi penting, seperti penggunaan format informasi yang ramah disabilitas (audio-visual dan bahasa sederhana), penguatan kemitraan dengan komunitas lokal, serta peningkatan peran pemuda melalui media sosial.
“Secara keseluruhan, proyek INDFIN telah memberikan BMKG perangkat dan kapasitas yang lebih baik untuk menghasilkan prakiraan cuaca, penerbangan, dan kualitas udara yang lebih akurat. Hasil akhirnya, masyarakat menjadi lebih siap menghadapi risiko meteorologi,” tutur Nelly.
Kolaborasi yang Saling Menguntungkan
Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Finlandia untuk Indonesia, Pekka Kaihilahti, menyampaikan apresiasi tinggi atas keberhasilan proyek INDFIN.
“Dua tahun lalu, salah satu tugas pertama saya di sini sebagai duta besar baru adalah menghadiri upacara pembukaan program ini, dan sekarang program ini telah selesai. Ini merupakan kerja sama yang saling menguntungkan dan sangat bermakna,” ujarnya.
Pekka menekankan bahwa kerja sama antara FMI dan BMKG menjadi contoh nyata kemitraan dua arah yang setara, bukan berbasis bantuan semata. Melalui proyek ini, Finlandia turut memperoleh manfaat ilmiah dengan penyempurnaan model SILAM di wilayah tropis, sementara Indonesia mendapatkan sistem prediksi dan pemantauan yang lebih andal.
“Kami mencoba menjalin kerja sama di bidang-bidang yang memberikan nilai tambah, bukan untuk bersaing, melainkan berkontribusi. Di Indonesia, kemitraan ini menjadi contoh terbaik dari semangat tersebut,” kata Pekka.
Dalam penutupan sambutannya, Faisal juga menyampaikan apresiasi khusus kepada Dwikorita Karnawati, mantan Kepala BMKG, yang telah memprakarsai kerja sama ini. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Finlandia dan seluruh tim FMI atas dedikasi serta keahlian yang diberikan.
Dalam penutupan acara, Faisal menyampaikan apresiasi khusus kepada Dwikorita Karnawati, mantan Kepala BMKG yang telah memprakarsai proyek ini, serta berterima kasih kepada Pemerintah Finlandia dan seluruh tim FMI atas dedikasi dan keahlian yang diberikan.
“Sistem, keahlian, dan ikatan profesional yang dikembangkan melalui inisiatif ini akan menjadi landasan bagi pekerjaan BMKG di masa depan dan upaya peningkatan kapasitas di seluruh kawasan. Saya berharap kolaborasi ini akan menjadi contoh bagi kemitraan internasional di masa depan yang dibangun di atas rasa saling menghormati dan keahlian bersama,” pungkas Faisal.
Melalui INDFIN, BMKG dan Finlandia juga berharap dapat menjadikan kolaborasi sains lintas negara ini agar mampu menghasilkan manfaat nyata bagi masyarakat. Hal tersebut dilakukan dengan cara meningkatkan akurasi informasi cuaca dan iklim, sekaligus memperkuat ketangguhan bangsa menghadapi perubahan iklim global.








