
Kembali ke Kerentanan Seismik (Mikrozonasi)
Kerentanan Seismik (Mikrozonasi) Kota Ambon Tahun 2023
09 December 2023
Seismologi Teknik
Kerentanan Seismik (Mikrozonasi)

Kota Ambon yang merupakan Ibu Kota Provinsi Maluku merupakan salah satu kota di Indonesia dengan tingkat risiko bencana gempabumi yang cukup tinggi, hal ini dikarenakan Kota Ambon terletak pada zona tektonik kompleks yaitu pada pertemuan tiga lempeng besar dunia yaitu : Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Mikro Pasifik-Filipina yang bergerak secara konvergen. Berdasarkan Katalog Gempa BMKG setidaknya terjadi tiga gempa merusak dalam kurun waktu 10 tahun terakhir yaitu pada tahun 2017 dan 2019.
Kota Ambon telah mengalami perkembangan cukup pesat baik dari segi fisik maupun non fisik. Pembangunan konstruksi dan infrastruktur di Kota Ambon harus mempertimbangkan risiko yang disebabkan oleh aktivitas seismik. Penilaian risiko harus didukung oleh informasi karakteristik bawah permukaan dikaitkan dengan estimasi guncangan tanah di lokasi selama terjadinya gempabumi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengukuran parameter kerentanan seismik (mikrozonasi) di Kota Ambon, yang meliputi pengukuran Microtremmor Array, Multichannel Analysis of Surface Wave (MASW) dan Periode Dominan Tanah. Parameter mikrozonasi sangat diperlukan dalam mendukung perencanaan tata ruang di Kota Ambon.
Berikut disajikan peta hasil kajian Kerentanan Seismik (Mikrozonasi) Kota Ambon Tahun 2023
Peta Klasifikasi Jenis Tanah (MASW) Kota Ambon Tahun 2023

Peta Periode Dominan (Tdom) Kota Ambon Tahun 2023

Peta Estimasi Kedalaman Batuan Dasar (SPAC) Kota Ambon Tahun 2023

Peta Kerentanan Seismik (Kg) Kota Ambon Tahun 2023

Peta Ground Shear Strain (GSS) Periode Ulang 7% 75 Tahun Kota Ambon Tahun 2023

Peta Ground Shear Strain (GSS) Periode Ulang 2% 50 Tahun Kota Ambon Tahun 2023

Termanfaatkannya peta engineering bedrock, peta kecepatan rata-rata gelombang geser sampai kedalaman 30 meter (Vs30), peta kerentanan seismik (Kg), dan peta ground shear strain di Kota Ambon untuk mendukung :
- Penyusunan peraturan tata ruang dan wilayah (RTRW),
- Penyusunan perencanaan bangunan tahan gempa,
- Perumusan kebijakan, penyiapan, penanganan, dan manajemen bencana gempabumi.