Kembali ke Prospek Cuaca Mingguan

Prospek Cuaca Mingguan Periode 3-9 Juni 2025: Kemarau Belum Sepenuhnya Merata, Melemahnya Monsun Australia Jadi Penyebabnya

02 June 2025

Nurul Izzah Fitria

Prospek Cuaca Mingguan

Prospek Cuaca Mingguan Periode 3-9 Juni 2025: Kemarau Belum Sepenuhnya Merata, Melemahnya Monsun Australia Jadi Penyebabnya

Kemarau Belum Sepenuhnya Merata, Melemahnya Monsun Australia Jadi Penyebabnya

Cuaca ekstrem kerap melanda sejumlah wilayah di Indonesia pada periode akhir Mei, meskipun secara klimatologis telah memasuki musim kemarau. Dalam sepekan ke belakang, BMKG mencatat terjadinya hujan di sebagian wilayah Indonesia. Hujan ekstrim terjadi di Raja Haji Fisabilillah, Kep. Riau dengan intensitas hujan sebesar 155.4 mm/hari pada 29 Mei, dan di Bantilan, Sulawesi Tengah mencapai 193.2 mm/hari pada 27 Mei. Intensitas hujan yang cukup tinggi yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di sejumlah wilayah Indonesia dipicu oleh kombinasi beberapa fenomena atmosfer, yaitu MJO (Madden-Julian Oscillation) dan gelombang-gelombang atmosfer (Rossby Ekuatorial, Kelvin, dan Low Frequency).

Selain itu, lemahnya angin monsun Australia terutama di wilayah selatan Indonesia, memberikan pengaruh terhadap musim kemarau yang belum merata terjadi di wilayah Indonesia. Hal ini terlihat dari Indeks Monsun Australia yang berada di bawah nilai klimatologisnya, serta tertahannya massa udara kering di wilayah Samudra Hindia selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur. Pelemahan tersebut turut memicu pembentukan daerah-daerah perlambatan angin (konvergensi) dan pertemuan angin (konfluensi) di sekitar ekuator, sehingga mendorong pertumbuhan awan-awan konvektif di wilayah-wilayah tersebut.

Kondisi atmosfer yang relatif basah masih berpotensi terjadi dalam sepekan ke depan, khususnya di wilayah Indonesia bagian selatan, yang diperkuat oleh dinamika tropis dan topografi wilayah itu sendiri. Aktivitas gelombang ekuator seperti Madden–Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Kelvin meningkatkan peluang terbentuknya awan-awan konvektif. Di sisi lain, labilitas atmosfer skala lokal, baik dari interaksi angin darat/laut maupun dari faktor geografis lainnya, turut memperkuat proses konvektif di wilayah selatan Indonesia. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan hujan lokal dengan intensitas sedang hingga lebat pada siang hingga sore hari yang disertai kilat/petir yang tidak merata dengan waktu singkat. 

Mengingat atmosfer bersifat sangat dinamis, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, meskipun pada wilayah yang sudah memasuki musim kemarau. Dalam sepekan ke depan, beberapa wilayah di Sulawesi, Maluku Utara, dan Sebagian wilayah di Pulau Papua masih berpotensi mengalami hujan berdurasi lama. Meskipun demikian, hujan deras berdurasi singkat yang disertai petir, kilat, dan angin kencang masih mungkin terjadi secara tiba-tiba di berbagai daerah. Oleh karena itu, BMKG terus mengimbau masyarakat akan pentingnya memantau informasi cuaca resmi dan mengambil langkah mitigasi yang diperlukan guna mengurangi dampak risiko bencana hidrometeorologi.

Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan
Sepekan ke depan Indeks monsun australia diprediksi mulai menguat yang mengindikasikan aliran udara kering mulai memasuki wilayah Indonesia bagian selatan, kondisi tersebut dapat memicu potensi penurunan curah hujan di wilayah Indonesia bagian selatan. Hal ini mengindikasikan juga terjadi perluasan wilayah yang memasuki musim kemarau pada pekan kedua bulan Juni.

Sementara itu, dalam sepekan ke depan, kombinasi gelombang atmosfer, yakni Low Frequency, Gelombang Kelvin, dan Rossby Ekuatorial cukup konsisten dan berpotensi memicu peningkatan hujan akibat awan-awan konvektif berskala lokal di sejumlah wilayah Indonesia. Pembentukan awan konvektif akibat propagasi aktivitas gelombang atmosfer tersebut diprediksikan meningkat dalam sepekan ke depan, khususnya pada siang hingga petang di sebagian Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua Bagian Utara.

Selain itu, MJO diprediksi aktif pada sepekan ke depan di wilayah Indonesia (fase 4 dan 5), walaupun cenderung akan menurun meski masih berpengaruh dalam meningkatkan ketersediaan uap air di beberapa wilayah di Indonesia. Kondisi ini memberikan potensi dalam pembentukan awan-awan konvektif penyebab hujan signifikan pada siang hingga sore hari, khususnya di sebagian besar wilayah Sumatra Bagian selatan, Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, sebagian Maluku, Maluku Utara, serta Papua.

Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi, serta terus memperbarui informasi cuaca dari sumber resmi guna mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi di wilayah masing-masing. Mengingat masih adanya potensi cuaca signifikan di sejumlah lokasi, baik berupa hujan lebat maupun angin kencang, masyarakat dihimbau untuk selalu memperbarui informasi cuaca, serta selalu menjaga kesehatan dengan menjaga lingkungan, khususnya yang berada pada wilayah rentan terhadap dampak cuaca ekstrem.

Prospek Cuaca Sepekan ke Depan

Periode 3-5 Juni 2025

Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, dan Papua Selatan.
Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:

  • Waspada (Hujan lebat): Jawa Barat, Jawa Tengah, Maluku Utara, dan Papua Pegunungan.
  • Angin Kencang: Maluku.

Periode 6-9 Juni 2025

Cuaca di Indonesia umumnya didominasi cerah berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Sumatera Utara, Riau, Kep. Riau, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua dan Papua Selatan.
Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:

  • Waspada (Hujan lebat): Aceh.
  • Angin Kencang: Maluku dan Nusa Tenggara Timur.

Prospek di atas merupakan kondisi secara umum. Untuk informasi cuaca lebih detail dapat diakses melalui website BMKG, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial media @infoBMKG.

Imbauan

Menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa waktu kedepan, BMKG mengimbau masyarakat untuk:

  • Menggunakan pelindung/tabir surya untuk menghindari paparan langsung sinar matahari.
  • Menjaga kecukupan cairan tubuh terutama bagi yang beraktivitas di luar ruangan saat siang hari supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan, dan dampak buruk lainnya.
  • Waspada terhadap kemungkinan hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir.
  • Menjauhi wilayah terbuka ketika terjadi hujan yang disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai angin kencang.
  • Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja.
  • Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web http://www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.

Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru.

Catatan: Informasi ini telah melalui proses penyuntingan dan pembaruan tanggal 02 Juni 2025, 16.45 WIB.

Jakarta, 02 Juni 2025

Direktorat Meteorologi Publik BMKG

Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Prospek Cuaca Mingguan Lainnya

Prospek Cuaca Mingguan Periode 6-12 Juni 2025: Wilayah Barat dan Selatan Indonesia Kering, namun Wilayah Timur Masih Berpotensi Hujan Lebat

Prospek Cuaca Mingguan Periode 6-12 Juni 2025: Wilayah Barat dan Selatan Indonesia Kering, namun Wilayah Timur Masih Berpotensi Hujan Lebat

Prospek Cuaca Mingguan Periode 3-9 Juni 2025: Kemarau Belum Sepenuhnya Merata, Melemahnya Monsun Australia Jadi Penyebabnya

Prospek Cuaca Mingguan Periode 3-9 Juni 2025: Kemarau Belum Sepenuhnya Merata, Melemahnya Monsun Australia Jadi Penyebabnya

Prospek Cuaca Mingguan Periode 30 Mei–5 Juni 2025: Kemarau Belum Merata, Cuaca Ekstrem Masih Berpeluang Terjadi di Berbagai Wilayah

Prospek Cuaca Mingguan Periode 30 Mei–5 Juni 2025: Kemarau Belum Merata, Cuaca Ekstrem Masih Berpeluang Terjadi di Berbagai Wilayah