
Kembali ke Prospek Cuaca Mingguan
Prospek Cuaca Mingguan Periode 25–31 Oktober 2024: Siklon Tropis Mendominasi Wilayah Utara, Cuaca Ekstrem Masa Peralihan Masih Berpotensi di Wilayah Selatan Indonesia
27 October 2024
Nurul Izzah Fitria
Prospek Cuaca Mingguan

Siklon Tropis Mendominasi Wilayah Utara, Cuaca Ekstrem Masa Peralihan Masih Berpotensi di Wilayah Selatan Indonesia
Kondisi dinamika atmosfer di sebagian besar wilayah Indonesia saat ini dipengaruhi oleh beberapa sistem tekanan rendah yang masih aktif di Belahan Bumi Utara (BBU) dengan salah satu yang paling memberi pengaruh, yakni Siklon Tropis Trami. Siklon tropis ini terpantau berada di Laut Filipina yang bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan angin maksimum 50 knot. Siklon tropis ini memberikan pengaruh kepada peningkatan kecepatan angin terutama di Kalimantan bagian timur dan utara, Sulawesi bagian utara, serta Maluku Utara dengan kecepatan hingga lebih dari 25 knot (46 km/jam). Sistem tekanan rendah lain di BBU yang berpotensi menguat secara signifikan menjadi siklon tropis adalah bibit siklon 98W yang terpantau berada di Samudra Pasifik utara Papua. Meskipun dampak dari bibit siklon 98W masih belum secara langsung dirasakan, namun daerah Papua bagian utara dan Maluku Utara bagian utara perlu mewaspadai adanya potensi gelombang tinggi dan belokan angin akibat dari penguatan bibit siklon ini.
Sementara itu, kecepatan angin diperkirakan meningkat hingga 20 knot (36 km/jam) di bagian selatan Indonesia. Berbeda dengan yang terjadi di wilayah Indonesia bagian utara, peningkatan kecepatan angin di bagian selatan Indonesia lebih disebabkan oleh awan Cumulonimbus pada skala lokal akibat proses konvektif. Sejalan dengan hal tersebut, peluang pembentukan awan konvektif pada sore hingga malam hari yang umumnya menjadi ciri khas masa peralihan musim, masih mendominasi kondisi cuaca di Indonesia. Akibatnya, beberapa lokasi cenderung mengalami hujan yang tidak merata dengan durasi yang singkat namun dengan intensitas sedang hingga lebat dengan potensi kilat/petir dan angin kencang. Ketidakstabilan atmosfer selama periode ini turut meningkatkan peluang terjadi hujan signfikan, terutama di wilayah selatan Indonesia seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, di mana sudah terpantau adanya peningkatan curah hujan, terutama pada akhir pekan lalu.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi secara mendadak, terutama pada sore hingga menjelang malam hari, serta waspada terhadap peningkatan kecepatan angin di beberapa wilayah.
Kondisi Dinamika Atmosfer Terkini
Dalam sepekan terakhir curah hujan pada tiga hari terakhir di wilayah Indonesia masih relatif tinggi. Tercatat hujan dengan intensitas lebat (50-100 mm/hari) terjadi pada tanggal 20 Oktober di Stasiun Meteorologi Supadio (64.0 mm/hari), Stasiun Meteorologi Naha (57.0 mm/hari), Stasiun Meteorologi Mali (54.0 mm/hari). Pada tanggal 21 Oktober di Stasiun Meteorologi Banyuwangi (55 mm/hari). Serta tanggal 23 Oktober di Stasiun Meteorologi Tanah Merah (69.0 mm/hari).
Secara global dan regional, nilai SOI, dan Nino 3.4 tidak berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan di Indonesia. Namun untuk IOD sudah mulai berpengaruh terhadap cuaca di wilayah barat Indonesia. MJO berada pada fase 5 (Maritime Continent) yang berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia. Selanjutnya, aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial diperkirakan akan aktif di Laut Cina Selatan, Laut Sulu, Laut Arafura, Papua Selatan, Filipina, perairan dan Samudra Pasifik timur Filipina, yang berpotensi menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut. Disisi lain, gelombang atmosfer Kelvin diprediksi aktif Samudra Hindia barat Sumatra, Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Laut Cina Selatan, Laut Sulu, Laut Sulawesi bagian barat, Laut Arafura, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Siklon Tropis Trami diprediksi berada di Laut Cina Selatan. Siklon tropis tersebut membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (Konvergensi) yang memanjang di Laut Cina Selatan, di Laut Sulu, dan di Laut Filipina. Siklon tropis ini juga menginduksi peningkatan kecepatan angin >25 knot (low level jet) di sekitar siklon tropis.
Daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) juga terpantau di Selat Malaka, Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Laut Natuna, Perairan sebelah selatan NTB, Laut Timor, Laut Arafuru, Papua Barat, dan pesisir utara Papua. Sedangkan, Daerah pertemuan angin (konfluensi) terpantau memanjang dari Sumatera bagian tengah hingga Laut Cina Selatan, Samudera Hindia sebelah barat Sumatera, dan di Samudera Pasifik sebelah timur laut Papua. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah yang dilewati konvergensi / konfluensi tersebut.
Labilitas Lokal Kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
Kondisi atmosfer yang labil di masa peralihan meningkatkan potensi terbentuknya awan konvektif seperti Cumulonimbus (CB), yang bisa memicu cuaca ekstrem seperti petir, angin kencang, bahkan hujan es.
Prospek Cuaca Sepekan ke Depan
Berdasarkan analisis terkini, potensi turunnya hujan pada sore hingga menjelang malam hari terutama di wilayah Pulau Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara. Hujan yang terjadi cenderung tidak merata, dengan kejadiannya relatif singkat. Hal ini merupakan salah satu ciri masa peralihan menuju musim hujan di wilayah-wilayah tersebut sebelum memasuki musim hujan.
Awal musim hujan di wilayah-wilayah tersebut bervariasi namun secara umum awal musim hujan di prediksi akan terjadi pada akhir dasarian III Oktober hingga awal November mendatang dengan puncak musim hujan terjadi pada bulan Januari-Februari 2025.
Sementara itu, untuk wilayah Indonesia lainya masih berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat seperti Riau Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, D.K. Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua Pegunungan, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, dan Papua Selatan.
Peringatan Dini
Potensi cuaca signifikan dalam periode 25 – 31 Oktober 2024, berupa:
Potensi Hujan sedang – lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah:
- Aceh
- Sumatra Utara
- Sumatra Selatan
- Kep. Bangka Belitung
- Bengkulu
- Lampung
- Banten
- Jakarta
- Jawa Barat
- NTT
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Timur
- Sulawesi Utara
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Selatan
- Maluku Utara
Maluku - Papua Pegunungan
- Papua Barat Daya
- Papua Barat
- Papua Tengah
- Papua
- Papua Selatan
Potensi Angin Kencang di wilayah:
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Utara
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
Imbauan
Dengan adanya potensi hujan sedang – lebat tidak merata di sejumlah wilayah Indonesia, masyarakat diimbau untuk memulai membersihkan lingkungan, memperkuat bangunan/infrastruktur, menyiapkan perlengkapan darurat bencana, dan hindari daerah-daerah yang mudah terdampak.
Selain itu, penting untuk waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan cuaca ekstrem lainnya, terutama di daerah rawan. Masyarakat juga diharapkan mengenali potensi bencana di sekitar mereka, dan selalu memperbarui informasi dari BMKG terkait prakiraan cuaca serta protokol evakuasi jika terjadi bencana. Informasi lebih lengkap bisa diakses melalui website BMKG https://www.bmkg.go.id, media sosial (@infobmkg), atau aplikasi infoBMKG.
Catatan: Informasi ini telah melalui proses penyuntingan dan pembaruan tanggal 24 Oktober 2024, 18.00 WIB.
Jakarta, 24 Oktober 2024
Direktorat Meteorologi Publik BMKG
20241024_prakiraan_cuaca_mingguan
– Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.