Kembali ke Prospek Cuaca Mingguan

Prospek Cuaca Mingguan Periode 25–31 Juli 2025: Potensi Hujan Belum Hilang, Karhutla Perlu Diwaspadai

24 July 2025

Praditya Tito Yosandi

Prospek Cuaca Mingguan

Prospek Cuaca Mingguan Periode 25–31 Juli 2025: Potensi Hujan Belum Hilang, Karhutla Perlu Diwaspadai

Potensi Hujan Belum Hilang, Karhutla Perlu Diwaspadai

Berdasarkan produk citra satelit Himawari-9 yang dirilis oleh BMKG pada tanggal 23 Juli 2025 pukul 16.00 WIB, terdeteksi adanya sebaran asap di beberapa wilayah Indonesia yaitu di wilayah Sumatera Utara, Riau, dan Kalimantan Barat. Berdasarkan Peta Sebaran Titik Panas (Hotspot) dari BMKG tanggal 23 Juli 2025, terdeteksi sejumlah titik panas dengan tingkat kepercayaan tinggi yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia Sumatera dengan 45 titik panas, Kalimantan dengan 17 titik panas. Sementara itu, dari hasil pemantauan Hari Tanpa Hujan Berturut-Turut (HTH) dengan update terakhir per tanggal 20 Juli 2025 untuk wilayah Sumatera, Kalimantan, diketahui bahwa wilayah Sumatera bagian tengah hingga selatan seperti Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Lampung mulai mengalami kekeringan, dengan hari tanpa hujan hingga lebih dari 60 hari. Untuk wilayah Kalimantan, kondisi yang hampir sama terjadi di Kalimantan Selatan dan sebagian Kalimantan Barat, dengan durasi 6 – 20 hari. Hal ini menunjukan adanya indikasi potensi kebakaran hutan atau lahan yang signifikan di sejumlah daerah di Sumatera dan Kalimantan.

Meskipun demikian, di wilayah lainnya intensitas hujan hingga sangat lebat masih terjadi dalam tiga hari terakhir, yakni pada periode 21–23 Juli 2025, yaitu di wilayah Provinsi Papua, Kalimantan bagian tengah-utara, Maluku bagian selatan dan sebagian Pesisir Barat wilayah Sumatera. Peningkatan curah hujan tersebut diakibatkan oleh dinamika atmosfer yang masih signifikan, berupa aktifnya gelombang Kelvin dan Rossby Ekuator di wilayah Utara dan Barat Indonesia. Selain itu, terbentuknya Siklon Tropis CO-MAY di Laut Filipina dengan kecepatan angin 50 knots dan tekanan 985 hPa di pusat siklon tropis, mampu membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang di Laut Cina Selatan dan Perairan barat Filipina.

Terpantaunya Bibit Siklon Tropis 98W di Samudra Pasifik utara Papua New Guinea, dengan kecepatan angin 30 knots dan tekanan 1004 hPa juga membentuk daerah konvergensi yang memanjang di Samudra Pasifik utara Papua New Guinea. Kondisi tersebut menyebabkan curah hujan di beberapa wilayah menjadi signifikan, terutama di Utara dan Timur Indonesia. Anomali positif suhu muka laut atau Sea Surface Temperature (SST) di sejumlah perairan Indonesia juga berkontribusi terhadap peningkatan kandungan uap air di atmosfer, yang memperkuat pembentukan awan hujan di wilayah utara dan timur Indonesia.

Dengan adanya perbedaan cuaca yang kontras di beberapa wilayah di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa hingga NTT yang umumnya cerah berawan, sedangkan di sebagian pesisir Barat Sumatera, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan Papua berpotensi hujan dengan intesitas sedang – lebat, BMKG mengimbau masyarakat dan instansi terkait untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca yang cerah dan kering, yang dapat mengakibatkan bencana Kebakaran Hutan dan Lahan, maupun hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang yang berdampak pada bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.

Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan

Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini, potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan akan meningkat dalam sepekan ke depan. Kondisi ini didukung oleh berbagai faktor, mulai dari skala global, regional, hingga lokal, yang secara kolektif menciptakan kondisi atmosfer yang labil dan kondusif untuk pembentukan hujan dengan intensitas bervariasi.

Analisis kondisi iklim global menunjukkan ENSO dan Dipole Mode berada pada kategori netral. Meskipun demikian, nilai SOI yang positif (+13.1) mengindikasikan adanya aliran massa udara dari Pasifik yang menambah suplai uap air ke wilayah Indonesia, khususnya di bagian timur. Secara regional, pantauan Outgoing Longwave Radiation (OLR) Kombinasi antara MJO, dan gelombang ekuator lainnya Kelvin, gelombang Rossby Ekuator, menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan aktivitas konvektif yang signifikan, di akhir bulan Juli di wilayah Sumatera, Jawa serta Papua.

Dalam 24 jam ke depan (25 Juli 2025, pukul 00 UTC), kecepatan angin maksimum di dekat pusat Siklon Tropis CO-MAY diperkirakan mencapai sekitar 55 knot (102 km/jam). Siklon tropis ini diprediksi bergerak ke arah utara hingga timur laut, menjauhi wilayah Indonesia. Dalam 48 jam ke depan (26 Juli 2025, pukul 00 UTC), kekuatan angin maksimum Siklon Tropis CO-MAY diperkirakan akan melemah, dengan kecepatan angin di dekat pusat sistem menjadi 35 knots (65 km/jam), dan dengan pergerakan ke arah timur laut, menjauhi wilayah Indonesia. Setelah itu, dalam 72 jam kedepan (27 Juli 2025) siklon tropis Co-May diperkirakan akan terus melemah.

Selain itu Bibit siklon tropis 98W masih diprakirakan berada di Samudra Pasifik Utara Papua dengan kecepatan angin maksimum 35 knot, dan tekanan 1004 hPa. Pergerakan hingga 3 (tiga) hari ke depan diprediksi ke arah utara-barat laut dengan potensi menguat, dan potensi menjadi TC dalam 24-72 dalam berada pada kategori sedang-tinggi. Daerah konvergensi juga terpantau memanjang dari Perairan utara Jawa Timur hingga Jawa Tengah, dari Papua Pegunungan hingga Papua Tengah, dan di Samudra Pasifik utara Papua. Daerah pertemuan angin (konfluensi) terpantau di Perairan utara Aceh, Laut Cina Selatan, Laut Filipina, dan Laut Banda. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar siklon tropis, bibit siklon tropis, sirkulasi siklonik, dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.

Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai potensi Peningkatan kecepatan angin permukaan hingga mencapai >25 knots terpantau di Laut Andaman, Perairan utara Aceh, Laut Cina Selatan, Laut Filipina, dan Samudra Pasifik utara Papua Nugini, yang mampu meningkatkan ketinggian gelombang di wilayah perairan tersebut. Dengan memperhatikan kompleksitas dinamika atmosfer tersebut, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan proaktif dalam mengantisipasi potensi cuaca signifikan seperti Kekeringan dengan potensi kebakaran hutan, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi di wilayah masing-masing selama sepekan ke depan.

Prospek Cuaca Sepekan ke Depan

Periode 25 – 27 Juli 2025

Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Sumatra Barat, Jambi, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.

Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:

  • Siaga (Hujan lebat): Jawa Barat dan Jawa Timur.

Periode 28 – 31 Juli 2025

Cuaca di Indonesia umumnya didominasi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Sumatra barat, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.

Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:

  • Siaga (Hujan lebat): Jawa Barat dan Jawa Timur.
  • Angin Kencang: Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Prospek di atas merupakan kondisi secara umum. Untuk informasi cuaca lebih detail dapat diakses melalui website BMKG, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial media @infoBMKG.

Imbauan

Menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa waktu kedepan, BMKG mengimbau masyarakat untuk:

    • Waspada terhadap kemungkinan kekeringan hingga potensi kebakaran hutan, hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir.
    • Waspada potensi kebakaran hutan dan menjauhi wilayah terbuka ketika terjadi hujan yang disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai angin kencang.
    • Menjauhi wilayah terbuka ketika terjadi hujan yang disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai angin kencang.
  • Tetap gunakan tabir surya dan cukupi asupan cairan tubuh, karena cuaca terik dapat terjadi sewaktu-waktu pada periode musim kemarau.
  • Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja. Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web http://www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.

Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru.

Catatan: Informasi ini telah melalui proses penyuntingan dan pembaruan tanggal 24 Juli 2025, 17.00 WIB.

Jakarta, 24 Juli 2025

Direktorat Meteorologi Publik BMKG

Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Prospek Cuaca Mingguan Lainnya

Prospek Cuaca Mingguan Periode 25–31 Juli 2025: Potensi Hujan Belum Hilang, Karhutla Perlu Diwaspadai

Prospek Cuaca Mingguan Periode 25–31 Juli 2025: Potensi Hujan Belum Hilang, Karhutla Perlu Diwaspadai

Prospek Cuaca Mingguan Periode 22–28 Juli 2025: Waspadai Potensi Hujan Signifikan Disertai Angin Kencang Dan Gelombang Tinggi di Tengah Musim Kemarau

Prospek Cuaca Mingguan Periode 22–28 Juli 2025: Waspadai Potensi Hujan Signifikan Disertai Angin Kencang Dan Gelombang Tinggi di Tengah Musim Kemarau

Prospek Cuaca Mingguan Periode 18–25 Juli 2025: Gelombang Ekuator Mengiringi Perkembangan Musim Kemarau di Indonesia

Prospek Cuaca Mingguan Periode 18–25 Juli 2025: Gelombang Ekuator Mengiringi Perkembangan Musim Kemarau di Indonesia