
Kembali ke Prospek Cuaca Mingguan
Prospek Cuaca Mingguan Periode 22 – 28 Agustus 2025 Musim Kemarau Bukan Berarti Kering: Hujan Tetap Berpeluang Terjadi
22 August 2025
Tyas Tri Pujiastuti
Prospek Cuaca Mingguan

Musim Kemarau Bukan Berarti Kering: Hujan Tetap Berpeluang Terjadi
Dalam sepekan terakhir, BMKG mencatat kejadian hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem (>150 mm/hari), yang terjadi di Ambon, Maluku dan Timika, Papua Tengah pada tanggal 15 – 18 Agustus 2025 dengan curah hujan tertinggi mencapai 358,3 mm/hari di Ambon, sedangkan di Timika mencapai 142 mm/hari. Selain itu, hujan berintensitas lebat juga terjadi di Sulawesi Tenggara pada tanggal 17 Agustus 2025 yang tercatat 123 mm/hari.
Meskipun sebagian wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, namun secara umum hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia bagian barat dan tengah, sedangkan hujan berintensitas sedang hingga lebat secara umum berpotensi terjadi di wilayah Indonesia bagian timur. Kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa dinamika atmosfer, antara lain aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) yang berada pada fase 3, sehingga meningkatkan peluang pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat. Kondisi ini juga diperkuat oleh gelombang atmosfer berupa kombinasi Mixed-Rossby Gravity dan Gelombang Kelvin serta anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) yang bernilai negatif yang menandakan peningkatan aktivitas konvektif di wilayah Indonesia.
Faktor-faktor tersebut menyebabkan curah hujan meningkat saat sebagian besar wilayah masih berada pada periode musim kemarau. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan, khususnya terkait risiko banjir, tanah longsor, genangan, serta gangguan pada aktivitas transportasi darat, laut, maupun udara. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan antara lain dengan selalu memantau pembaruan informasi dari BMKG, menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan, serta menyiapkan langkah antisipatif menghadapi perubahan cuaca yang dapat terjadi secara tiba-tiba.
Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan
Dalam sepekan mendatang, sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi mengalami pembentukan awan hujan yang cukup signifikan. Kondisi ini dipicu oleh interaksi berbagai faktor atmosfer skala global, regional, hingga lokal, yang mempertahankan atmosfer dalam kondisi labil dan mendukung perkembangan awan konvektif. Aktivitas tersebut berpotensi menghasilkan hujan dengan intensitas bervariasi, mulai dari ringan hingga lebat.
Pada skala global, indeks Dipole Mode tercatat bernilai -0,91, yang mengindikasikan adanya aliran massa udara signifikan dari Samudra Hindia bagian timur Afrika menuju wilayah Indonesia, khususnya bagian barat. Fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) saat ini berada pada fase 3 (Samudra Hindia bagian timur) dan diperkirakan akan menguat, lalu bergeser ke fase 4, memasuki wilayah Indonesia. Pada skala regional, kondisi ini diperkuat oleh gelombang-gelombang tropis, seperti Gelombang Kelvin, Rossby Ekuator, dan Mixed Rossby-Gravity yang terpantau aktif di wilayah Sumatra, Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku, dan sebagian Papua. Selain itu, gelombang berfrekuensi rendah (low frequency) juga persisten aktif di Lampung, sebagian Jawa dan Kalimantan, serta sebagian besar wilayah timur Indonesia, sehingga mendukung proses pembentukan awan hujan di area tersebut. Faktor lain yang turut memperkuat potensi hujan adalah adanya sirkulasi siklonik di Samudra Pasifik utara Papua Barat yang memicu perlambatan angin (zona konvergensi) yang membentang dari Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya hingga Samudra Pasifik timur Filipina. Daerah konvergensi lainnya terpantau memanjang dari pesisir barat daya Bengkulu hingga Sumatra Selatan, dari pesisir selatan Jawa Timur hingga Jawa Barat, dari Selat Makassar bagian selatan hingga Kalimantan Selatan, dari Laut Sulu hingga Filipina bagian Selatan, dari Teluk Bone hingga Sulawesi Tengah, di Laut Sulawesi, serta dari Laut
Halmahera hingga Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya. Keberadaan zona konvergensi dan belokan angin ini menjadi pemicu tambahan bagi pertumbuhan awan hujan di wilayah yang terlewati.
Berdasarkan perkembangan dinamika atmosfer di atas, masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan berintensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir, angin kencang, serta gelombang laut tinggi yang berpotensi mengganggu aktivitas masyarakat.
Prospek Cuaca Sepekan ke Depan
Periode 22 – 24 Agustus 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua.
Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:
- Siaga (Hujan lebat): Kep. Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
- Angin Kencang: NTT, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua Selatan.
Periode 25 – 28 Agustus 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi cerah berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua.
Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:
- Siaga (Hujan lebat) : Jawa Barat, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
- Angin Kencang : Aceh, NTT, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua Selatan.
Prospek di atas merupakan kondisi secara umum. Untuk informasi cuaca lebih detail dapat diakses melalui website BMKG, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial media @infoBMKG.
Imbauan
Menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa waktu kedepan, BMKG mengimbau masyarakat untuk:
- Waspada terhadap cuaca yang dapat berubah sewaktu-waktu, seperti hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir.
- Menjauhi wilayah terbuka ketika terjadi hujan yang disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai angin kencang.
- Tetap gunakan tabir surya dan cukupi asupan cairan tubuh, karena cuaca terik dapat terjadi sewaktu-waktu pada periode musim kemarau.
- Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja. Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web http://www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.
Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru.
Catatan: Informasi ini telah melalui proses penyuntingan dan pembaruan tanggal 21 Agustus 2025, 19.30 WIB.
Jakarta, 21 Agustus 2025
Direktorat Meteorologi Publik BMKG
– Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.