
Kembali ke Prospek Cuaca Mingguan
Prospek Cuaca Mingguan Periode 17-23 Juni 2025: Hujan Tak Merata, Interaksi Atmosfer Skala Lokal dan Global Warnai Cuaca Pekan Ini
16 June 2025
Nurul Izzah Fitria
Prospek Cuaca Mingguan

Hujan Tak Merata: Interaksi Atmosfer Skala Lokal dan Global Warnai Cuaca Pekan Ini
Memasuki pekan ketiga Juni, cuaca di wilayah Indonesia memperlihatkan perbedaan yang cukup signifikan. Beberapa daerah, seperti Ambon, Banda Neira, Amahai, dan Mozes Kilangin Papua Tengah, masih mengalami hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat dalam sepekan terakhir. Sementara itu, daerah lainnya mulai menunjukkan tanda-tanda pengeringan memasuki musim kemarau. Bahkan di Pos Merigi Nusa Tenggara Barat dan Pos Daieko Nusa Tenggara Timur telah mengalami 33 hari tanpa hujan. Perbedaan cuaca yang signifikan ini mencerminkan kompleksitas sistem cuaca tropis di kawasan Maritim Indonesia, yang terbentuk melalui interaksi dinamis antara proses-proses atmosfer berskala lokal–seperti siklus harian darat laut yang memicu proses konveksi lokal, topografi pulau, dan pengaruh global–seperti variabilitas iklim musiman, MJO, serta gelombang tropis seperti equatorial Rossby dan Kelvin.
Salah satu faktor yang memengaruhi cuaca di wilayah Indonesia adalah siklus harian darat-laut. Setiap hari, proses pemanasan permukaan daratan pada siang hari memicu pembentukan awan konvektif, yang menghasilkan hujan pada sore hingga malam. Setelah itu, sistem hujan berpindah ke wilayah laut dan kembali aktif pada dini hari. Pola ini terjadi berulang dan menjadi karakteristik khas wilayah tropis maritim seperti Indonesia, terutama di wilayah dengan topografi kompleks seperti Sumatera, Kalimantan, dan Papua.
Cuaca selama sepekan mendatang tidak hanya dikendalikan oleh proses lokal dari siklus darat-laut saja. Pada skala yang lebih luas, gelombang atmosfer skala antar musim atau intraseasonal seperti gelombang Rossby equatorial dan Kelvin turut memengaruhi pola hujan di wilayah Indonesia. Intrusi udara kering dari selatan juga memperkuat ketidakstabilan atmosfer di sebagian wilayah Indonesia, khususnya di pulau Jawa. Peningkatan kecepatan angin permukaan (>25 knot) di Laut Andaman, Laut Banda, Laut Jawa, dan Laut Arafura juga perlu diperhatikan, mengingat dampaknya yang mampu meningkatkan potensi gelombang laut tinggi sehingga dapat mempengaruhi aktivitas pelayaran dan kelautan.
Melihat kondisi atmosfer yang masih relatif dinamis, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi yang masih ada meskipun beberapa wilayah telah memasuki musim kemarau. BMKG terus menekankan pentingnya untuk memantau informasi cuaca dari sumber resmi secara berkala dan mengambil langkah mitigasi yang diperlukan guna mengantisipasi serta mengurangi dampak risiko bencana hidrometeorologi di wilayah masing-masing.
Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan
Dalam sepekan ke depan, aktivitas gelombang Rossby equatorial dan Kelvin diperkirakan masih berpropagasi di wilayah Indonesia yang dapat memicu terjadinya hujan. Selain itu, intrusi udara kering yang bergerak dari wilayah selatan, membawa massa udara yang lebih dingin dan kurang mengandung uap air. Ketika udara ini bertemu dengan udara yang lebih hangat dan lembab dari utara atau permukaan bumi, perbedaan sifat ini menciptakan ketidakstabilan atmosfer. Ketidakstabilan ini berarti udara lebih mudah naik ke atas dan membentuk awan konvektif terutama di Pulau Jawa bagian barat hingga tengah dalam sepekan ke depan. Kondisi seperti ini bisa menyebabkan hujan lokal yang tiba-tiba, petir, atau bahkan potensi hujan deras meskipun secara umum sedang memasuki musim kemarau.
Selain itu, daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) diprakirakan memanjang dari Perairan barat Bengkulu hingga Sumatra Barat, Perairan utara Jawa Tengah hingga Jawa Barat, Perairan selatan Jawa Barat hingga Banten, Kalimantan Tengah hingga Kalimantan Barat, di Laut Banda, dari Laut Arafuru hingga Laut Banda, Laut Maluku hingga Perairan utara Gorontalo, Perairan utara Papua Barat hingga Laut Seram, Teluk Cendrawasih hingga Papua Barat, dan di Pesisir selatan Papua Selatan. Daerah konfluensi diprakirakan berada di Laut Banda, Laut Arafuru, dan Samudra Pasifik utara Maluku Utara. Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
Secara umum, curah hujan pada dasarian ke-3 Juni diprediksi berada pada kriteria rendah – menengah (0-150 mm/dasarian). Wilayah yang diprediksi mengalami hujan kategori tinggi-sangat tinggi (>150 mm/dasarian) meliputi sebagian kecil Jawa Barat, sebagian kecil Jawa Timur, sebagian NTT, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian kecil Sulawesi Tengah, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat Daya, sebagian Papua Barat, sebagian Papua Tengah dan sebagian Papua Selatan.
Sementara itu, sirkulasi siklonik dan daerah konvergensi yang memanjang dari Sumatra hingga Papua serta konfluensi angin di sejumlah perairan Indonesia masih berkontribusi pada pertumbuhan awan hujan. Labilitas lokal kuat juga mendukung proses konvektif di banyak wilayah, mulai dari Sumatra, sebagian besar Kalimantan dan Sulawesi, hingga kawasan timur Indonesia, sehingga masih perlu diwaspadai potensi cuaca signifikan di sebagian wilayah indonesia.
Prospek Cuaca Sepekan ke Depan
Periode 17-19 Juni 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi cerah berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.
Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:
- Siaga (Hujan lebat): Kepulauan Riau, Sumatra Selatan, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, dan Maluku.
- Angin Kencang: Jawa Timur, Bali, Maluku, dan Papua Selatan.
Periode 20 – 23 Juni 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi cerah berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.
Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:
- Siaga (Hujan lebat): Jawa Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
- Angin Kencang: Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Timur, Maluku, dan Papua Selatan.
Prospek di atas merupakan kondisi secara umum. Untuk informasi cuaca lebih detail dapat diakses melalui website BMKG, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial media @infoBMKG.
Imbauan
Menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa waktu kedepan, BMKG mengimbau masyarakat untuk:
- Menggunakan pelindung/tabir surya untuk menghindari paparan langsung sinar matahari.
- Menjaga kecukupan cairan tubuh terutama bagi yang beraktivitas di luar ruangan saat siang hari supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan, dan dampak buruk lainnya.
- Waspada terhadap kemungkinan hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir.
- Menjauhi wilayah terbuka ketika terjadi hujan yang disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai angin kencang.
- Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja.
- Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web http://www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.
Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru.
Catatan: Informasi ini telah melalui proses penyuntingan dan pembaruan tanggal 16 Juni 2025, 16.00 WIB.
Jakarta, 16 Juni 2025
Direktorat Meteorologi Publik BMKG
– Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.