Kembali ke Prospek Cuaca Mingguan

Prospek Cuaca Mingguan Periode 15–21 Agustus 2025: Menjelang HUT RI ke-80 Cuaca Ekstrem Mengintai Indonesia dari Hujan Lebat hingga Karhutla

14 August 2025

Habib Burrahman

Prospek Cuaca Mingguan

Prospek Cuaca Mingguan Periode 15–21 Agustus 2025: Menjelang HUT RI ke-80 Cuaca Ekstrem Mengintai Indonesia dari Hujan Lebat hingga Karhutla

Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80, kondisi cuaca di Tanah Air menunjukkan dinamika yang patut diwaspadai. Meskipun saat ini 57% wilayah Indonesia masih berada pada periode musim kemarau mencakup sebagian Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Kalimantan, namun hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem masih terjadi di sejumlah daerah. Dalam sepekan terakhir, BMKG mencatat curah hujan tinggi di beberapa wilayah, antara lain Bengkulu (152 mm/hari), Kalimantan Tengah (127 mm/hari), Papua Tengah (98 mm/hari), Papua Barat (88 mm/hari), dan Kepulauan Riau (80 mm/hari). Potensi hujan lebat juga terpantau di wilayah lain seperti Sumatera, Jawa bagian barat, Kalimantan, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat, yang dipicu oleh dinamika atmosfer yang mendukung pembentukan awan hujan serta meningkatkan aktivitas konvektif.

Selain curah hujan tinggi di sejumlah wilayah, BMKG juga mencatat adanya kemunculan titik panas (hotspot) yang mengindikasikan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Berdasarkan Peta Sebaran Titik Panas per 13 Agustus 2025, terpantau hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang hingga tinggi di beberapa daerah. Untuk kategori tinggi, terdapat total 16 titik, masing-masing di Sumatera (1 titik), Jawa bagian timur (2 titik), Nusa Tenggara (9 titik), dan Sulawesi (4 titik). Keberadaan hotspot ini menjadi sinyal bahwa ancaman karhutla masih perlu diwaspadai, terutama di wilayah-wilayah dengan curah hujan yang rendah, meskipun sebagian besar wilayah Indonesia saat ini sedang mengalami peningkatan hujan.

Peningkatan tren hujan di sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir dipengaruhi oleh kombinasi faktor atmosfer berskala regional hingga global. Faktor-faktor tersebut antara lain aktivitas Dipole Mode negatif, Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang tropis seperti Gelombang Kelvin, Mixed Rossby-Gravity, Rossby Ekuatorial, serta gelombang berfrekuensi rendah. Selain itu, keberadaan sirkulasi siklonik di sekitar wilayah Indonesia turut memperkuat aktivitas pembentukan awan hujan dan meningkatkan potensi cuaca ekstrim, serta angin kencang. Faktor-faktor tersebut menyebabkan curah hujan meningkat disaat sebagian besar wilayah masih berada pada periode musim kemarau. Masyarakat perlu tetap waspada akan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di area yang masih kering. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan antara lain dengan selalu memantau pembaruan informasi dari BMKG, menjaga kebersihan dan keamanan lingkungan, serta menyiapkan langkah antisipatif menghadapi perubahan cuaca yang dapat terjadi secara tiba-tiba.

Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan

Dalam sepekan mendatang, sejumlah wilayah di Indonesia diprakirakan masih berpotensi mengalami pembentukan awan hujan yang cukup signifikan. Kondisi ini dipicu oleh interaksi berbagai faktor atmosfer berskala global, regional, hingga lokal, yang mempertahankan atmosfer untuk tetap berada dalam kondisi labil dan mendukung perkembangan awan konvektif. Aktivitas atmosfer tersebut berpotensi menghasilkan hujan dengan intensitas bervariasi, mulai dari ringan hingga lebat.

Dari sisi iklim global, indeks Dipole Mode tercatat bernilai -0,84, yang berperan dalam meningkatkan pasokan uap air di Samudra Hindia bagian barat Sumatra. Fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) saat ini berada pada fase 2 (Samudra Hindia Bagian Barat) dan diperkirakan akan menguat, lalu bergeser ke fase 3 (Samudra Hindia Bagian Timur) mendekati wilayah Indonesia. Secara spasial, MJO diprediksi akan tetap aktif selama sepekan ke depan, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan potensi hujan di sebagian besar wilayah Indonesia bagian barat dan tengah.

Aktivitas atmosfer ini semakin diperkuat oleh hadirnya gelombang-gelombang tropis, seperti Gelombang Kelvin, Mixed Rossby-Gravity, dan Rossby Ekuatorial, yang terpantau aktif di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Maluku Utara. Selain itu, gelombang berfrekuensi rendah (low frequency) juga diprediksi aktif di Sumatera Selatan, Jawa bagian barat, serta sebagian wilayah tengah dan timur Indonesia, sehingga berkontribusi signifikan terhadap proses pembentukan awan hujan di area tersebut.

Faktor penguat lainnya datang dari sirkulasi siklonik di Samudra Hindia sebelah Barat Sumatera bagian barat yang memicu terbentuknya area belokan angin di wilayah Sumatera barat dan selatan. Sirkulasi siklonik lain terdeteksi di Laut Cina Selatan, memicu perlambatan angin (zona konvergensi) yang membentang dari Selat Malaka, Laut Natuna, Laut Filipina, hingga Laut Cina Selatan, serta membentuk belokan angin di Sumatera Utara, Riau, dan Kalimantan bagian utara. Sementara itu, pola konvergensi lainnya terpantau di Papua Tengah hingga Papua Barat. Keberadaan zona konvergensi dan belokan angin ini menjadi pemicu tambahan bagi pertumbuhan awan hujan di wilayah yang terlewati.

Melihat perkembangan dinamika atmosfer tersebut, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan sigap menghadapi potensi cuaca ekstrem. Suhu udara yang relatif kering dan hangat di beberapa wilayah juga meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan, sehingga memerlukan perhatian khusus. Di sisi lain, hujan berintensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di sejumlah daerah, disertai angin kencang dan gelombang laut tinggi yang dapat mengganggu aktivitas masyarakat..

Prospek Cuaca Sepekan ke Depan

Periode 15 – 17 Agustus 2025

Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan lebat. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, dan Papua Selatan.

Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:

  • Siaga (Hujan lebat): Sumatera Utara, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Maluku, dan Papua Pegunungan.
  • Waspada (Hujan sangat lebat): Papua Tengah
  • Angin Kencang: Aceh, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua Selatan.

Khusus pada peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, cuaca umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan lebat. Pada momentum perayaan ini, masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi peningkatan hujan berintensitas sedang hingga lebat yang dapat terjadi di Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, Papua Selatan. Sedangkan untuk wilayah DKI Jakarta, kondisi cuaca cerah berawan – berawan diprediksi akan terjadi pada tanggal 17 Agustus 2025.

Periode 18 – 21 Agustus 2025

Cuaca di Indonesia umumnya didominasi cerah berawan hingga hujan lebat. Perlu diwaspadai adanya hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, dan Papua Selatan.

Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:

  • Siaga (Hujan lebat): Jawa Barat, Bali, Kalimantan Tengah, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.
  • Angin Kencang: Aceh, Sulawesi Selatan, NTT, Maluku, Papua Barat, dan Papua Selatan.

Prospek di atas merupakan kondisi secara umum. Untuk informasi cuaca lebih detail dapat diakses melalui website BMKG, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial media @infoBMKG.

Imbauan

Menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa waktu kedepan, BMKG mengimbau masyarakat untuk:

  • Waspada terhadap cuaca yang dapat berubah sewaktu-waktu, seperti hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir.
  • Menjauhi wilayah terbuka ketika terjadi hujan yang disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai angin kencang.
  • Tetap gunakan tabir surya dan cukupi asupan cairan tubuh, karena cuaca terik dapat terjadi sewaktu-waktu pada periode musim kemarau.
  • Waspada akan dampak kebakaran hutan dan lahan terhadap kesehatan, gunakan masker bilamana diperlukan, hindari area terbuka dan dekat dengan titik api
  • Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja. Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web http://www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.

Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru.

Catatan: Informasi ini telah melalui proses penyuntingan dan pembaruan tanggal 14 Agustus 2025, 15.30 WIB.

Jakarta, 14 Agustus 2025

Direktorat Meteorologi Publik BMKG

Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.

Prospek Cuaca Mingguan Lainnya

Prospek Cuaca Mingguan Periode 15–21 Agustus 2025: Menjelang HUT RI ke-80 Cuaca Ekstrem Mengintai Indonesia dari Hujan Lebat hingga Karhutla

Prospek Cuaca Mingguan Periode 15–21 Agustus 2025: Menjelang HUT RI ke-80 Cuaca Ekstrem Mengintai Indonesia dari Hujan Lebat hingga Karhutla

Prospek cuaca mingguan periode 12–18 Agustus 2025: Tidak Hanya Potensi Karhutla, Hujan Lebat Masih Terpantau di Musim Kemarau

Prospek cuaca mingguan periode 12–18 Agustus 2025: Tidak Hanya Potensi Karhutla, Hujan Lebat Masih Terpantau di Musim Kemarau

Prospek Cuaca Mingguan Periode 8–14 Agustus 2025: Meski Musim Kemarau, Tetap Waspada Peningkatan Potensi Hujan!

Prospek Cuaca Mingguan Periode 8–14 Agustus 2025: Meski Musim Kemarau, Tetap Waspada Peningkatan Potensi Hujan!