
Kembali ke Prospek Cuaca Mingguan
Prospek Cuaca Mingguan Periode 14 – 20 Oktober 2025: Kondisi Atmosfer yang Labil pada Peralihan Musim Picu Peningkatan Hujan di Berbagai Wilayah Indonesia
13 October 2025
Rira Angela Damanik
Prospek Cuaca Mingguan

Kondisi Atmosfer yang Labil pada Peralihan Musim Picu Peningkatan Hujan di Berbagai Wilayah Indonesia
Kondisi atmosfer yang relatif labil pada periode peralihan musim saat ini menyebabkan peningkatan intensitas hujan di sejumlah wilayah Indonesia. Berdasarkan hasil pengamatan BMKG, dalam beberapa hari terakhir telah terjadi hujan dengan intensitas lebat hingga ekstrem, antara lain hujan ekstrem di Cilacap, Jawa Tengah (343,2 mm/hari); hujan sangat lebat di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara (111,1 mm/hari); serta hujan lebat di Sabang, Aceh (97,8 mm/hari), yang memicu terjadinya bencana hidrometeorologis di wilayah sekitarnya.
Beberapa sirkulasi siklonik terpantau aktif di utara dan barat Indonesia, sehingga memicu terbentuknya daerah perlambatan kecepatan dan pertemuan angin (konvergensi/konfluensi) di sebagian wilayah Indonesia. Selain itu, aktivitas gelombang atmosfer seperti gelombang Rossby dan Kelvin juga turut berkontribusi terhadap peningkatan potensi awan hujan, terutama di sebagian besar wilayah Sumatera dan Papua, serta di beberapa bagian Kalimantan dan Sulawesi. Kondisi tersebut diperkuat oleh atmosfer lokal yang cukup labil dan mendukung pembentukan awan konvektif, sehingga secara umum meningkatkan peluang terjadinya hujan di berbagai wilayah Indonesia.
Mengingat kondisi atmosfer yang diprakirakan masih labil paling tidak hingga sepekan ke depan, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir, dan angin kencang diprediksi terjadi di sebagian wilayah Indonesia. Melihat potensi tersebut, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, genangan, dan tanah longsor. Sebagai langkah antisipatif, masyarakat diharapkan menjaga kebersihan saluran drainase serta senantiasa memantau informasi prakiraan dan peringatan dini cuaca resmi dari BMKG sebelum beraktivitas, guna meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi dinamika kondisi cuaca yang masih berpotensi signifikan dalam beberapa hari ke depan.
Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan
Dalam sepekan ke depan, sebagian besar wilayah Indonesia masih berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, khususnya di wilayah Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, sebagian Kalimantan, sebagian besar Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, serta Papua. Kondisi tersebut dipicu oleh adanya interaksi antara fenomena atmosfer global, regional, dan faktor lokal yang mendukung meningkatnya labilitas atmosfer, sehingga kondisi udara menjadi lebih kondusif untuk pertumbuhan awan konvektif penyebab hujan.
Secara global, nilai Dipole Mode Index (DMI) saat ini bernilai negatif (−1.49) yang berpotensi meningkatkan suplai uap air dan mendukung pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat. Selain itu, aktivitas Gelombang Rossby Ekuator yang bergerak ke arah barat diprakirakan aktif di Samudra Hindia barat Sumatera serta sebagian besar wilayah Papua, sehingga berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di kawasan tersebut. Sementara itu, Gelombang Kelvin yang bergerak ke arah timur juga diperkirakan aktif di Sumatera Utara, Selat Malaka, Laut Natuna Utara, Kalimantan Utara, dan Laut Sulawesi, yang turut berkontribusi terhadap peningkatan potensi pembentukan awan hujan di wilayah-wilayah tersebut.
Faktor lain yang turut mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia adalah keberadaan sirkulasi siklonik yang diprakirakan masih cukup aktif di Samudra Hindia barat Aceh, Laut Sulu, Laut Filipina, dan Samudra Pasifik timur Filipina. Keberadaan sistem ini membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) serta daerah pertemuan angin (konfluensi) yang memanjang dari pesisir Aceh hingga pesisir Sumatera Utara, serta meluas di Laut Sulawesi, Laut Filipina, hingga Samudra Pasifik timur Filipina. Selain itu, terpantau adanya intrusi udara kering (dry intrusion) dari arah barat–barat daya yang melintas di wilayah Samudra Hindia selatan Jawa hingga selatan Nusa Tenggara Timur (NTT). Fenomena ini berpotensi meningkatkan pengangkatan massa udara lembab di bagian depan batas intrusi, sehingga menyebabkan kondisi udara di wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi lebih hangat dan lembab. Di sisi lain, labilitas atmosfer lokal yang cukup kuat juga teridentifikasi di sejumlah wilayah dan berperan dalam mendukung proses pembentukan awan konvektif skala lokal. Wilayah tersebut meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.
Berdasarkan pertimbangan kondisi dinamika atmosfer terkini, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem, berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir, angin kencang, serta gelombang laut tinggi di beberapa wilayah Indonesia. BMKG mengingatkan pentingnya bagi masyarakat untuk secara rutin memantau informasi prakiraan dan peringatan dini cuaca melalui kanal resmi BMKG, menjaga kebersihan lingkungan, serta memastikan saluran drainase berfungsi dengan baik guna mengantisipasi potensi genangan air maupun bencana hidrometeorologi lainnya.
Prospek Cuaca Sepekan ke Depan
Periode 14 – 16 Oktober 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Aceh, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, dan Papua Selatan.
Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:
Siaga (Hujan lebat – sangat lebat): Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, dan Papua Pegunungan.
Angin Kencang : Banten, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua Selatan.
Periode 17 – 20 Oktober 2025
Cuaca di Indonesia umumnya didominasi oleh kondisi berawan hingga hujan ringan. Perlu diwaspadai adanya peningkatan hujan dengan intensitas sedang yang terjadi di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, dan Papua Selatan.
Selain itu, hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi, dengan kategori tingkat peringatan dini dan wilayah potensi kejadian sebagai berikut:
Siaga (Hujan lebat – sangat lebat) : Bengkulu, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.
Angin Kencang : Papua Selatan.
Prospek di atas merupakan kondisi secara umum. Untuk informasi cuaca lebih detail dapat diakses melalui website BMKG, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial media @infoBMKG.
Imbauan
Menghadapi potensi cuaca ekstrem dalam beberapa waktu kedepan, BMKG mengimbau masyarakat untuk:
- Waspada terhadap cuaca yang dapat berubah sewaktu-waktu, seperti hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir.
- Menjauhi wilayah terbuka ketika terjadi hujan yang disertai petir, serta menjauhi pohon, bangunan dan infrastruktur yang sudah rapuh ketika terjadi hujan yang disertai angin kencang.
- Tetap gunakan tabir surya dan cukupi asupan cairan tubuh, karena cuaca terik dapat terjadi sewaktu-waktu pada masa peralihan.
- Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja. Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web http://www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.
Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru.
Catatan: Informasi ini telah melalui proses penyuntingan dan pembaruan tanggal 13 Oktober 2025, 13.10 WIB.
Jakarta, 13 Oktober 2025
Direktorat Meteorologi Publik BMKG
– Klik tautan ini jika PDF di atas tidak muncul.