
Kembali ke Berita Utama
Perkuat Ketahanan Iklim, BMKG Gelar Capacity Building Program Colombo Plan
26 August 2025
Ibrahim
Berita Utama

Tangerang, 25 Agustus 2025 – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) resmi membuka sesi offline Pelatihan Capacity Building Program on Climate Services for Food, Energy, Water, and Health (FEWH) Sectors to Close the Early Warning Gap in Climate Resilience bagi negara-negara anggota Colombo Plan. Kegiatan berlangsung di Kampus Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (STMKG), Tangerang, pada 24–30 Agustus 2025, setelah sebelumnya dilaksanakan sesi daring pada 11–15 Agustus 2025.
Program ini diikuti oleh 15 peserta internasional dari Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Laos PDR, Malaysia, Maldives, Myanmar, Pakistan, dan Filipina, serta dua peserta dari Indonesia. Kegiatan ini dirancang untuk memperkuat kapasitas negara-negara anggota Colombo Plan dalam memanfaatkan layanan iklim guna mendukung ketahanan sektor pangan, energi, air, dan kesehatan, sekaligus menutup kesenjangan sistem peringatan dini di kawasan.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, dalam sambutannya menekankan pentingnya layanan iklim dalam pengambilan keputusan dan pembangunan berkelanjutan. “Menutup kesenjangan peringatan dini bukan hanya kebutuhan teknis, melainkan juga tanggung jawab moral untuk melindungi kehidupan, menjamin mata pencaharian, dan memastikan tidak ada yang tertinggal,” ujarnya. Ia juga mendorong para peserta untuk saling berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam penerapan sistem peringatan dini berbasis iklim di negara masing-masing.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Colombo Plan ke-8, Benjamin P. Reyes, mengapresiasi kerja sama berkelanjutan Indonesia dalam mendukung program peningkatan kapasitas sejak 2016. Ia menegaskan bahwa inisiatif ini tidak hanya memperkuat ketahanan iklim, tetapi juga menjadi wadah pertukaran praktik terbaik antarnegara. “Dengan pengetahuan, metodologi, dan alat yang diberikan melalui pelatihan ini, kami berharap peserta dapat memperkuat ketahanan iklim di negaranya masing-masing sekaligus mendukung inisiatif global Early Warning for All,” kata Reyes.
Mewakili Pemerintah Indonesia, Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Sekretariat Negara, Noviyanti, menegaskan pentingnya kolaborasi dan semangat berbagi antarnegara anggota Colombo Plan. Ia menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen Indonesia dalam kerangka South-South and Triangular Cooperation (SSTC) untuk memperkuat ketahanan iklim global. “Informasi iklim bukan sekadar data, melainkan alat berharga untuk membangun keputusan yang bijak dan berpandangan jauh ke depan,” tuturnya.
Program yang menggabungkan pembelajaran daring dan tatap muka ini diharapkan dapat memperkuat jaringan kolaborasi internasional, sekaligus menghasilkan rencana aksi konkret bagi negara peserta. Selama sepekan, para peserta akan mempelajari teknologi prediksi iklim sub-musiman hingga musiman, pemanfaatan layanan iklim dalam sektor vital, serta pengembangan sistem peringatan dini yang lebih inklusif.