
Kembali ke Berita Utama
Dukung Keselamatan Penerbangan Global, BMKG Buka Pelatihan Capacity Building Meteorologi Penerbangan untuk Guinea
15 September 2025
Fahmi Dendi Saputra
Berita Utama

Jakarta, 15 September 2025 – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara resmi membuka Pelatihan Capacity Building Meteorologi Penerbangan untuk Guinea, Senin (15/9). Kegiatan ini merupakan kerja sama BMKG dengan Indonesia AID, sekaligus wujud kontribusi Indonesia dalam mendukung peningkatan layanan meteorologi penerbangan di tingkat global.
Direkur Meteorologi Penerbangan, Achadi Subarkah Raharjo menyampaikan rasa syukur serta kehormatan dapat menyambut peserta dari Guinea dalam program internasional ini. Beliau menegaskan pentingnya layanan meteorologi penerbangan di tengah meningkatnya risiko cuaca ekstrem yang dapat mengganggu keselamatan dan efisiensi penerbangan.
“Cuaca ekstrem seperti badai petir, turbulensi, kabut, hingga abu vulkanik dapat berdampak besar pada keselamatan dan kelancaran navigasi udara. Karena itu, informasi cuaca yang akurat dan tepat waktu mutlak dibutuhkan. Layanan meteorologi penerbangan membutuhkan tenaga ahli yang terampil, tidak hanya menguasai pengamatan dan prakiraan, tetapi juga mampu menyampaikan informasi secara efektif kepada pilot maupun pengatur lalu lintas udara,” ujarnya.
Beliau menambahkan bahwa pelatihan berkelanjutan dan pengembangan kompetensi merupakan kunci dalam menjawab tantangan penerbangan modern yang semakin kompleks. Program peningkatan kapasitas ini diharapkan mampu menjembatani kesenjangan kompetensi, khususnya untuk mendukung layanan penerbangan di Guinea.
Senada dengan itu, Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia MKG, Adityawarman, menyampaikan ucapan selamat datang kepada para peserta, pelatih, serta tamu undangan. Ia menekankan bahwa program ini merupakan bentuk nyata dari komitmen BMKG dalam memperkuat kerja sama internasional.
“Kegiatan capacity building ini akan berlangsung mulai 15 September hingga 10 Oktober 2025 di BMKG-WMO Regional Training Center Indonesia, Citeko, Bogor, serta Stasiun Meteorologi Kelas I Soekarno-Hatta, Tangerang. Tujuannya adalah meningkatkan keterampilan dan pengetahuan personel meteorologi penerbangan Guinea agar mampu mendukung kualitas, keselamatan, dan efisiensi operasi penerbangan sesuai standar ICAO,” jelas Adityawarman.
Sebanyak 11 peserta dari Layanan Meteorologi Guinea mengikuti program yang dirancang dengan kombinasi teori dan praktik, meliputi kuliah, diskusi kelompok, simulasi, hingga praktik langsung di stasiun meteorologi operasional BMKG. Peserta juga akan memperoleh pengalaman nyata dalam pemantauan cuaca penerbangan, teknik prakiraan, serta penggunaan sistem meteorologi modern.
Di akhir program, para peserta diharapkan mampu mengimplementasikan peningkatan layanan meteorologi penerbangan di Guinea, mulai dari akurasi prakiraan, penyampaian informasi cuaca yang lebih efektif kepada pemangku kepentingan, hingga penerapan standar operasional sesuai kerangka kerja global ICAO.
Adityawarman menyampaikan apresiasi kepada seluruh pelatih, fasilitator, dan narasumber BMKG yang berkontribusi dalam menyukseskan program ini, serta partisipasi aktif dari peserta Guinea. “Kami berharap ilmu dan keterampilan yang diperoleh melalui pelatihan ini menjadi fondasi kokoh bagi peningkatan berkelanjutan layanan meteorologi penerbangan di Guinea,” pungkasnya.