
Kembali ke Berita Utama
BMKG Pamerkan Teknologi Peringatan Dini di EDRR Indonesia 2025, Dorong Aksi Dini untuk Semua
13 August 2025
Dimas Bayu Sajiwo
Berita Utama

Jakarta, 13 Agustus 2025 – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjadi salah satu partisipan dalam Emergency and Disaster Risk Reduction (EDRR) Indonesia 2025 yang berlangsung di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada 13–15 Agustus 2025.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati turut hadir dalam pembukaan pameran EDRR 2025 bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, CEO Seven Event Andy Wismarsyah, serta Vice President Shanghai International Exhibition (Group) Co., Ltd (SIEC) Fio Bai.
Dalam pameran ini, BMKG memamerkan beragam inovasi, teknologi mutakhir, dan Alat Operasional Utama (Aloptama) yang mendukung sistem peringatan dini gempa bumi, tsunami, dan cuaca ekstrem. Mengusung tema selaras dengan peringatan HUT ke-78 HMKG, yakni “Peringatan Dini untuk Semua, Aksi Dini oleh Semua”, BMKG mengajak masyarakat untuk tidak hanya menerima informasi peringatan, tetapi juga segera mengambil langkah penyelamatan diri.
“PR bersama kita adalah menggerakkan masyarakat untuk segera bertindak setelah menerima peringatan. Misalnya, menjauh dari lokasi rawan atau mengamankan diri sebelum bencana terjadi. Karena itu, BMKG terus berkoordinasi dengan Menko PMK, BPBD, hingga pemerintah daerah untuk memastikan langkah antisipasi berjalan. Masyarakat pun perlu didampingi dan dikawal dalam melakukan aksi dini,” ujar Dwikorita.
Dwikorita menambahkan, melalui aplikasi InfoBMKG, masyarakat dapat memantau prakiraan cuaca secara spesifik hingga tingkat desa atau kecamatan. BMKG juga mengirimkan SMS otomatis kepada warga yang berada di wilayah berpotensi terdampak cuaca ekstrem. Informasi ini disebarluaskan pula melalui media sosial, situs web BMKG, televisi, radio, dan kanal BNPB.
Untuk itulah, di booth BMKG di Q20, Hall A2, menampilkan langsung cara kerja sensor berteknologi tinggi yang terintegrasi dengan jaringan pemantauan nasional, serta proses penyebaran informasi peringatan dini hanya dalam hitungan menit.
Senada dengan Dwikorita, Menko PMK Pratikno menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang harus hidup berdampingan dengan bencana. Setiap tahun, rata-rata terjadi sekitar 5.000 kejadian bencana.
“Perubahan iklim membuat dampak bencana semakin berat dan kompleks. Namun, berkat inovasi, industrialisasi, digitalisasi, hingga kecerdasan buatan (AI), kita punya peluang besar untuk meningkatkan kapasitas penyelamatan nyawa. AI bahkan dapat memprediksi potensi bencana dengan akurasi tinggi. Inilah saatnya memanfaatkan teknologi baru untuk memperkuat mitigasi bencana,” ujar Pratikno dalam sambutannya.
Lebih lanjut, Pratikno, juga menekankan pentingnya kolaborasi internasional, termasuk dengan Tiongkok, bukan hanya untuk membeli produk, tetapi juga untuk menciptakan teknologi baru bersama.
“Dengan ribuan bencana setiap tahun, Indonesia adalah tempat strategis untuk menguji dan mengembangkan teknologi mitigasi bencana. Saya berharap EDRR menjadi ajang pembelajaran, pengembangan inovasi, dan industri yang berorientasi pada keselamatan manusia,” tambahnya.
Selain pameran, EDRR 2025 menghadirkan Focus Group Discussion (FGD) bertema Early Warning for All, yang mempertemukan BMKG, BNPB, Badan Geologi, DPR RI, UNOCHA, akademisi, dan praktisi kebencanaan. Forum ini menjadi ajang kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, lembaga internasional, akademisi, dan masyarakat.
Selama tiga hari, para pemangku kepentingan, pelaku industri, inovator, dan pakar dari berbagai negara akan berbagi pengetahuan, memamerkan teknologi terobosan, serta membangun kemitraan demi masa depan yang lebih aman dan tangguh.
EDRR 2025 juga menyuguhkan workshop, seminar edukasi kebencanaan, serta pameran teknologi penanganan bencana yang berlangsung secara hybrid, baik di lokasi pameran maupun melalui siaran langsung di YouTube.